Hari Darmawan, Jual Matahari Demi Cinta Pada Istri dan Anak

Metrobatam, Jakarta – Bagi masyarakat kelas menengah di kota-kota besar, Matahari Department Store merupakan pusat perbelanjaan utama yang dituju untuk membeli aneka pakaian hingga kosmetik. tapi sejak 1996, pendiri raksasa department store ini, Hari Darmawan melepas sebagian kepemilikannya kepada Lippo Group. Kenapa?

Ada beberapa hal yang menyebabkan beralihnya operasional Matahari dari tangan Hari ke pihak lain, dalam hal ini Lippo. Pada 1997, kata Hari, Anna Yanti yang telah mendampingi hidupnya dalam suka dan duka sebagai istri sejak 1958 terserang sakit keras dan kritis. Kondisi itu tentu membutuhkan perawatan khusus selama bertahun-tahun.

“Saya harus terus mendampinginya untuk mencari pengobatan yang terbaik. Saya membawanya ke semua dokter dan rumah sakit terbaik yang akhirnya membuat saya harus banyak mendampingi perawatannya di Singapura,” tutur Hari menjelaskan dalam buku Filosofi Bisnis Matahari yang ditulis Kristin Samah dan Sigit Triyono.

Belakangan, ia melanjutkan, istrinya didiagnosa mengalami tiga komplikasi penyakit sangat para menyangkut gejala psikopatik, gangguan saraf-sarafnya, dan pengeroposan tulang yang tidak tersembuhkan. Situasi semacam itu tentu sangat berat bagi Hari dan keluarga. “Tak ada pilihan lain bagi saya kecuali harus selalu mendampingi istri tercinta,” ujarnya.

Bacaan Lainnya

Hampir bersamaan dengan sakitnya Anna Yanti, putra bungsu mereka, Norman juga mengalami masalah kesehatan yang sangat serius. Dia menderita epilepsi dan sering mengalami kejang-kejang serta histeris. Karena keluarga merupakan segalanya bagi Hari, tak ada pilihan lain kecuali dia harus memberikan perhatian sepenuhnya untuk kedua orang yang amat dicintainya itu. Hari memutuskan memberikan lebih banyak waktu untuk bersama-sama mereka di Singapura. “Kondisi ini membuat saya sangat sulit mengendalikan bisnis secara langsung di Jakarta,” ujarnya.

Penyebab berikutnya adalah kondisi politik Indonesia pada 1998 yang sangat tak stabil sehingga mengganggu bisnis ritel pada umumnya. Apalagi kemudian terjadi kerusuhan massal di sejumlah kota besar sehingga sangat mengganggu jalur distribusi dari pusat logistik ke toko-toko Matahari.

Juga terjadi pembakaran oleh massa terhadap tujuh toko besar Matahari di sejumlah lokasi. Kondisi tersebut tentu menimbulkan kerugian sangat besar dan berdampak serius terhadap perusahaan, termasuk manajemen dan ribuan karyawan.

Hari benar-benar tersudut. Solusi terbaik bagi untuk menyelamatkan perusahaan butuh konsentrasi penuh. Di sisi lain, kondisi keluarganya pun meminta pengorbanan tersendiri darinya. Demi menyelamatkan perusahaan dengan puluhan ribu karyawan di dalamnya, serta ribuan pemasok, Hari memilih untuk melakukan stock swap dengan James Riady dari Lippo Group. Keputusan tersebut dinilainya merupakan yang terbaik, win-win solution.

“Pasca stock swap tersebut saya masih memiliki saham Matahari, tapi pengelolaan operasional Matahari dilakukan oleh Lippo Group,” bebernya. (mb/detik)

Pos terkait