Proyek Tol Manado – Bitung, 17 Tertimbun 2 Orang Tewas

Metrobatam, Minahasa Utara – Proyek pembangunan jalan tol jalan tol Manado-Bitung, roboh mengakibatkan 17 pekerja tertimbun dan dua orang tewas.

Peristiwa robohnya proyek tol terjadi di jembatan penghubung dengan jalan raya utama by pass Manado-Bitung, Desa Tumaluntung jaga XV kecamatan Kauditan, Kabupaten Minahasa Utara, pada Selasa 17 April 2018.

“Dari 15 korban yang ada, enam korban dirujuk ke Rumah Sakit Prof Kandouw karena mengalami luka-luka. Sementara yang lain mendapat perawatan medis di Rumah Sakit Hermana, Lembean,” jelas Kapolres Minut, AKBP Alfaris Pattiwael, Rabu (18/4).

Sedangkan korban tewas atas nama Dadi dari Jawa Barat dan Sugeng dari Kediri, Jawa Timur. Keduanya sudah berhasil dievakuasi sekira pukul 02.42 dinihari tadi. “Masih ketemu antara keluarga dengan pihak kepolisian terkait pemulangan kedua jenazah ke Jawa,” ujar Kepala Proyek, Bayu.

Bacaan Lainnya

Robohnya proyek jalan tol bermula saat pengecoran pelat lantai jembatan oleh PT Wijaya Karya (Wika). Namun, pengerjaan itu tiba-tiba ambruk dan menimpa 17 pekerja di bawahnya.

Berikut nama-nama para korban : Moktar Tarigin, Sugeng (Meninggal), Dadi (Meninggal), Simon Mosi, Melki Sede, Iyan Sofyan, Agus Sudrajat, Catur Nogroho, Jainudin, Agus Hermawan, Agus Sofyan, Azis Supratman, Dede Supriatna, Moktar, Deden Sofia, Agus Udioto, Aris Sudianto.

Sementara Tim Labfor Mabes Polri telah diterjunkan ke proyek tol Manado yang ambruk. Lokasi musibah telah dipasang police line.

“Faktanya memang seperti itu ambruk dan menelan dua korban jiwa, kita akan mencari kebenaran penyebab utamanya sampai ambruk dengan mantap,” kata Kapolda Sulawesi Utara Irjen Bambang Waskito di lokasi, Rabu (18/4).

Untuk menyelidiki penyebabnya, Tim Inafis dan Labfor Mabes Polri akan melakukan penyelidikan mendalam atas kejadian tersebut. “Tim saya sudah di sini sejak semalam, kita akan mendatangkan tim labfor hari ini,” kata Bambang.

Sementara itu pimpinan PT Wika langsung ke lokasi yang diwakili Direktur Operasi Chandra Dwiputra. Pihaknya mengatakan sudah bekerja sesuai prosedur dan kejadian ini di luar dari prediksi.

“Jembatan ini ambruk, sebetulnya di luar prediksi kami, kami bekerja sesuai prosedur, kami serahkan pada Labfor Mabes Polri, baru kali ini terjadi, kedua korban tewas akan dikirimkan ke kampung halamannya hari ini,” kata Chandra.

Proyek itu roboh pada Selasa (17/4) kemarin siang. 21 Orang yang ada di bawahnya langsung panik dan melarikan diri. Namun 3 orang pekerja terlambat sehingga keruntuhan. Satu orang bisa diselamatkan dan dua orang lainnya terjepit dan meninggal.

Sementara Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono mengatakan pihaknya bakal memberikan sanksi kepada PT Wijaya Karya (WIKA) selaku operator terhadap proyek tersebut. Sanksi itu dilihat berdasarkan investigasi yang dilakukan.

“Iya pasti (bisa sanksi), apalagi ada korban jiwa,” katanya saat ditemui di Kementerian PUPR, Jakarta, Rabu (18/4).

Basuki menjelaskan, bahwa pihak Komite Keselamatan Konstruksi (KKK) Kementerian PUPR telah melakukan pengecekan di lapangan. Hari ini, KKK juga melakukan investigasi insiden tersebut.

“Kemarin tim KKK ke sana tapi belum bisa masuk ke lokasi karena masih ada garis polisi. Baru hari ini bisa dievaluasi,” jelasnya.

Lebih lanjut dia mengatakan, investigasi tersebut dilakukan untuk melihat tingkat kelalaian pihak kontraktor dalam mengerjakan proyek. Sanksi kepada WIKA akan dilihat berdasarkan hasil investigasi nanti. “Nanti kita lihat rekomendasinya KKK, juga laporan dari polisi,” tuturnya.(mb/okezone)

Pos terkait