Heboh Video Porno Mahasiswi UI di Grup Chating

Metrobatam, Jakarta – Video porno dengan embel-embel mahasiswi ‘Universitas Indonesia’ (UI) meramaikan media sosial tanah air. Polisi turun tangan mengusut penyebaran video tersebut.

Video itu diunggah pada Senin (23/10), oleh sebuah situs dengan nama yang bernuansa mesum dan disebar di berbagai platform media sosial. Link dari laman situs itu menampilkan 2 video porno, yang disebar di berbagai platform media sosial.

Sedangkan video yang sudah diunduh disebarkan di grup-grup chatting. Di laman situs mesum itu, ada keterangan 2 video tersebut diunggah pada 23 Oktober 2017 atau 2 hari lalu.

Baca juga: Nama yang Dikaitkan di Video Porno Adalah Alumni UI

Bacaan Lainnya

Selain video yang beredar, ada sebuah akun medsos yang mem-posting foto-foto perempuan yang diduga ada dalam video tersebut. Di salah satu foto, perempuan tersebut terlihat memakai jaket almamater UI.

Pihak Polres Depok menerima informasi video itu. Mereka turun tangan dan mengusut beredarnya video tak senonoh itu.

“Besok (Kamis, 26 Oktober 2017) baru mau mengecek ke kampus, karena video beredar di medsos, jadi cross-check apa benar mahasiswa kampus itu,” kata Kasat Reskrim Polres Depok Kompol Putu Kholis Aryana saat dihubungi, Rabu (25/10).

Sementara itu, pihak UI juga sudah melakukan penelusuruan soal kasus ini. Pihak kampus UI menegaskan bahwa nama wanita yang disebut-sebut dalam video itu adalah lulusan kampus mereka. Meski begitu, pihak UI tidak bertanggung jawab atas dampak dari beredarnya video itu.

“Setelah melakukan pengecekan, maka dapat kami sampaikan bahwa nama yang dikaitkan selaku pemeran dalam video tersebut adalah lulusan UI,” ujar Kepala Kantor Humas dan KIP Universitas Indonesia Rifelly Dewi Astuti dalam pesan kepada detikcom, Rabu (25/10).

Pengamat sosiolog Musni Umar turut menanggapi hebohnya peredaran video tersebut. Musni Menuturkan, masyarakat Indonesia seharusnya tidak boleh bersikap permisif terhadap hal-hal semacam itu.

“Masyarakat kita tidak boleh abai, tidak boleh permisif apa saja boleh. Ini boleh, itu boleh. Kemudian masing-masing tidak mau peduli yang penting dirinya sendiri,” kata Musni saat berbincang dengan detikcom, Rabu (25/10).

Musni menuturkan, solusi bagi permasalahan tersebut hanya ada di lingkungan terdekat baik keluarga, lingkungan sekolah, maupun lingkungan sosial.

“Dari keluarga dan lingkungan terkecil perlu bersama-sama berdiskusi dan berdialog untuk mengurangi dampak negatif dalam hal-hal yang merusak mentalitas atau akhlak bangsa kita. Saya yakin itu akan memberi dampak positif bagi kemajuan bangsa kita,” tuturnya. (mb/detik)

Pos terkait