Debat Pilgub Jabar Ricuh, Sudrajat-Syaikhu Keluarkan Kaus #2019GantiPresiden

Metrobatam, Jakarta – Pasangan nomor urut tiga Sudrajat-Ahmad Syaikhu menyampaikan ucapan penutup dalam debat kedua Pilgub Jawa Barat. Dalam pernyataan penutup itu, Sudrajat menyebut jika dirinya menang maka 2019 akan ganti Presiden.

“2019 kita akan ganti Presiden, Asyik menang,” kata Sudrajat dalam pernyataan itu.

Tak hanya itu, Syaikhu juga membawa kaos bertuliskan #2019Ganti Presiden. Sontak keramaian pun terjadi pasca debat berlangsung. Sebagian penonton memprotes pernyataan pasangan Sudrajat-Ahmad Syaikhu.

Pasangan TB Hasanuddin-Anton Charliyan menenangkan pendukungnya, demikian pula pasangan Deddy Mizwar-Dedi Mulyadi.

Bacaan Lainnya

Deddy sempat meminta moderator agar dirinya tak memberikan pernyataan penutup karena keriuhan di kursi penonton. Hasanuddin menuturkan pendukungnya agar tenang. “Kita belum masuk pada ranah Pilpres, ada aturannya. Biar ditegakkan Ketua KPU nanti,” kata dia.

Ketua KPUD Jabar Yayat Supriatna menuturkan jika ada persoalan, maka akan diselesaikan di luar forum debat tersebut. “Kita punya Baswaslu nanti bisa kita selesaikan dengan baik,” kata Yayat mencoba menenangkan penonton yang ribut akibat pernyataan Sudrajat-Syaikhu soal ganti Presiden.

TB Hasanuddin menyebut, pernyataan calon Gubernur Jawa Barat nomor urut tiga, Sudrajat, soal ganti presiden sebagai aksi teror.

Sudrajat menyatakan itu di atas panggung debat Pilgub Jawa Barat menjelang acara berakhir. Hasanuddin kemudian meminta pendukungnya tidak terprovokasi dengan pernyataan itu. Padahal, usai acara debat, para pendukung Hasanuddin sudah berhadap-hadapan dengan aparat polisi.

“Tolong, saudara jangan dengar ucapan teror seperti tadi atau tindakan-tindakan teror seperti tadi. Jangan ikuti yang diterorkan kepada kita,” tegas Hasanuddin usai debat guna menenangkan pendukung yang mengamuk.

Massa pendukung Hasanuddin terlihat tidak terima dengan bentangan kaus Syaikhu, cawagub dari cagub Sudrajat. Hasanuddin menjelaskan kepada para pendukungnya, apabila ada pelanggaran dalam pelaksanaan pilgub ini, KPU dan Badan Pengawas Pemilu akan mengurusnya. Dia meminta para pendukungnya memaafkan Syaikhu.

“Kita bukan teroris, Saudara! Sekali lagi, pulang, biar kita selesaikan dengan Ketua KPU dan Bawaslu. Kita belum masuk dalam tahap pilpres. Kalau (Syaikhu) mengerti, tidak akan dilakukan. Mohon dimaafkan, beliau (Syaikhu) nggak paham aturan. Walau pangkat tinggi, belum tentu tahu aturan,” tutur Hasanuddin.

Ia lalu memerintahkan para pendukungnya untuk pulang ke daerah masing-masing secara tertib. “Pulang kembali ke rumah masing-masing, jangan rugikan diri sendiri. Saudara pulang bersama saya. Ikuti perintah saya kalau kalian loyal,” ucapnya.

“Siap jenderal!” saut para pendukung pasangan Hasanah seraya pamit undur diri.

Bawaslu Kaji Pernyataan Sudrajat-Syaikhu

Bawaslu Jabar menyatakan akan mengkaji pernyataan pasangan calon (paslon) Sudrajat-Ahmad Syaikhu soal ganti presiden di Debat Kedua Pilgub Jabar di Balairung Universitas Indonesia, Depok, Senin (14/5).

Koordinator Divisi Humas Bawaslu Jabar Yusuf Kurnia mengatakan akan menentukan status pelanggaran dalam tujuh hari ke depan. “Kami punya rentang waktu tujuh hari untuk menentukan ini pelanggaran atau tidak. Nanti kita nilai prosesnya,” ucap Yusuf saat ditemui usai debat.

Bawaslu akan menilai kejadian ini baik dari sisi regulasi formal, maupun perjanjian yang sudah disepakati para paslon. Yusuf mengatakan nantinya hasil kajian akan diserahkan ke KPU untuk landasan menentukan sanksi kepada Sudrajat-Syaikhu.

Dia juga menyebut akan menjadikan peristiwa ini sebagai pelajaran di kemudian hari. Bawaslu akan mengajak KPU fan para paslon Pilgub Jabar supaya kejadian serupa tak terulang di debat ketiga.

“Ke depan di debat ketiga tidak boleh menyentuh isu-isu pilpres, baik yang menyatakan lanjut presiden maupun ganti presiden,” tuturnya.

Sementara itu, cawagub Jawa Barat Anton Charliyan meminta maaf atas insiden yang terjadi sehingga menyebabkan bentrokan dari masing-masing pendukung.

“Saya mohon maaf yang sebesar-besarnya atas insiden kecil yang terjadi, tapi alhamdulillah bisa kami atasi. Itu adalah satu bentuk kecintaan kami terhadap Bapak Jokowi. Jadi secara spontan, anak-anak kami, kader-kader kami mungkin meluap, tapi untung dalam saat yang tepat kita bisa meredamnya,” jelas dia.

Hal ini juga ditanggapi oleh cagub Jawa Barat Ridwan Kamil dan Deddy Mizwar. Deddy mengatakan tindakan yang dilakukan oleh pasangan Sudrajat-Syaikhu tidak pas karena momen tadi adalah momen debat pilgub, bukan pilpres.

“Sebetulnya nggak perlu hal begitu ini kan kecuali nggak hadir para pendukung karena kan berbeda hubungannya apa pilgub dengan pilpres. Tapi ini sebuah kecelakaan dan ya sudahlah, lain kali nggak perlu ada itu lagi. Saya kira Bawaslu harus juga meneliti soal ini. Kalau perlu, dia ditegur. Kalau itu sudah keluar dari aturan main, ya ditegur,” kata Deddy.

Hal senada juga dikatakan Ridwan Kamil, ia mengatakan seharusnya pasangan nomor urut tiga tersebut bijaksana, tidak mencampur adukan antara Pilgub Jawa Barat dengan Pilpres 2019 yang akan datang.

“Seharusnya kita bijaksanalah ya, setiap apa yang di luar perjanjian pasti akan menimbulkan riak-riak. Perjanjiannya tidak ada hubungan dengan urusan Pilpres dan lain-lain. Kita fokus Pilgub Jabar, saya menyesalkan mudah-mudahan nggak terulang lagi. Kita serahkan ke KPU dan Bawaslu tidak usah emosi. Apapun yang dianggap tidak sesuai perjanjian, ada Bawaslu dan KPU,” ucapnya. (mb/cnn indonesia/detik)

Pos terkait