Mengenal Beg-packing, Fenomena Global Turis Kehabisan Ongkos

Metrobatam, Jakarta – Turis kehabisan ongkos dan biaya hidup saat traveling menjadi polemik di Indonesia. Ternyata, hal ini juga masalah negara-negara lainnya.

Fenomena bule-bule atau wisatawan yang kehabisan ongkos dan meminta uang untuk traveling, dinamakan ‘Beg-packing’. Dikumpulkan detikTravel dari berbagai sumber, Selasa (27/2) ini adalah kepanjangan dari dua suku kata, yakni Begging dan Packing, yang artinya mengemis untuk traveling. Ini adalah versi lebih ekstrem dari backpacker yang traveling dengan budget minim.

Istilah ini sudah mulai populer di kalangan para pelancong dunia. Ada yang setuju dan tidak, masing-masing memiliki pendapat dan opini masing-masing terhadap hal ini.

Media asal Inggris The Telegraph memberitakan, umumnya para ‘Beg-packers’ -istilah untuk traveler yang melakukan begpacking- sering ditemukan di negara-negara Asia Tenggara. Para Beg-packer ini umumnya datang dari Eropa, Amerika dan Australia.

Bacaan Lainnya

Berbagai usaha dilakukan mereka untuk mendapatkan ongkos. Ada yang mengamen, menjual barang, atau bahkan secara terang-terangan mengemis kepada pejalan yang lewat.

Seorang pengguna Instagram @cyapila, pernah mengunggah traveler yang berusaha menjual kartu pos koleksinya. Harga pun sukarela, hanya untuk menghidupi kebutuhan traveling sehari-hari.

Alih-alih menjual barang, ada juga traveler yang meminta secara terang-terangan. Mereka hanya bermodal sebuah kertas dan menulis sepatah kata yang menggambarkan kondisi dan tujuan mereka.

Fenomena ini juga erat kaitannya dengan tren kaum hippie dan digital nomad. Mereka memiliki sifat yang sama, yakni bekerja dari jauh dan hidup berpindah-pindah. Traveling menjadi salah satu media untuk mengekspresikan kebebasan tersebut.

Ini tentu menjadi pertanyaan bagaimana turis bisa hidup secara bebas di luar negeri serta izin masuk ke negara yang dituju. Di Indonesia sendiri, ada fasilitas VoA, atau Visa on Arrival selama 30 hari untuk berbagai negara.

Syaratnya adalah membayar USD 35 (Rp 500 ribu), masa berlaku paspor 6 bulan serta memiliki tiket pulang dan pergi.

Terlepas dari pro dan kontra, ada sebuah website bernama ‘FundMyTravel’. Web ini membantu para traveler yang kekurangan uang dan mencarikan donasi untuknya pergi ke berbagai negara. Tinggal unggah tujuan, alasan pergi ke negara tersebut, dan menunggu orang yang ingin berdonasi.

Nyatanya, sebagian orang menganggap traveling sebagai salah satu tujuan hidup bahkan aktivitas untuk menghidupi diri sendiri. Namun, ada juga yang berpikir bahwa melancong hanya kebutuhan tambahan sebagai bentuk refreshing.

Kalau menurut d’Traveler, setuju atau tidak dengan istilah Beg-packing? (mb/detik)

Pos terkait