Gaya Lincah Susi Berselancar di Tengah Laut Natuna

Metrobatam, Natuna – Saat itu waktu menunjukkan jam 15.30 WIB di Kota Ranai, Kabupaten Natuna, sebuah kabupaten dari Provinsi Kepulauan Riau yang lokasi paling utara di selat Karimata, dan bersebelahan langsung dengan wilayah negara Vietnam dan Kamboja. Matahari sore di Natuna saat itu sedang terik-teriknya bersiap menyambut petang untuk tenggelam.

Namun tampaknya waktu ini merupakan momen yang sangat tepat dimanfaatkan oleh seorang Menteri Kelautan dan Perikanan, Susi Pudjiastuti untuk melepas penat dari pekerjaan yang belakangan sangat padat di Jakarta. Susi sendiri sedang berada di Natuna untuk melakukan kunjungan kerja ke Sentra Kelautan dan Perikanan Terpadu (SKPT) yang saat ini tengah dibangun di Natuna.

Berdasarkan pantauan detikFinance di lokasi, Sabtu (5/8), bersama dengan cucunya, Arman Hilmansyah, staf khususnya Fika Fawzia dan dikawal oleh beberapa anggota Komando Pasukan Katak (Kopaska), Susi bersiap menuju Pulau Senoa, salah satu rangkaian pulau di Kabupaten Natuna, untuk melakukan olahraga air.

Dengan menggunakan perahu sea rider milik TNI AL, Susi dan rombongan tampak semringah menyusuri lautan yang sangat biru dan jernih itu menuju Pulau Senoa. Di perahu tersebut, Susi tampak menggunakan pakaian renang bercorak hitam putih, lengkap dengan kaca mata hitam dan membawa 3 buah papan selancar atau paddle board.

Bacaan Lainnya

Setelah sekitar 15 menit menyusuri laut dari dermaga menuju Pulau Senoa, Susi dan rombongan tak membuang waktu lama untuk langsung mencicipi birunya laut Natuna dan melakukan olahraga paddle board, olahraga surfing menggunakan dayung yang tengah populer satu tahun terakhir.

Di bawah sinar matahari yang cukup pekat dan hamparan air laut yang sangat bening nan asin, Susi tampak sangat bersemangat mengayuh dayung yang digunakannya di atas papan selancar atau paddle board miliknya tersebut. Berkali-kali Ia ayunkan dayung tersebut setiap menitnya sambil tertawa.

“Saya mau jadi Menteri Perikanan Natuna saja,” ujar Susi sambil mengayuh papan selancarnya dengan semangat.

Susi pun mempertontonkan kebolehannya dalam melakukan olahraga yang disebut paddling tersebut. Tak mudah seharusnya bagi seorang wanita berusia lebih dari setengah abad mengayunkan dayung, penuh dengan keseimbangan di tengah ombak laut dan angin yang kencang.

Beberapa kali, pemilik maskapai Susi Air tersebut bahkan menantang para anggota Kopaska dan juga media yang datang bersamanya untuk melakukan paling tidak sama jagonya dengan yang dia lakukan di atas paddle board.

“Ayo, siapa yang menang. Yang enggak menang, saya tenggelamin,” ujar Susi berseloroh dengan jargon andalannya tersebut.

Susi juga tak ragu menawarkan dirinya untuk mengajari bagaimana bermain paddle board yang benar, sehingga bisa berjalan di atas air dengan seimbang.

“Diajari tuh. Enak kan. Jalan di atas air. Life is good,” ucapnya sambil tertawa.

“Miring kanan, miring kiri. Badannya harus lurus. Pegang, lihat ke depan, jangan lihat ke bawah. Rileks saja. Lihat ke depan, jangan lihat kakinya. Kalau kaki dilihatin, nanti jatuh. Saya juga jatuh awalnya belajar, kalau engak pernah jatuh ya enggak bisa,” ungkapnya.

Aksi Paddling Susi PudjiastutiAksi Paddling Susi Pudjiastuti Foto: Eduardo Simorangkir-detikFinance

Wanita kelahiran Pangandaran tersebut juga tak lupa mengingatkan kepada warga setempat yang sedang menonton aksinya di tengah laut untuk tidak membuang sampah plastik ke laut. Bahkan Ia mengimbau, agar para pengunjung yang datang ke Pulau ini tak membawa barang plastik agar tak ada kesempatan untuk sampah plastik tercecer ke laut.

“Kalau yang kemping juga sampahnya dibersihin dong. Harusnya enggak boleh bawa plastik ke pulau, nanti pulaunya isinya plastik semua,” tutur Susi.

Susi mengaku senang bisa berenang dan melepas penat dengan cara seperti ini. Hal ini menurutnya tak bisa ditemukan di Jakarta. Hampir 3 jam hingga matahari terbenam Ia habiskan waktu bermain paddle board, berenang, sambil sesekali santai di atas papan selancarnya tersebut.

Di papan selancar atau paddle board tersebut, lengkap diisi oleh buah-buahan yang bisa Ia santap saat beristirahat dan juga air hangat dan kopi yang ia bisa seduh untuk dinikmati di tengah laut.

“Ini enak kan di tengah laut, santai, airnya jernih, hangat. Tidak usah mandi nanti dari sini, airnya kan jernih begini,” tukas Susi. (mb/detik)

Pos terkait