Kebakaran Hutan Lindung Batang Ulak Ancam Kawasan Margasatwa Rimbang Baling

JIBI/SOLOPOS/ Sunaryo Haryo Bayu Petugas gabungan TNI. Polri, Perhutani, BPBD, dan warga berjibaku untuk memadamkan api yang membakar hutan di atas pemukiman warga di Cemorosewu, Magetan, jatim dengan peralatan seadanya, Senin (26/10). Meski disemprot dengan air tetapi bara api sulit dipadamkan karena kebakaran terjadi di kawasan gambut dan berbatu.

Metrobatam, Kampar – Kebakaran hebat melanda hutan lindung di Batang Ulak, Kampar Kiri, Kabupaten Kampar, Riau. Medan yang sulit, membuat tim satgas kesulitan menjinakan si jago merah.

Kebakaran di Hutan Batang Ulak ini mengancam kawasan Suaka Margasatwa Rimbang Baling karena lokasinya berdekatan. Kebakaran disana terjadi akibat perambahan besar-besaran.

“Kebakaran disana sudah terjadi sejak 7 Oktober 2016. Kami susah mencapai lokasi karena medan yang sulit,” kata Kepala Bidang Logistik dan Kedaruratan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kampar, M Nasir, Kamis (20/10).

Selain hutan lindung, kebakaran juga merambah Dusun Empat Desa Tanjung Permai, Kampar Kiri.

Bacaan Lainnya

“Total luas area yang terbakar ada 58 hektare (ha), terdiri dari 10 ha hutan lindung dan 48 ha lahan masyarakat. Lahan milik warga yang terbakar adalah kebun karet,” tandasnya.

Nasir menambahkan, tim dari TNI/Polri dibantu dengan 36 orang dari perusahaan swasta sudah sepekan berusaha menjangkau lokasi. Namun medannya cukup sulit karena berkontur perbukitan yang sempit dengan ketinggian 1.500 feet.

“Di lokasi tingkat kemiringan rata-rata sekira 45 derajat sampai 65 derajat, hal ini sangat menyulitkan tim darat kami. Selain itu sumber air yang relatif jauh mencapai 2 kilometer dari sumber kebakaran tutur menyulitkan. Jadi praktis tim darat harus kerja ekstra,” kata Humas Public Relations Sinarmas Forestry, Nurul Huda.

Satgas udara sampai hari ini belum bisa mengirim udara karena helikopter dari BNPB masih dalam perbaikan. “Kami mengirim dua helikopter jenis super puma dan heli jenis B3 PK-DAM untuk membantu pemadaman dari udara,” tukas Nurul.(mb/okezone)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *