Prabowo Grogi di Depan Ulama, Sebut Indonesia Tambah Miskin

Metrobatam, Jakarta – Calon presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto mengaku grogi saat bicara di hadapan para ulama. Dia mengatakan hal tersebut saat memberi sambutan dalam Rapat Kerja Nasional Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII) di Pondok Pesantren Minhajurrosyidin, Jakarta, Kamis (11/10).

Prabowo bicara di hadapan pengurus DPP LDII dan juga pengurus wilayah tingkat provinsi seluruh Indonesia.

Mulanya, Prabowo menyapa beberapa pengurus DPP LDII dan beberapa tokoh yang hadir saat memberikan sambutan. Kemudian, dia meminta maaf karena luput menyapa Marzuki Ali. Dia memohon maaf atas kekhilafannya itu.

“Maklum, kalau di hadapan banyak ulama saya agak grogi,” tutur Prabowo.

Bacaan Lainnya

Prabowo mengaku biasa berbicara di hadapan banyak orang dari berbagai kalangan. Namun, di hadapan ulama menjadi pengecualian.

“Kalau di depan tentara, biasa. Di depan petani, biasa. Di depan begitu banyak ulama, apalagi banyak yang punya gelar profesor, saya agak nervous sedikit,” kata Prabowo yang disambut tawa dan tepuk tangan hadirin.

Tidak ketinggalan, Prabowo mengucapkan terima kasih karena telah diundang dan diberi kesempatan memberi sambutan dalam Rakernas LDII. Menurutnya, kesempatan yang diberikan adalah suatu kehormatan bagi dirinya.

Prabowo lalu menyinggung LDII yang memiliki banyak program dan kegiatan. Dia mengaku kagum. LDII, lanjutnya, adalah organisasi Islam yang besar.

“Punya kegiatan kegiatan, yang sebenarnya menjawab masalah masalah kesulitan kesulitan dan tantangan-tantangan bangsa kita,” imbuh Prabowo.

Prabowo merasa terhormat bisa berbicara di hadapan pengurus LDII seluruh Indonesia. Prabowo lantas mengatakan bahwa mengundang dirinya memiliki risiko, yakni mesti mendengarkan pidato berisi kondisi Indonesia apa adanya. Bukan kondisi yang dibuat seakan baik-baik saja.

Lihat juga: Prabowo Berhenti Pidato Saat Azan Zuhur Berkumandang

Prabowo juga memberikan buku karangannya yang berjudul Paradoks Indonesia kepada ratusan pengurus LDII se Indonesia. Apa yang diucapkan Prabowo saat memberi sambutan, kurang lebih sama dengan yang tercantum dalam buku tersebut, yakni soal kondisi ekonomi Indonesia yang memprihatinkan.

“Saudara semua adalah profesor, sarjana, master, bisa menganalisa tesis-tesis saya. Saya minta mohon sanggah. Kalau salah saya akan ralat. Tapi Kalau benar, mohon, karena kita manusia bisa benar atau bisa salah,” kata Prabowo.

Sebut Indonesia Tambah Miskin

Dalam kesempatan itu Calon presiden nomor urut 02 Prabowo ini juga menyatakan bahwa Indonesia semakin miskin, bukan semakin bertambah baik.

“Kita bangsa yang tambah miskin, bukan bangsa yang tambah baik,” ucap Prabowo.

Prabowo menyimpulkan hal tersebut berkaca dari nilai rupiah saat ini. Dia mengatakan bahwa lima tahun yang lalu, nilai rupiah berada pada angka 10 ribu per dolar Amerika Serikat. Kini, lanjutnya, rupiah telah menyentuh 15 ribu per dolar AS.

“Berarti kita sekarang tambah miskin. Kita kerja, sama. Penghasilannya, sama. Tapi nilainya tidak sama karena sudah merosot,” ujar Prabowo.

Prabowo mengaku miris dengan kondisi demikian. Menurut dia, Indonesia adalah negara kaya akan sumber daya mineral yang merupakan modal untuk menjadi negara industri terkemuka. Misalnya, gas alam, nikel, dan bauksit.

Namun, dia menyayangkan Indonesia tidak merasakan keuntungan dari itu semua. Alasannya, karena sebagian besar keuntungan mengalir ke luar negeri. Prabowo mengatakan telah membeberkan hal tersebut sejak belasan tahun lalu.

“Komoditas-komoditas hebat ada di kita tetapi sebagai bangsa bisa dikatakan sekarang ini kita tekor. Tekor sebagai bangsa. Kita adalah bangsa yang rugi,” ujar Prabowo.

“Saya lontarkan belasan tahun yang lalu dan elite menertawakan saya dan mengucilkan saya,” ujar dia.

Akhirnya, lanjut Prabowo, Indonesia mengandalkan utang. Dia lantas merasa ironis karena kalangan elit merasa tidak ada yang salah dengan negaranya yang hidup mengandalkan utang.

Prabowo kemudian menyebut kalangan elite melakukan pengkhianatan terhadap bangsanya sendiri. Begitu juga terhadap rakyatnya.

Para eliet, kata Prabowo, lebih mementingkan diri dan kelompoknya masing-masing. Tidak lagi memikirkan kepentingan rakyat banyak. Akibatnya, terjadi jurang yang dalam antara elite dengan rakyat jelata.

“Jadi sodara-sodara ada masalah besar di republik kita. Yaitu bahwa pendapat saya, saya melihat ada satu pengkhianatan terjadi. Pengkhianatan ini dilakukan oleh elite bangsa kita sendiri terhadap rakyatnya,” ucap prabowo.

Prabowo tidak ingin menunjuk hidung salah satu pihak ketika menyebut ada elite yang berkhianat. Dia mengatakan elite adalah unsur pimpinan, sehingga dirinya sendiri pun bagian dari kalangan elite.

“Saya termasuk bagian dari elit,” ucap Prabowo. (mb/cnn indonesia)

Pos terkait