Bahrun Naim Siapkan Rencana Teror di Indonesia secara Rapi

Metrobatam, Jakarta – Sebanyak tiga orang terduga teroris jaringan Bahrun Naim berhasil ditangkap Densus 88 antiteror di sejumlah lokasi yang berbeda. Bahkan, kelompok teror yang telah berbaiat dengan ISIS ini akan menyerang simbol-simbol negara di akhir tahun.

Pengamat terorisme dari Universitas Indonesia (UI) Ridwan Habibi mengatakan, Bahrun Naim telah menyiapkan rencana teror untuk Indonesia secara rapi, meskipun dirinya tengah berada di Suriah.

“Jadi memang Bahrun Naim telah menyiapkan rencana secara rapi,” kata Ridwan saat berbincang dengan Okezone, Senin (28/11).

Bahrun telah mengirimkan edaran berupa file berbentuk PDF lewat media sosial kepada para simpatisannya yang berada di Indonesia. “Sudah ada edaran pembuatan bom dengan cara manual dan cara bergerilya, serta teknik menyerang dan teknik berlari yang dibuat oleh Bahrun Naim. Semua disebarluaskan dengan file PDF lewat media sosial,” terang ridwan.

Bacaan Lainnya

Ia menambahkan, file-file yang diedarkan oleh pentolan ISIS asal Indonesia itu juga menjelaskan cara meracik bom berkekuatan berdaya ledak tinggi dengan bahan kimia seperti trinitrotoluena (TNT), royal demolition explosive (RDX), heksametilendiamin peroksida (HMTD) hingga bahan peledak alco.

“Jadi kalau berhasil itu kekuatannya ibarat sama dengan nuklir kecil dan memang sudah ada rumusan kimianya,” lanjut Ridwan.

“Kalau bahan-bahannya itu bisa dicari di sekitar kita dan memang pelaku harus memiliki keterampilan dalam hal kimiawi dan salah seorang pelaku yang ditangkap memang memiliki kemampuan itu, karena dia juga pernah kuliah di Fakultas Pertanian,” tuntasnya.

Polri Jangan Biarkan Medsos
Direktur Eksekutif Lembaga Kajian Strategis Kepolisian (Lemkapi) Edi Hasibuan meminta Polri terus bekerja dan menindak pelaku provokasi dengan mengeluarkan ujaran kebencian yang marak terjadi di media sosial terutama menjelang demonstrasi Bela Islam Jilid III pada 2 Desember 2016.

Mantan Komisioner Kompolnas itu mengapresiasi langkah Polri yang bekerjasama dengan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) dengan menutup sejumlah website yang kerap melakukan provokasi di balik kasus dugaan penistaan agama yang menjerat Gubernur nonaktif DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok.

“Saya kira polisi terus bergerak dan Polda Metro juga terus bekerjasama Kominfo dan itu bagus dan saya berharap polisi tidak boleh membiarkan banyak ujaran kebencian di medsos, apalagi menyampaikan pesan yang provokasi jangan biarkan itu terjadi karena menghasut,” kata Edi, Senin (28/11).

Edi menambahkan, Tim Cyber Bareskrim Polri juga harus bekerja ekstra maksimal agar medsos tak membuat gaduh terkait rencana Gerakan Nasional Pengawal Fatwa MUI (GNPF-MUI) yang akan menggelar ibadah Salat Jumat di sepanjang Jalan MH Thamrin-Sudirman, Jakarta, pada demo 2 Desember yang salah satunya menuntut agar Ahok ditangkap dan ditahan usai ditetapkan sebagai tersangka.

“Saya kira Tim Cyber sudah ada yang diproses seperti yang kemarin dan harus lebih maksimal untuk proses siapa saja yang melakukan ujaran kebencian. Apalagi melakukan fitnah karena itu membuat situasi tidak kondusif,” tegasnya.

Sementara Presiden Joko Widodo (Jokowi) berulang kali mengingatkan agar masyarakat menggunakan media sosial dengan cerdas dan menghindari aksi saling menghujat. Ia prihatin dengan penyalahgunaan medsos yang marak sekarang ini.

“Dalam tiga minggu belakangan yang ada di medsos adalah saling menghujat, ejek, memaki, fitnah, adu domba. Banyak berita bohong, itu bukan nilai Islami kita, bukan tata nilai keindonesiaan kita,” kata Jokowi saat membuka Kongres XVII Muslimat NU di Pondok Gede, Jakarta Timur, Kamis 24 November 2016.(mb/okezone)

Pos terkait