Defisit Anggaran, Pembangunan Stadion Berstandar Internasional di Tanjungpinang Terhambat

Metrobatm.com, Tanjungpinang – Pembangunan Stadion Sepak Bola Tanjungpinang terhambat defisit anggaran meski sempat berniat membangunnya pada 2017, kata Sekretaris Daerah Kota Tanjungpinang, Riono

“Komitmen Pemkot Tanjungpinang untuk memajukan olahraga itu sudah ada, DED sudah ada dan diajukan ke pemerintah pusat tahun 2017, dikarenakan defisit anggaran menyeluruh, Pemkot tarik kembali pengajuan itu,” tambahnya, Sabtu.

Seperti dikutip dari Antarakepri.com. Riono menjelaskan, dalam DED, pembangunan stadion sepak bola terbagi dalam tiga tahap dengan alokasi anggaran senilai Rp60 Miliar.  Untuk tahap pertama sekitar Rp20 Miliar.

“Anggaran itu untuk meninggikan arena stadion, sehingga berstandar internasional. Itu merupakan upaya untuk mengembalikan kejayaan Tanjungpinang di masa lampau,” katanya.

Bacaan Lainnya

Belakangan, tambahnya, pembangunan yang direncanakan itu, berbenturan dengan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (Amdal) lapangan sepak bola tersebut. Pemkot Tanjungpinang fokus mengatasi permasalahan banjir di kawasan pemukiman penduduk setempat melalui Balai Wilayah Sumatera Selatan (BWS).

“Dikarenakan mempengaruhi Amdal, maka Pemerintah pusat lebih memfokuskan pembenahan penanganan bajir, itu langsung dari BWS di tahun 2017,” katanya.

Selanjutnya, setelah BWS menyelesaikan penanganan banjir tersebut, Riono menambahkan, Pemkot Tanjungpinang akan fokus membangun Stadion Sulaiman Abdullah Tanjungpinang di tahun 2018.

“Pembangunan untuk stadion sepak bola difokuskan tahun 2018. Di lapangan itu nantinya ada arena lari, lapangan tenis dan tribun yang luas, standar internasional, jadi para atlet dapat berlatih di sini,” katanya.

Pemkot Tanjungpinang tetap berupaya untuk menempatkan perhatian khusus pada olahraga, meskipun ketersedian sarana dan prasarana olahraga masih sangat minim.

Riono mengatakan dari 10 cabang olahraga di Kota Tanjungpinang menjadi prioritas utama untuk dikembangkan, di antaranya adalah sepak bola dan bola voli.

“Untuk sementara mereka bertanding dan berlatih di tempat yang dikelola oleh swasta, karena Pemkot Tanjungpinang belum memiliki infrastruktur tersebut, salah satunya lapangan bola voli, bulu tangkis dan sebagainya,” katanya.

Riono yang juga mantan Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga Provinsi Kepulauan Riau ini mengatakan, selama ini pemerintah provinsi tidak memfokuskan program pembangunan infrastruktur di sektor olahraga.

“Dari zaman Gubernur HM Sani sampai gubernur saat ini, tidak pernah ada program prioritas untuk olahraga, itu terbukti ketika saya menjabat sebagai Kadis Olahraga, Pemprov mengutamakan pada program kepemudaan,” ujarnya.

Meskipun demikian, Pemkot Tanjungpinang mengharapkan pemerintah pusat dapat mengetahui kondisi keuangan daerah saat ini, dan pembagian urusan pemerintahan antara provinsi dengan kabupaten/kota. Sehingga menurutnya pembangunan di sektor olahraga dapat terlaksana dengan baik.

Panji

Pos terkait