Banjir Karangan Bunga di Balai Kota, Ahok Masih di Hati Warga

Metrobatam, Jakarta – Meski tak sebanding dengan yang diterima Basuki T. Purnama alias Ahok saat mengakhiri jabatannya, jajaran karangan bunga tetap meramaikan halaman Balai Kota DKI Jakarta jelang lengsernya Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat dari jabatannya.

Sejak pukul 06.00 WIB pagi, Senin (9/10), karangan bunga berhiaskan kata-kata terima kasih atas jasa pasangan Basuki-Djarot (Badja) selama memimpin DKI Jakarta berdatangan. Hingga berita ini diturunkan, jumlahnya ada 16 papan, dan diperkirakan akan terus bertambah.

Pengirim karangan bunga tersebut beragam. Baik atas nama pribadi, Pengacara, hingga komunitas masyarakat.

Beragam pesan di papan bunga itu antara lain:

Bacaan Lainnya

“Badja, Nama yang Selalu Dikenang Warga Jakarta”.

“Terima Kasih Badja, Kami tetap menunggu kerja… kerja… kerja… yang berkesinambungan”.

“Terima Kasih Pak Ahok dan Pak Djarot Atas Karya Emas Buat Jakarta”.

Adapula, “Kau Tetap di Hatiku, Terima Kasih Telah Menjadi Standar yang Baik Bagi Gubernur Lain”.

Bahkan, Ahok masih disebut sebagai pejabat resmi. “Buat Gubernurku Ahok-Djarot, terima kasih, maju terus pantang mundur, sukses selalu.”

Merespons perhatian masyarakat itu, Djarot pun berterima kasih dan menunjukkan kebahagiannya. “Terima kasih atas segala bentuk apresiasinya, saya terima kasih selama ini dapat support betul dari mereka. Saya lihat bagus juga,” aku dia.

Terlepas dari itu, Djarot mengakui masih banyak yang perlu dibenahi. Secara tak langsung, ia meminta kepada penerusnya, yakni Gubernur-Wakil Gubernur DKI Jakarta terpilih, Anies Baswedan-Sandiaga Uno, untuk menyempurnakan jalannya pemerintahan di DKI Jakarta.

“Tentu saja dalam masa pemerintahan kami, Pak Jokowi, Pak Ahok, dan saya, masih banyak kekurangan. Tentu kekurangan harus diperbaiki di masa yang akan datang,” ujar Djarot.

Diketahui, kiriman karangan bunga yang lebih banyak sudah pernah diterima di Balai Kota DKI Jakarta, pada April 2017 lalu. Yakni, ketika ribuan karangan bunga memenuhi kompleks hingga halaman depan Balai Kota. Ketika itu, Ahok harus lengser akibat terjerat kasus penistaan agama.

Saking banyaknya, Ahok, yang saat itu masih menjadi Gubernur DKI, bahkan kewalahan membaca pesannya satu per satu, sehingga meminta anak buahnya untuk memotretnya dan mengunggahnya di Facebook.

“Biar saya lihatnya gampang,” ujar, Ahok saat itu.

Warga pun membanjiri Balai Kota untuk sekedar berfoto bersama Ahok dan menyampaikan curhatannya tentang permasalahan di DKI.

Sebulan kemudian, Ahok divonis dua tahun penjara. Posisi gubernur yang kosong sempat diisi oleh Plt Gubernur DKI Sumarsono. Djarot pun diangkat sebagai gubernur definitif untuk masa jabatan 15 Juni 2017 hingga 15 Oktober 2017.

Kasus Ahok ini sempat memicu demonstrasi besar bernama Aksi 212 yang digagas oleh Gerakan Nasional Pengawal Fatwa MUI (GNPF MUI), pada 21 Februari lalu. Salah satu tuntutannya, penjarakan Ahok. (mb/cnn indonesia)

Pos terkait