Aksi ‘Gila’ Fredy yang Berangkatkan 65 Gurunya ke Luar Negeri

Metrobatam, Jakarta – Seorang pengusaha Fredy Chandra membiayai perjalanan liburan 65 gurunya ke luar negeri. Tak hanya membiayai akomodasi dia juga menyediakan kru kesehatan. Seperti apa aksinya?

Fredy yang kini tinggal di Jakarta itu dikenal gurunya sebagai murid teladan. Selama bersekolah nilai akademik Fredy tak terlalu menonjol, namun dia dikenal baik dan hormat pada para guru. Dia juga menyukai olahraga basket semasa menempuh pendidikan di SMA N 1 Pekalongan.

“Kalau anaknya baik, hormat dengan guru selama sekolah. Kalau di sektor akademik, biasa saja. Lebih pintar kakaknya sih,” kata Dwi Atmadi, yang pernah menjadi wali kelas, saat Fredy duduk dibangku kelas 2 di SMA N 1 Pekalongan, Sabtu (30/9).

Dwi Atmadi mengatakan, Fredy juga terus menghormati para gurunya setelah lulus sekolah. Hal itu dibuktikan saat Dwi yang bertemu Fredy di luar sekolah.

Bacaan Lainnya

“Setiap kali kita bertemu, kita pasti dicium tangan dan dipeluk Fredy, sebagai ungkapan rasa hormatnya pada guru,” jelas Dwi Atmadi yang juga pengajar mata pelajaran kimia.

Guru yang diajak berlibur Fredy yakni SD Sampangan, SMPN 1, SMAN 1 Pekalongan. Di mana Fredy pernah duduk dibangku sekolah tersebut.

Total guru yang berlibur sekitar 65 orang termasuk yang sudah pensiun. Mereka diajak Fredy Chandra ke Malaysia dan Singapura, 19-24 September 2017.

Saat berlibur rombongan menuju Malaysia dan Singapura. Rombongan diajak menjajaki berbagai destinasi wisata di Singapura, seperti Garden by the bay, pertunjukan sinar laser Marina Bay, dan kompleks klentheng di China Town.

Sedangkan di Malaysia, rombongan melakukan kunjungan ke Istana Negara, Menara Petronas, China Town, Berjaya Hill, Genting dan Johor Baru.

Namun Fredy tak bisa ikut rombongan karena harus menyelesaikan tugas pekerjaannya. Akan tetapi, Fredy sempat mengantar kepergian rombongan dan tetap memantau setiap kegiatan para gurunya.

Awalnya, Fredy mengatakan tidak ada yang mempercayainya untuk mengajak gurunya berlibur. Bahkan dia sempat dikira hanya tipu-tipu.

“Ada yang tidak percaya, dikira saya tipu-tipu. Tapi saya jelaskan pelan-pelan kalau saya ini murid mereka. Kalau ada yang lupa sama saya, ya saya tidak tersinggung,” kata Fredy.

Fredy menanggung seluruh biaya perjalanan, uang saku, dan juga semua kebutuhan terkait kesehatan para gurunya selama berlibur. Tak tanggung-tanggung dia juga menyediakan kru kesehatan dan seorang dokter untuk mendampingi para gurunya saat berwisata.

“Uang sakunya kita dikasih dalam bentuk Dolar (Singapura) dan Ringgit (Malaysia). Kami tidak menghitung jumlah, wong diajak sudah seneng,” ujar Heni Anggreani, Guru Bahasa Inggris di SMA N 1 Pekalongan, Sabtu (30/9).

Dari uang yang diberikan, kebanyakan para guru memanfaatkan untuk membeli cokelat dan cinderamata berupa kaos serta pernak-pernik lainnya.

“Ya untuk membeli coklat buat teman-teman lainnya dan beli kaos buat kenang-kenanganlah, buat suami dan anak-anak,” jelasnya.

Fredy pun mengakui melakukan itu semua karena merasa dididik oleh para gurunya. Dia juga melihat sosok ‘ngemong’ (mengayomi) dari para gurunya saat mendidiknya dulu.

“Mereka sangat ngemong ke muridnya. Mereka sangat tabah, bahkan ada satu guru saya yang tidak bisa ikut karena sekarang dilaporkan muridnya ke polisi. Tapi saya tidak ingin menghakimi apapun untuk masalah itu,” kata Fredy melalui sambungan telepon, Sabtu (30/9).

Fredy merasa apa yang dia lakukan untuk para gurunya adalah hal yang sudah sepatutnya dia lakukan sebagai seorang murid kepada guru. Dia ikut bahagia ketika melihat senyum semringah gurunya itu.

“Saya tahu mereka bangga. Saya melihat mereka senyum sangat bahagia, itu tujuan saya,” tuturnya. (mb/detik)

Pos terkait