2 WN Vietnam Dipenggal, Duterte Ingin Makan Abu Sayyaf Hidup-hidup

Manila – Presiden Filipina Rodrigo Duterte mengancam akan memakan hidup-hidup anggota kelompok militan Abu Sayyaf. Seruan ini dilontarkan setelah Abu Sayyaf memenggal dua pelaut Vietnam yang disandera sejak beberapa bulan lalu.

Jenazah dua sandera asal Vietnam itu ditemukan tentara Filipina di wilayah Mindanao bagian selatan, pada Rabu (5/7) waktu setempat. Kedua warga Vietnam itu diculik Abu Sayyaf, bersama empat awak kapal kargo Vietnam lainnya, pada November 2016.

“Saya akan memakan hati kalian jika Anda ingin saya melakukannya. Beri saya garam dan cuka dan saya akan makan di hadapan Anda semua,” tutur Duterte dalam pernyataannya di hadapan para pejabat lokal di Manila, seperti dilansir AFP, Kamis (6/7).

“Saya akan memakan semuanya. Saya tidak pilih-pilih. Saya bahkan memakan apa yang tidak bisa ditelan,” imbuhnya.

Bacaan Lainnya

Dengan nada marah, Duterte memaki militan yang mendalangi pemenggalan itu. Duterte bahkan menunjukkan foto jenazah dua sandera Vietnam usai dipenggal Abu Sayyaf kepada otoritas setempat.

“Akankah kita membiarkan diri kita diperbudak oleh orang-orang ini? Anak pelacur,” tegas Duterte.

Duterte (72) memerintahkan operasi militer melawan Abu Sayyaf dan kelompok militan lainnya di Filipina bagian selatan, sejak tahun lalu. Abu Sayyaf awalnya merupakan kelompok militan yang dibentuk dengan suntikan dana jaringan Al-Qaeda tahun 1990-an. Kelompok itu kemudian terpecah-pecah menjadi beberapa faksi, dengan beberapa faksi aktif dalam praktik penculikan dengan minta uang tebusan dalam jumlah besar.

Duterte yang dikenal kontroversial ini memang kerap menggunakan bahasa yang ekstrem dalam pernyataannya, khususnya saat berbicara soal militan. Tahun lalu, Duterte menyatakan akan memakan hidup-hidup militan Abu Sayyaf setelah terjadi pengeboman di Davao, kampung halamannya.

Dituturkan Duterte, bahwa otoritas Vietnam telah mengungkapkan kekhawatirannya soal serangkaian penculikan warga negara asing, termasuk warga Vietnam, oleh Abu Sayyaf. Kekhawatiran itu diungkapkan otoritas Vietnam saat Duterte berkunjung ke Hanoi, tahun lalu.

Pada Rabu (5/7) waktu setempat, Kementerian Luar Negeri Vietnam mengecam pemenggalan kedua warganya oleh Abu Sayyaf. Vietnam menyerukan ‘hukuman berat’ untuk kelompok militan di balik pemenggalan itu.(mb/detik)

Pos terkait