Agum Gumelar Minta Pemerintah Tak Hanya Bubarkan HTI

Metrobatam, Jakarta – Mantan Menteri Koordinator Bidang Politik, Sosial, dan Keamanan Agum Gumelar meminta agenda pembubaran organisasi masyarakat anti-Pancasila yang diusung oleh pemerintah tidak berhenti hanya dengan membubarkan Hizbut Tahrir Indonesia.

Langkah serupa, menurut Agung, harus dilakukan oleh pemerintah terhadap ormas lain yang anti-Pancasila.

“Organisasi lain yang berhaluan seperti itu, anti-Pancasila, saya rasa harus tegas juga,” kata Agum saat ditemui di gedung Kementerian Pertahanan, Rabu (24/5).

Agum menjelaskan, pemerintah jangan sampai melakukan pembiaran terhadap organisasi-organisasi semacam itu karena ancaman yang diberikan bukan lagi ancaman fisik.

Bacaan Lainnya

Melihat gelagat selama ini, Agum merasa ancaman yang bisa diberikan oleh ormas anti-Pancasila menyerang pikiran dan hati. Dampaknya serius,

“Kita kan tak mau mengingkari para pendahulu yang berjuang mendirikan negeri ini. Jadi kalau ada orang yang berpikiran di luar ini saya rasa sudah wajib hukumnya pemerintah tegas,” kata dia.

Ketua Persatuan Purnawirawan Angkatan Bersenjata Republik Indonesia itu juga menyindir mantan menteri yang disebut-sebut anti-Pancasila.

“Itu sudah keterlaluan, apakah bekas menteri atau bekas jenderal jika sudah mengatakan anti-Pancasila maka itu keterlaluan,” ujarnya.

Pernyataan itu merespons Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo soal mantan menteri yang menyatakan ingin mengganti Pancasila dengan syariat Islam.

Tjahjo mengatakan itu saat memberikan sambutan dalam acara pembekalan kepada kepala daerah yang baru terpilih di kantor Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia kemendagri, Kalibata, Jakarta (22/5).

“Bayangkan, ada tokoh nasional, mantan menteri, komisaris BUMN besar berteriak-teriak ingin mengganti Pancasila dengan syariat Islam,” tutur Tjahjo.

Agum lantas menyinggung soal pemahaman-pemahaman yang pernah dia dapatkan selama aktif sebagai prajurit TNI.

Menurutnya, paham anti-Pancasila seperti yang dianut Hizbut Tahrir Indonesia sama sekali tak sesuai dengan semangat Sapta Marga, Sumpah Prajurit, dan Tri Brata. (mb/cnn indonesia)

Pos terkait