10 Mahasiswa Ini Mengolah Kulit Pisang Menjadi Kerupuk

Kulit pisang biasanya terbuang dan akhirnya menjadi sampah. Namun, oleh 10 mahasiswa Institut Informatika dan Bisnis (IBI) Darmajaya Lampung, “sampah” ini justru diolah menjadi penganan ringan dan lezat berupa kerupuk kulit pisang atau “Kusang”.

Mereka adalah Ganda Syahertian R, M Indrawan Zikrillah, Mutia, Imelda Intan P, I Komang Reka S, Rosma Wati, Eka Prabawanti, Desi Septiani, Muhammad Mahbub, dan Vincencia YH,

Ganda di Bandarlampung, Senin (12/9) mengatakan, ide kreatif tersebut muncul ketika mereka menjalankan Program Kerja Pengabdian Masyarakat (PKPM) di Pekon Tambahrejo Barat, Kecamatan Gadingrejo, Kabupaten Pringsewu pada 5 Agustus hingga 5 September lalu.

Menurut dia, Pekon Tambahrejo Barat memiliki potensi hasil perkebunan buah pisang yang cukup melimpah. Masyarakat sekitar memanfaatkan buah tersebut dengan dijual secara langsung maupun diolah menjadi keripik dan penganan lainnya, sedangkan kulitnya terbuang dan menjadi sampah.

Bacaan Lainnya

“Padahal, kulit pisang ternyata memiliki kandungan gizi yang bermanfaat bagi tubuh di antaranya protein, kalsium, zat besi, fosfor, vitamin B, dan C. Karena itu, kami berinisiatif mengolah kulit pisang menjadi kerupuk,” ujarnya.

Mahasiswa Jurusan Teknik Informatika IBI Darmajaya itu menjelaskan cara pembuatan kerupuk kulit pisang itu.

Pertama, pengupasan kulit pisang dan pencucian. Lalu, kulit pisang direndam air kapur selama 20 menit untuk menghilangkan getahnya.

Kemudian kulit pisang dikukus, dilanjutkan dengan penghalusan, pencampuran tepung, dan bumbu lalu dicetak.

Hasil cetakan kerupuk kulit pisang dijemur atau dioven untuk menghilangkan kadar airnya agar renyah saat digoreng. Setelah digoreng, kerupuk dikemas dan dilengkapi label yang didesain menarik. Produk ini dijual seharga Rp 10.000 per 250 gram.

“Kami telah melatih ibu-ibu anggota PKK cara pembuatan produk ini. Tak hanya itu, kami juga membekali masyarakat Pekon Tambahrejo Barat dengan pelatihan kewirausahaan, manajemen keuangan, dan pengenalan e-Commerce,” kata dia.

Ia berharap masyarakat bisa termotivasi untuk berwirausaha dengan produk kerupuk kulit pisang yang bisa menjadi oleh-oleh khas Pekan Tambahrejo Barat dan dapat dipromosikan secara online untuk memperluas pangsa pasar.

Dosen Pembimbing Lapangan PKPM IBI Darmajaya Linda Septarina MM mengapresiasi ide kreatif mahasiswanya tersebut.

Ia menerangkan, IBI Darmajaya secara rutin menyelenggarakan PKPM setiap semester dengan tujuan memberikan kesempatan bagi mahasiswa untuk memperoleh proses belajar, dan pengalaman berinteraksi, bersosialisasi di tengah masyarakat serta berbagi ilmu yang dimiliki dari perkuliahan kepada masyarakat.

“Produk Kusang yakni kerupuk kulit pisang itu menjadi salah satu inovasi produk ekonomi kreatif yang dapat memajukan usaha kecil menengah di Pekon Tambahrejo Barat. Semoga ide usaha ini bisa terus dilanjutkan desa itu untuk membentuk masyarakat yang mandiri, kreatif, paham IT, dan sejahtera,” katanya. (mb/kompas)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *