Ilmuwan Kembangkan Tes Darah untuk Nyatakan Berapa Lama Umur Manusia

Metrobatam, Jakarta – Kematian adalah rahasia Ilahi yang tak satu orang pun mengetahui kapan itu datang padanya. Namun, ilmuwan dari Universitas Yale telah mengembangkan tes darah yang bisa mengungkapkan berapa lama umur manusia.

Meskipun sebenarnya penelitian ini telah dikembangkan dari masa ke masa dengan membandingkan usia sel dan usia sebenarnya, ilmuwan ini menegaskan bahwa pengukuran merekalah yang paling akurat, praktis, dan mudah diinterpretasikan karena menggunakan faktor-faktor yang diukur dalam fisik tahunan.

Dikutip dari DailyMail, Dr Morgan Levine, ahli patologi dan juga penulis utama mengatakan bahwa tujuannya untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang mendorong penuaan sel, sehingga dokter dapat membantu pasien memperpanjang umur mereka dengan menerapkan pola makan sehat dan juga olahraga.

“Pada orang usia muda atau setengah baya, semua orang berpikir bahwa mereka sehat dan baik-baik saja, tetapi tidak selalu begitu,” ujarnya.

Bacaan Lainnya

“Tes ini benar-benar dapat memberi tahu orang mengenai risiko nyata pada kesehatan mereka, sehingga mereka dapat memantau faktor-faktor tersebut sebelum menjadi masalah,” lanjut Dr Levine.

Penelitian ini melibatkan 10.000 orang di antara tahun 1988 dan 1994 dengan mengidentifikasi faktor-faktor apa saja yang tampaknya menentukan risiko kematian mereka. Kemudian melibatkan lagi 11.000 orang lain di antara tahun 1999 dan 2010 dengan mengidentifikasi hal yang sama.

Para ilmuwan menggunakan algoritma yang disebut ‘elastic net model’ atau ‘model jaring elastis’ untuk mengukur prediktor mana yang terkuat. Dihasilkanlah sembilan biomarker, di mana termasuk jumlah sel darah putih dan kadar protein globular.

“Ini bekerja sangat baik. Banyak penelitian tidak benar-benar membandingkan apakah ukuran mereka adalah prediktor kematian yang lebih baik dibandingkan dengan usia kronologis, sehingga kami membandingkannya dengan orang lain. Kami menemukan ini memang memprediksi lebih baik,” jelas Dr Levine.

Timnya pun memiliki penelitian lanjutan untuk memahami apa kontribusi pada perbedaan dari faktor gaya hidup hingga faktor genetika dan sosial ekonomi. Bahkan mereka sudah memiliki bukti awal bahwa kebiasaan makan yang sehat, mengurangi indeks massa tubuh, berhenti merokok, dan berolahraga lebih banyak dapat mengurangi usia biologis. (mb/detik)

Pos terkait