Mahasiswa Siap ‘Kepung’ Istana, Tagih Jokowi soal Korupsi

Metrobatam, Jakarta – Mahasiswa yang tergabung dalam Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM SI) menyambangi gedung Komisi Pemberantasan Korupsi untuk memberikan dukungan pada lembaga antirasuah, yang terus mendapat serangan dari Pansus Hak Angket DPR terhadap KPK.

Salah satu perwakilan BEM SI, Saeful Munjab menyatakan, pihaknya bakal menurunkan mahasiswa ke gedung DPR, menuntut agar Pansus Hak Angket KPK dibubarkan. Apalagi, masa kerja produk ilegal itu kini diperpanjang masa kerjanya.

“Yang kami tahu pansus hak angket bukan untuk mengoreksi KPK, tapi untuk melemahkan KPK,” kata dia usai bertemu pimpinan KPK bersama anggota BEM SI lainnya, di gedung KPK, Jakarta, Senin (2/10).

Rencana aksi penolakan keberadaan Pansus Angket KPK digelar pada Kamis atau Jumat pekan ini.

Bacaan Lainnya

Munjab menyatakan, bila suara mereka tak didengar DPR, pihaknya bakal ‘mengepung’ Istana Merdeka, untuk menagih ketegasan Presiden Joko Widodo yang ingin KPK diperkuat.

“Rencananya kalau DPR sebagai lembaga perwakilan rakyat masih ngotot untuk lanjutkan proses pelemahan ini semua, kami akan meminta komitmen presiden terkait hal ini,” tuturnya.

Munjab menyebut, kekuatan masyarakat sipil, termasuk mahasiswa di dalamnya, akan mengingatkan kembali komitmen Jokowi dalam kerja-kerja pemberantasan korupsi.

Menurut dia, Jokowi harus turun tangan menghentikan Pansus Angket KPK yang ingin melemahkan lembaga antirasuah.

“Kami akan coba mengingatkan kembali presiden, komitemen dalam memberantaskan korupsi, termasuk juga turut campur dalam polemik ini (Pansus Angket KPK),” kata Ketua BEM UI ini.

Sementara itu, Ketua BEM Universitas Padjajaran Novri Firmansyah menegaskan, kedatangan pihaknya bukan dalam rangka mendukung pihak tertentu. Kehadiran mereka, kata dia, merupakan keniscayaan mahasiswa sebagai bagian dari pilar kelima demokrasi.

“Bahwa hari ini semangat kami adalah semangat memberantas korupsi. Jadi ketika terjadi kesewenang-wenanganan dari lembaga negara manapun, maka di situ kami akan siap bertindak, maka di situ kami siap beraksi dan berdiri untuk melawan setiap kesewenang-wenangan,” ujarnya.

Pemanasan Tiga Tahun Jokowi

Novri menyebut aksi yang dilakukan BEM SI pada pekan ini, menjadi pemanasan sebelum turun aksi besar-besaran pada 20 Oktober mendatang. Pada hari itu, tepat tiga tahun Jokowi memimpin Indonesia bersama wakil presiden Jusuf Kalla.

Dia mengklaim kampus-kampus yang tergabung dalam BEM SI siap turun ‘membanjiri’ depan Istana Merdeka, Jakarta Pusat.

“Jelas untuk tiga tahun presiden juga kami sudah menyiapkan dari BEM SI keseluruhan. Agenda aksi masa untuk kembali mengingatkan presiden bahwa beliau punya janji punya komitmen untuk memberantas korupsi,” ujarnya.

Di sisi lain, perwakilan dari Institut Teknologi Bandung Ardi Rasy Wardaba menjelaskan bahwa gerakan yang pihaknya bangun ini bukan gerakan parsial semata. Menurut dia, gerakan yang pihaknya bangun, merupakan gerakan bersama, dengan tujuan yang sama mengawal pemberantasan korupsi di Indonesia.

“Tapi ini gerakan besar gerakan mahasiswa, gerakan BEM Seluruh Indonesia dari mulai hari ini sampai nantinya, kami akan tetap mengawal sama isu-isu pemberantasan korupsi,” kata dia.

Munjab menambahkan, pihaknya juga meminta KPK mengeluarkan surat perintah penyidikan (sprindik) yang baru untuk Ketua DPR Setya Novanto, menyusul penetapan tersangka dalam kasus korupsi e-KTP dinyatakan tak sah oleh hakim Pengadilan Negeri Jakarta Selatan.

“Tadi kami sudah mendesak KPK segera keluarkan sprindik baru dalam waktu dekat ini,” katanya.

Menurut dia, lembaga yang kini dipimpin Agus Rahardjo Cs itu bisa memanfaatkan momentum kemarahan masyarakat atas putusan praperadilan Setnov tersebut. Banyak masyarakat menganggap putusan hakim Cepi Iskandar itu penuh dengankejanggalan.

“Kami ingin KPK jangan lama-lama, jangan terlena dengan hal ini dan segera untuk keluarkan sprindik baru,” kata Munjab. (mb/cnn indonesia)

Pos terkait