Kisah Mengharukan Ratu Film Horor Suzanna

Metrobatam, Jakarta – Di kehidupan nyata, Suzanna bukan lah ‘hantu’ yang menyeramkan seperti yang dia tampilkan dalam film-filmnya. Dia bukan Suzanna yang bicaranya pelan dan datar dengan tatapan yang bikin kuduk meremang. Dia bukan Sundel Bolong bukan pula Nyi Blorong.

Suzzanna Martha Frederika van Osch, menurut suaminya, Clift Sangra, juga bukan orang yang pendiam dan selalu serius. “Hahaha…dia beda 180 derajat. Di rumah, Suzanna itu orang yang ceria, cerewet dan riang,” kata Clift kepada detikX, beberapa hari lalu. “Ya, kadang-kadang dia memang suka berdiam diri.”

Suzzanna punya darah gado-gado Jerman-Belanda-Manado-Jawa dalam tubuhnya. Lahir di Bogor pada 13 Oktober 1942, bakat seni mengalir dari orangtuanya. Ayahnya seorang pemain sandiwara sementara ibunya seorang penyanyi. Usianya baru delapan tahun saat Suzanna pertama kali main dalam film garapan Usmar Ismail, Bapak Film Indonesia, Darah dan Doa, pada 1950.

Berkat kegigihannya, beberapa tahun kemudian Suzanna yang telah jadi gadis remaja bisa memenangkan audisi di Yogyakarta untuk bermain dalam film Asrama Dara yang juga disutradarai oleh Usmar Ismail. Akting Suzanna yang bermain sebagai Ina yang lugu dipuji banyak orang. Pada April 1960, Suzanna terpilih sebagai aktris anak terbaik dalam film Asrama Dara pada Festival Film Asia ke-7 di Tokyo.

Bacaan Lainnya

Suzanna nikah muda. Dia baru 18 tahun saat menikah dengan Dicky Suprapto pada 1960. Konon, Dicky yang juga seorang aktor sudah dikenalnya sejak SMP di Magelang. Mereka berdua mendirikan perusahaan film Tidar Djaja Film dan sempat memproduksi beberapa film seperti Tuan Tanah Kedawung dan film horor Beranak Dalam Kubur. Pasangan ini dikaruniai dua anak, Arie Adrianus Suprapto dan Kiki Maria.

Beranak Dalam Kubur yang disutradarai oleh Ali Shahab ini merupakan film horor pertama Suzanna. Saat itu Suzanna sudah menjadi bintang dan salah satu aktris dengan bayaran tertinggi di Indonesia. Untuk film Bernapas dalam Lumpur (tahun 1970), kabarnya dia mendapat honor Rp 1 juta. Tapi saat karirnya ada puncak, justru rumah tangganya berantakan dan tertimpa musibah.

Dicky mengaku terpikat seorang janda muda di sebuah klub malam di Jakarta. Demi janda muda itu, Rachmawati Soekarnoputri, Dicky meninggalkan Suzanna dan kedua anak mereka, Arie dan Kiki. Hubungan Dicky dan Rachma ini sempat bikin heboh di media lantaran Dicky belum resmi bercerai dari Suzanna.

Dicky, saat itu 33 tahun, sementara Rahmawati, 24 tahun. Kepada wartawan, Dicky berdalih tak menikah secara sah dengan Suzanna. “Mereka sudah sama-sama dewasa, tahu mana yang baik dan buruk,” kata Guntur, kakak Rachmawati, menanggapi hubungan adiknya dengan Dicky, dikutip majalah Tempo, pada 1970-an. Dicky dan Rachmawati menikah pada 1975.

Terguncang oleh prahara rumah tangganya, Suzanna sempat libur panjang dari dunia film. Sekitar empat tahun dia cuti dari industri film. Kepada wartawan Benta Buana beberapa tahun kemudian, Suzanna menuturkan bagaimana dia bersama kedua anaknya melewati masa-masa gelap itu.

“Ketika kami dalam kemelut dulu, kami sempat berencana bunuh diri bertiga. Kamar sudah kami siram dengan bensin. Saya sudah siap dengan pistol. Tapi Arie tiba-tiba berkata, ‘Jangan Mama, kita tidak boleh mati. Saya belum mau mati, saya belum membalas kebaikan mama. Arie belum membahagiakan mama,” Suzanna, artis termahal di Indonesia kala itu, menuturkan.(mb/detik)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *