Indonesia Dapat Bonus Demografi, Kepala BKKBN: Bisa Jadi Bencana

Metrobatam, Solo – Bonus demografi yang mulai dialami Indonesia harus diwapadai. Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), Surya Chandra Surapaty, mengatakan bonus demografi bisa menjadi bencana jika tidak dipersiapkan dengan baik.

Bonus demografi merupakan kondisi ketika usia produktif (15-64 tahun) mendominasi, yakni 50-70 persen dibandingkan usia tidak produktif (14 tahun ke bawah dan 65 tahun ke atas). Indonesia mengalami bonus demografi pada 2012 hingga 2045. Puncaknya diprediksi bakal terjadi pada 2028-2031.

Hal tersebut terungkap dalam Seminar Kependudukan di Aula FKIP Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta, Rabu (2/8). Acara tersebut dihadiri Rektor UNS Prof Dr Ravik Karsidi, MS dan Sekda Surakarta Budi Yulistianto. Seminar juga diikuti ratusan siswa dan mahasiswa.

“Bonus demografi ini bisa menjadi pedang bermata dua, bisa menjadi anugerah jika melahirkan tenaga kerja berkualitas. Jika tidak, akan menjadi bencana kependudukan. Akan menimbulkan pengangguran, kriminalitas dan kemiskinan,” ungkap Surya.

Bacaan Lainnya

Menurutnya, kompetensi masyarakat Indonesia masih rendah. Terlihat pada lama pendidikan rata-rata 7,8 tahun. Artinya mayoritas masyarakat Indonesia tidak lulus SMP.

Pemerintah saat ini tengah membangun karakter bangsa untuk menghadapi kesempatan bonus demografi yang diperkirakan hanya hadir sekali dalam sejarah perjalanan suatu populasi.

“Kata Bung Karno, mana yang harus didahulukan? Karakter harus didahulukan. Kalau kompetensi bisa diadakan pelatihan-pelatihan. Tapi kalau karakter harus dibangun sejak kecil, dari keluarganya,”

Selain pembangunan karakter dan kompetensi, Surya juga mengatakan pengendalian jumlah penduduk tetap harus diperhatikan.

“Harus sekaligus mengendalikan kuantitas. Kalau tidak, akan percuma. Ini kesempatan kita karena angka kelahiran total dari 5,6 anak pada 1970, sekarang turun menjadi 2,6 anak. Ini harus dipertahankan,” ujarnya.(mb/detik)

Pos terkait