KPK Buka Sadapan Irman Gusman dengan Dirut Bulog, Ini Percakapannya

Metrobatam, Jakarta – Dirut Bulog Djarot Kusumayakti memberi keterangan terkait kasus gula impor yang menjerat eks Ketua DPD Irman Gusman. Dalam kesaksiannya, Djarot menyebut tidak mengetahui alasan Irman merekomendasikan Memi sebagai distributor gula ke Padang pada dirinya.

Djarot juga menyebut tidak mengenal Memi dan berkomunikasi dengan Memi setelah mendapat nomor telepon dari Irman Gusman.

Atas pernyataan Djarot, jaksa penuntut umum (JPU) memperdengarkan percakapan antara dia dengan Irman Gusman. Percakapan berdurasi 7 menit tersebut diperinci dengan tayangan transkrip berisi isi percakapan dan waktu detail percakapan tersebut.

Berikut garis besar isi percakapan awal antara Irman Gusman dengan Djarot yang diputar dalam persidangan dengan terdakwa Memi dan Xaveriandy Sutanto di Pengadilan Tipikor Jakarta, Selasa (15/11).

Bacaan Lainnya

Irman: “Ada permintaan dari Sumbar. Itu kan stabilitas gulanya belum pas sekali ya.”

Djarot: “Oh iya Pak.”

Irman: “Kalau bisa Pak Djarot supply kesana ya. Supply gula ke Sumbar”

Djarot: “Siap Pak”

Irman: “Asal Pak Djarot bina aja, namanya Bu Memi, sebetulnya teman lama itu.”

Djarot: “Oh begitu siap Pak”

Irman: “ini pak gubernur dukung, semua dukung, sekjen perdagangan dukung,”

Djarot: “Iya Pak nanti saya coba hubungi”

Irman: “Iya jadi nanti kalau bisa Pak Djarot bina tuh. Nanti saya kasih namanya Bu Memi, nanti saya kasih nomernya Pak Djarot.”

Djarot: “Siap Pak”

Dalam rekaman tersebut Irman juga menanyakan tentang kondisi bulog dan profit. Irman menjanjikan untuk membantu dan langsung memberi kontak Memi pada Djarot.

Setelah rekaman berakhir, JPU bertanya maksud kenapa Djarot yang selalu berkata ‘siap’ pada Irman yang bukan merupakan atasannya.

“Untuk kepada orang terhormat saya tidak memanggil nama dan berkata siap untuk menghormati,” jawab Djarot.

Dia menekankan hanya berniat baik pada eks ketua DPD tersebut meskipun itu bukan kewenangannya.

Setelah itu, JPU juga memperdengarkan rekaman pembicaraan Djarot dengan Memi selang beberapa menit setelah Djarot berbincang dengan Irman.

“Begini terkait gula saya mohon mungkin untuk Sumbar, kasih ada destinasi ke Sumbar,” ujar Memi dalam rekaman.

“Oke nanti saya telepon Pak Benhur,” kata Djarot menyanggupi hal tersebut.

Dia berkata pada Memi akan mencoba menyuruh Benhur untuk bisa menangangi impor gula tersebut. Setelah itu, Memi bertanya apakah boleh menghubungi Djarot dan Djarot memperbolehkannya.

“Kok saudara menyetujui terkait permohonan itu. Belum ngecek ke Benhur kok setuju saja sama Memi?” tanya jaksa penuntut usai mendengar rekaman perbincangan.

“Tidak ada persetujuan yang ada saya hanya ingin melaksanakan melalui Memi karena itu diluar kewenangan saya,” jawab Djarot.

Dicecar oleh majelis hakim, Djarot pun menegaskan menghubungi Memi hanya karena diberi nomer telepon oleh Irman Gusman.

“Ada enggak pengaruh yang dari tidak ingin berbuat jadi ingin berbuat? Pengaruh Irman Gusman ada enggak?” tanya Hakim Ketua Nawawi Pamulango.

“Karena beliau orang terhormat, jadi ada pengaruhnya untuk saya lakukan segera,” jawab Djarot.

Sebelumnya, dalam surat dakwaan yang dibacakan jaksa pada KPK, di Pengadilan Tipikor, Jl Bungur Besar Raya, Jakarta Pusat, Selasa (8/11), terungkap bahwa ada kongkalikong antara Irman dan Xaveriandy serta Memi.

“Saudara Irman Gusman menyampaikan kepada Dirut Bulog Djarot Kusumayakti bahwa dia merekomendasikan terdakwa (Memi) sebagai teman lamanya yang memiliki CV Semesta Berjaya sebagai pihak yang dapat dipercaya untuk menyalurkan gula impor tersebut,” ujar jaksa (8/11).

Djarot mengiyakan sampai akhirnya turunlah kuota untuk CV SB. Selanjutnya, meski Memi sempat melapor bahwa harga gula turun di Sumatera Barat menjadi Rp 11.700 dari Rp 12.100 per kg, namun pada akhirnya dia tetap menyepakati fee Rp 300 per kg kepada Irman.(mb/detik)

Pos terkait