Pabrik Petasan Meledak, 47 Orang Tewas dan 10 Masih Dicari

Metrobatam, Jakarta – Korban tewas akibat ledakan pabrik mercon di kawasan Kosambi, Kabupaten Tangerang terus bertambah. Total, ada 47 orang ditemukan tewas di dalam pabrik tersebut dan 10 orang masih dalam pencarian.

“Yang dikirim ke RS Polri ada 39 korban. Masih ada 8 lagi. Jadi total 47,” ujar Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Argo Yuwono kepada Kompas.com, Kamis (26/10).

Argo menambahkan, korban selamat yang sudah dilarikan ke rumah sakit sebanyak 46 orang. Mereka mendapat perawatan di RSUD Tangerang dan di RS Mitra Husada. “Berdasarkan keterangan saksi ada 103 pekerja yang bekerja di pabrik itu hari ini,” kata Argo.

Petugas PMI dan Basarnas mengevakuasi jenazah korban kebakaran pabrik kembang api di Kosambi, Tangerang, Banten, Kamis (26/10). Kebakaran yang diduga akibat dari ledakan salah satu tempat pembuatan kembang api yang baru beroperasi dua bulan ini menewaskan setidaknya 47 orang karyawan dan puluhan lainnya luka bakar.

Bacaan Lainnya

Gudang mercon milik PT Panca Buana ini dikabarkan meledak pada pukul 09.00 WIB. Pihak pemadam baru tiba pukul 10.30 dengan sebelas mobil pemadam.

Saat itu, kondisi gerbang terkunci. Untungnya, warga setempat sempat membobol tembok gudang untuk menyelamatkan para karyawan yang terjebak di dalam. Api berhasil dipadamkan pada pukul 12.00.

Warga yang berada di di sekitar lokasi panik karena saat peristiwa berlangsung terdengar suara ledakan disusul kepulan asap dari gudang mercon. “Saya juga kurang tahu awalnya gimana, pas keluar, api sudah membesar,” ujar Indra, warga setempat, saat ditemui di lokasi kejadian.

Dia mengungkapkan, ledakan terdengar saat api mulai membesar dan membakar hampir seluruh gudang. “Pabrik petasan yang terbakar, apinya sudah besar dan warga pada ketakutan,” ujarnya.

Indra menjelaskan, warga sekitar bahkan sempat berteriak-teriak memberitahukan api semakin besar. Warga makin panik karena lokasi kebakaran berdekatan dengan gedung SMP Negeri 1 Kosambi, Kabupaten Tangerang.

“Semuanya pada panik, malah ada guru dan siswa yang lompat keluar pagar dibantu warga lainnya,” ujar Indra.

10 Karyawan Masih Dicari

Sementara itu pihak kepolisian masih mencari 10 karyawan yang belum diketahui keberadaannya hingga saat ini. Dari jumlah karyawan sebanyak 103 orang, baru diketahui sebanyak 46 orang luka-luka, dan 47 orang tewas.

Wakil Kepala Polisi Daerah Metro Jaya Brigjen Purwadi Arianto mengatakan, pihaknya masih menyelidiki keberadaan 10 karyawan tersebut. “10 ini akan ditanyakan pada saksi-saksi yang ada di rumah sakit,” ujarnya saat mengecek lokasi kebakaran, Kamis (26/10) malam.

Saat ini, Purwadi mengatakan, pihaknya masih melakukan investigasi untuk mengetahui data dari korban yang tewas akibat kebakaran tersebut.

“Kami investigasi yang meninggal ini siapa dari saksi-saksi yang masih hidup. Dari 10 ini mungkin ada yang izin, ada yang tidak masuk, mungkin kami bisa melihat 10 orang ini ke mana,” ucapnya.

Penyidikan, Purwadi mengatakan, akan dilanjutkan besok. Hal itu untuk olah tempat kejadian perkara serta mencari uraian tubuh korban yang mungkin masih tersisa.

Sejauh ini, polisi telah membawa sebanyak 47 korban tewas ke Rumah Sakit Polri Kramatjati untuk diidentifikasi identitas. Di sana juga telah disediakan posko pengaduan untuk pihak keluarga yang ingin mencari korban tewas yang diduga sebagai keluarga.

Purwadi menambahkan, korban ledakan pabrik petasan yang terbakar di Kosambi, Kabupaten Tangerang, tidak terkunci pintu pagar. Korban terjebak api saat hendak menyelamatkan diri.

Purwadi mengaku telah menanyai sejumlah korban selamat dari peristiwa itu. Korban yang ditanyai Purwadi berhasil selamat setelah keluar dari pintu utama.

“Saya ketemu dengan korban selamat. Dia sempat keluar dari pintu utama dan itu tidak dikunci. Setelah 3-4 (orang) keluar, ternyata di dekat pintu ada gudang bahan baku dan terbakar pintu itu,” ujarnya.

Gudang bahan baku yang terbakar di depan pintu utama pabrik membuat korban yang masih di dalam pabrik petasan terjebak. Purwadi menegaskan tidak benar pintu utama pabrik dikunci.

“Sehingga tak bisa keluar dari situ. Nggak bisa keluar bukan karena terkunci, tapi memang ada api, sehingga menjauh dari pintu itu. Tidak benar kalau itu dikunci, tidak benar,” tegasnya.

Purwadi menyebut pintu utama pabrik cukup besar untuk korban berlari keluar. Menurutnya, korban tidak akan terjebak jika bangunan di depan pagar tidak terbakar.

“Tidak ada masalah kalau di pintu itu tidak ada kebakaran. Ada tembok yang dijebol oleh anggota Brimob. Di situ 30 meter dari situ ada BKO Brimob Kalbar dalam rangka antisipasi unjuk rasa dan akhirnya melakukan evakuasi, berjalan lancar. Ada 1 kompi Brimob di sana,” jelasnya.(mb/kompas/detik)

Pos terkait