Indra J Piliang, Gagal Jadi Wali Kota Pariaman Terjerumus Narkotik

Metrobatam, Jakarta – Politikus muda Partai Golkar, Indra Jaya Piliang ditangkap polisi pada Rabu (13/9) malam di sebuah ruang karaoke di kawasan Tamansari, Jakarta Barat. Penangkapan Indra diduga terkait kasus narkotik.

Kabar penangkapan Indra ini jelas mengejutkan, terutama di internal Golkar. Nurul Arifin, kolega Indra di partai berlambang pohon beringin itu sampai mengucap kalimat ‘astagfirullah’ saat mendengar kabar ditangkapnya Indra.

Respons Nurul tak bisa dibilang berlebihan. Pasalnya, selama ini Indra dikenal publik sebagai sosok yang cemerlang. Dia bahkan pernah berinisiatif maju di Pilkada Kota Pariaman 2013 lewat jalur independen.

Indra kalah di ajang tersebut. Berpasangan dengan Jose Rizal, dia hanya mendapat 4.646 suara atau 11,25 persen, terpaut jauh dari pasangan Mukhlis Rahman-Genius Umar yang memenangkan Pilkada Pariaman dengan perolehan 15.012 suara atau 36,35 persen.

Bacaan Lainnya

Selain kekalahan itu, pemberitaan seputar Indra Piliang jarang yang bernada negatif. Ia justru acap diberitakan berdasarkan sikap politiknya yang kritis. Dia juga cukup sering mengumbar gagasannya di sejumlah media massa.

Indra JP memang bukan politikus karbitan. Sebelum menjadi politikus dia terlebih dulu malang melintang di dunia pergerakan atau aktivisme.

Kader HMI

Indra JP tercatat sebagai kader Himpunan Mahasiswa Islam sejak masih kuliah S1 jurusan Sejarah di Universitas Indonesia. Ia menjadi bagian dari generasi mahasiswa yang berjuang melengserkan Soeharto dari kursi presiden pada 1998.

Aktivisme Indra membawanya bergabung ke Partai Amanat Nasional yang didirikan oleh tokoh reformasi Amien Rais.

Lepas dari PAN, Indra pernah berkarier di dunia penelitian dengan menjadi peneliti di salah satu lembaga kajian bergengsi Centre for Strategic and International Studies (CSIS) Indonesia.

Selanjutnya, Indra bergabung dengan Golkar pada 2008. Langkah itu sempat menjadi sorotan lantaran pilihan Indra masuk ke Partai Golkar yang dicap bagian dari peninggalan Orde Baru.

Bergabung di Golkar tak mengubah sikap Indra yang kritis. Dia kerap mengkritik kebijakan elit Golkar dan sempat berseberangan dengan partai dalam Pemilu Presiden 2014. Indra memilih bergabung dengan tim pemenangan pasangan Jokowi-Jusuf Kalla.

Baru-baru ini, bersama Ahmad Doli Kurnia dan kader muda Golkar lain, Indra termasuk barisan yang sengit mendorong Setya Novanto meletakkan jabatannya sebagai ketua umum.

Setnov yang menyandang status tersangka dalam kasus korupsi e-KTP, dianggap tak pantas menjadi Ketua Umum Golkar.

Sikap kritis itu membuat hubungan Indra dengan beberapa elit Golkar diisukan merenggang. Salah satu indikasinya adalah sikap partai yang tidak mendukung Indra saat maju di Pilkada Pariaman 2013 lalu, yang berujung pada kekalahannya di ajang tersebut. (mb/cnn indonesia)

Pos terkait