Tahun ini, Kemensos Target Dirikan 300 e-Warung

Metrobatam, Mojokerto – Tahun ini, Kementerian Sosial (Kemensos) memasang target akan meluncurkan 300 unit e-Warung di tanah air. Sistem penyaluran bantuan sosial berbasis non tunai itu untuk mencegah distribusi yang tak tepat kualitas dan kuantitas. Selain bisa dikonversi ke gula, minyak goreng, dan tepung terigu, bansos sedang diupayakan untuk bisa dikonversi dengan gas elpiji 3 Kg.

Setelah Sidoarjo dan Malang, Kota Mojokerto menjadi sasaran peluncuran aplikasi e-Warung. Sedikitnya 851 rumah tangga miskin penerima program keluarga harapan (PKH) dan 5.100 keluarga penerima beras rakyat sejahtera (Rastra) di Kota Onde-onde bakal bisa menikmati Kartu Bisa.

Peluncuran e-Warung di Kelurahan Blooto, Kecamatan Prajurit Kulon sore tadi, Sabtu (30/7), dihadiri langsung Mensos Khofifah Indar Parawansa. Dia menjelaskan, program e-Warung ini menggandeng Bank BNI sebagai penyedia sistem belanja non tunai bagi penerima bansos. Sementara Bulog sebagai penyedia kebutuhan pokok yang dijual di e-Warung.

“Bayarnya endak pakai duit, tapi pakai kartu Bisa. Jatah uang senilai rastra Rp 110.000, tak hanya bisa membeli beras, tapi juga gula, minyak goreng, dan tepung terigu. Itu kelebihan e Warung,” kata Khofifah.

Bacaan Lainnya

Peluncuran e Warung sendiri, lanjut Khofifah, dilatarbelakangi permasalahan penyaluran bansos yang tak tepat sasaran, baik secara kuantitas, kualitas, dan waktu. Seperti adanya budaya ‘Bagito’ atau bagi rata yang terjadi di Jatim dan Jateng. Rastra yang seharusnya diterima setiap rumah tangga miskin sebanyak 15 Kg itu dibagi rata dengan warga yang tergolong mampu.

“Hari ini kami masih dengar rastra di Sulsel, Riau masih ada batu, kutu. Dengan e Warung, penerima rastra bisa pilih beras, mereka bisa konversi bantuan pangan ke gula, minyak goreng dan tepung. Harga di e warung jauh lebih murah,” terangnya.

Dengan begitu, kata Khofifah, setiap penerima bansos bisa datang langsung ke e Warung untuk belanja kebutuhan pokok sesuai saldo di Kartu Bisa. Hanya saja, terdapat sedikit kendala pada penerapan aplikasi ini. Mayoritas penerima bansos belum bisa menggunakan kartu Bisa.

Hal itu terkuak saat Mensos berdialog langsung dengan penerima PKH di kantor Kelurahan Blooto. Sebagian besar ibu-ibu mengaku awam dengan fasilitas perbankan sejenis kartu ATM itu.

“Masyarakat dengan ekonomi terendah diberi fasilitas untuk akses ATM supaya tak gaptek atau gagap teknologi,” cetusnya.

Elpiji 3 kg
Kendati begitu, menurut Khofifah, saat ini pihaknya sedang mengupayakan agar elpiji 3 Kg juga masuk di e Warung. Sehingga penerima bansos bisa mengkonversi dana PKH maupun rastra dengan tabung melon itu.

“Elpiji 3 Kg kami upayakan terintegrasi ke e Warung, listrik daya 900 Kva ke bawah juga dientgrasikan ke e Warung. Masih kami koordinasikan dengan kementerian BUMN,” pungkasnya.

Walikota Mojokerto Mas’ud Yunus menambahkan, penduduk miskin di wilayahnya mencapai 6,3℅ dari jumlah penduduk 138.624 jiwa, atau sekitar 8.733 jiwa. Sejauh ini, 851 rumah tangga miskin telah menerima bansos PKH. Sementara penerima rastra mencapai 5.100 keluarga.

Menanggapi persoalan penerima bansos yang masih gaptek, Mas’ud berjanji bakal intens melakukan sosialisasi. “Dengan adanya e Warung, mereka tidak akan gaptek lagi. e Warung akan memberikan edukasi,” tandasnya.

Peluncuran e Warung tahun ini ditargetkan sebanyak 300 unit. Sementara tahun depan, jumlah itu akan ditambah hingga 3.000 unit di seluruh Indonesia.(mb/detik)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *