SBY Ingin Capres Gamblang, BPN-TKN Minta Tambah Durasi Debat

Metrobatam, Jakarta – Presiden keenam RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) meminta agar para calon presiden-calon wakil presiden bisa memaparkan secara gamblang dalam debat Pilpres 2019 apa yang akan dilakukan jika nantinya terpilih.

Meski demikian, pemaparan para pasangan calon itu terhambat dengan durasi debat yang disebut terlalu pendek.

“Harapan saya kepada Pak Jokowi dengan tim beliau dan Pak Prabowo dengan tim beliau, kalau berdebat berikan segamblang-gamblangnya kepada rakyat kita apa yang akan dilakukan jika kelak menjadi presiden,” kata SBY, yang juga Ketua Umum Partai Demokrat, di sela rangkaian kegiatan kunjungan ke Sumut dan Aceh, Senin (21/1).

Debat capres-cawapres rencananya kembali akan digelar di Hotel Sultan Jakarta, 17 Februari 2019 dengan tema energi, pangan, sumber daya alam, lingkungan hidup, dan infrastruktur.

Bacaan Lainnya

SBY juga berharap agar masing-masing paslon, harus mampu mengejawantahkan konsep-konsep tersebut. Walhasil, rakyat bisa memilih dengan dasar konsep yang ditawarkan.

“Rakyat pengen mendengar sejelas-jelasnya. Kalau itu didengar oleh rakyat, pastilah rakyat dengan mudah tahu siapa yang akan dipilih,” sambungnya.

Sementara itu, Sekjen Partai Demokrat Hinca Panjaitan mempersilahkan jika masing-masing paslon ingin berdiskusi dengan SBY. Sebab SBY punya pengalaman dua kali debat dan memenangkan kontestasi.

“Kita berharap debat capres berikutnya bisa memberikan kualitas lebih baik. Kalau mau belajar ke Pak SBY yah silahkan saja,” kata dia.

Terpisah, Juru Bicara Badan Pemenangan Nasional (BPN) calon presiden dan calon wakil presiden Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, Dian Islamiati Fatwa, meminta Komisi Pemilihan Umum (KPU) memberi kelonggaran waktu dalam debat.

Pihaknya mengaku tak puas dengan sempitnya waktu yang diberikan kepada kedua paslon saat menyampaikan paparan dan jawaban pertanyaan di debat itu.

“Secara teknis kita masih belum puas pada persoalan waktu, kita menginginkan supaya diperlonggar waktunya,” kata Dian di Rumah Sriwijaya, Jakarta Selatan, Senin (21/1).

Senada, Juru Kampanye Nasional BPN Miftahul Sabri menyebut pembatasan waktu yang diberikan KPU justru membuat diskusi kedua pasangan calon tak sesuai.

Bahkan kata dia, isu yang harusnya diangkat pun jadi tak berhasil digarap utuh. “Batasan waktu membuat diskusi enggak berhasil, karena belum selesai tema dibahas malah sudah habis waktunya,” kata Miftah di tempat yang sama.

Bahkan, kata dia, kedua moderator pun tugasnya hanya seperti pengatur waktu bukan penengah debat.

“Mbak Ira dan Mas Imam juga kasihan, malah kaya time keeping, padahal kan dia moderator bukan penjaga jam,” katanya.

Di samping itu, Miftah pun meminta agar jumlah penonton debat di dalam ruangan bisa dikurangi.

“BPN inginkan perubahan format, yang kita harapkan kaya di Amerika saja, di dalam Studio TV hanya 50 orang di dalam. 50 orang itu keluarga inti kandidat saja selebihnya panelis di moderatori senior jurnalis yang pertanyaan di titip ke dia enggak boleh ada pengunjung cuma di fasilitasi saja,” katanya.

Di pihak lain, Juru Bicara TKN Abdul Kadir Karding menyatakan, berdasarkan evaluasinya, durasi waktu debat dirasa sangat sempit bagi debat capres-cawapres.

Ia lantas meminta KPU untuk mengakomodasi durasi debat yang lebih panjang agar pembahasan kedua paslon lebih komprehensif.

“Waktu terlalu sempit juga jadinya tergesa-gesa, pilihan katanya juga tidak kreatif gitu ya. Tapi kalau ada tambahan waktu untuk dialog itu akan lebih menarik,” kata dia. (mb/cnn indonesia)

Pos terkait