Polisi Selidiki Dugaan Makar Mahasiswa Papua di Surabaya

Metrobatam, Jakarta – Kepolisian Resor Kota Besar (Polrestabes) Surabaya menyelidiki dugaan kasus makar oleh mahasiswa asal Papua di Surabaya, Jawa Timur. Itu dilakukan setelah terjadi insiden penolakan pengibaran bendera merah putih di asrama (mess) tempat mereka tinggal, Jalan Kalasan.

Pada Rabu (14/8) malam, Polrestabes Surabaya mengerahkan personel untuk menggeledah asrama tersebut. Selain itu, puluhan penghuninya diangkut menggunakan truk ke Markas Polrestabes Surabaya untuk diperiksa lebih lanjut.

“Ada beberapa perkara yang kami selidiki. Salah satunya dugaan aktivitas gerakan makar di dalam mess tersebut yang terindikasi dari penolakan pengibaran bendera merah putih di depan mess mereka tadi siang,” ujar Kepala Polrestabes Surabaya Komisaris Besar Rudi Setiawan di Surabaya, Kamis (15/8) dini hari seperti dikutip dari Antara.

Selain itu, dia menegaskan, pihaknya juga menyelidiki perkara penganiayaan menggunakan senjata tajam sejenis parang yang diduga dilakukan salah seorang penghuni asrama terhadap seorang warga hingga terluka, menyusul terjadi insiden penolakan pengibaran bendera merah putih pada Rabu (15/8) siang.

Bacaan Lainnya

“Kami selidiki semua perkara itu satu per satu,” katanya lagi.

Pengerahan personel Polrestabes Surabaya ke asrama mahasiswa asal Papua di Jalan Kalasan Surabaya semalam, lanjut Rudi, salah satunya untuk mencari barang bukti senjata tajam yang digunakan melukai seorang warga yang tadi siang turut menganjurkan pengibaran bendera merah putih di sana.

Dia menjelaskan anjuran pengibaran bendera merah putih terhadap penghuni mess mahasiswa asal Papua di Jalan Kalasan Surabaya itu, dilakukan sejumlah pemuda di Surabaya pada kemarin siang. Itu, katanya, dilakukan para pemuda menindaklanjuti imbauan pemerintah dalam rangka memperingati Hari Kemerdekaan Republik Indonesia, mulai 14-18 Agustus.

Kemudian, dari hasil penggeledahan polisi di asrama semalam ditemukan barang bukti senjata tajam sejenis parang. Polisi kemudian memerintahkan seluruh penghuni asrama naik ke atas truk polisi untuk dibawa ke Markas Polrestabes Surabaya.

Saat dibawa menggunakan truk polisi ke Markas Polrestabes Surabaya, para mahasiswa Papua itu terdengar bersahut-sahutan meneriakkan “Papua Merdeka”.

“Satu per satu mereka akan kami mintai keterangan, baik terkait kasus penganiayaan akibat insiden penolakan pengibaran bendera maupun dugaan gerakan makar,” ujar Kombes Rudi. (mb/cnn indonesia/antara)

Pos terkait