Kepala Staf Presiden Pertanyakan ‘Nawasengsara’ Amien Rais

Metrobatam, Jakarta – Kepala Staf Presiden Moeldoko mempertanyakan pernyataan mantan Ketua MPR Amien Rais yang menyebut nawacita pemerintahan Presiden Joko Widodo telah berubah menjadi nawasengsara.

“Saya enggak ngerti apa yang dimaksud Pak Amien Rais,” kata Moeldoko di kantornya, Jumat (27/4).

Sebelumnya, Amien Rais melontarkan pernyataan Nawasengsara karena banyak program nawacita yang belum terealisasi hingga kini, seperti janji menurunkan dolar menjadi Rp10 ribu dan persoalan tenaga kerja asing di Indonesia.

Amien berharap Jokowi tak lagi maju dalam Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019 dan diharapkan legowo memberi kesempatan bagi orang lain memimpin demi kebaikan demokrasi.

Bacaan Lainnya

Moeldoko pun tak menanggapi lebih lanjut mengenai ‘Nawasengsara’. Namun, ia sempat tertawa ketika ditanya tentang kemungkinan mengajak Amien Rais bertemu dan berdialog bersama. “Iya nanti,” tutur mantan Panglima TNI ini.

Amien kerap mengkritik berbagai kebijakan Jokowi dan partai pendukung pemerintah. Di antaranya, menyebut pembagian sertifikat oleh Jokowi sebagai ‘pengibulan’, dan menilai Jokowi otoriter.

Tokoh Reformasi 98 ini juga menyerukan gerakan ganti presiden, dan melontarkan dikotomi ‘partai setan-partai Allah’.

Namun demikian, Amien mengaku tetap ingin membuka komunikasi dengan Jokowi. Ia yakin pertemuan dengan Jokowi bisa mencairkan situasi.

“Di dalam ilmu politik (yang) benar, tokoh-tokoh enggak boleh tidak ada komunikasi, penting sekali. Bahwa nanti ada komitmen atau tidak, saya perlu open communication,” ucapnya, saat ditanya soal keinginannya untuk berkomunikasi dengan Jokowi, di Jakarta, Kamis (19/4).

Selain mengatakan bahwa Nawacita Jokowi menjadi ‘Nawasengsara’, Aimien juga menyebutkan, PAN bakal mendukung Prabowo Subianto sebagai calon presiden (capres) untuk mengalahkan Jokowi di Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019.

“Banyak sekali janjinya tidak ada yang terealisir. Nawacita jadi Nawasengsara ya,” ujar Amien di Gedung DPR, Jakarta, Kamis (26/4).

Amien mengungkapkan sejumlah kegagalan Jokowi. Menurutnya hal itu terlihat dari banyaknya tenaga kerja asing di Indonesia. Selain itu, Jokowi juga gagal mewujudkan janjinya membuat Dolar menjadi Rp10 ribu.

Atas kegagalan itu, Amien berharap Jokowi tidak berambisi untuk kembali menjadi Presiden. Jokowi diharapkan legowo memberi kesempatan bagi orang lain memimpin demi kebaikan demokrasi.

“Kalau memang tidak berhasil ya sudah. Itu namanya demokrasi. Tidak boleh sudah jelas melorot masih nekat terus,” ujarnya.

Di sisi lain, Amien juga mengingatkan semua pihak untuk mematuhi ketentuan yang berlaku selama Pilpres 2019. Ia berharap tidak ada politik uang selama Pilpres. Ia mengaku sedih jika ada rakyat yang disogok oleh politisi hanya untuk memenangkan calon tertentu.

Selain itu, ia mengingatkan agar Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) tidak dijadikan alat untuk politik. Sebab ia khawatir ada politisi yang menjadi korban tuduhan politik yang tidak berdasar.

“Jadi sudahlah demokrasi itu indah sekali tidak usah ngotot. Kalau kalah ya kalah, menang ya menang,” ujar Amien. (mb/cnn indonesia)

Pos terkait