Nyawa Melayang Gegara Politik di Medsos, Jokowi: Nggak Benar Itu!

Metrobatam, Jakarta – Unggahan bernada politik di media sosial menewaskan Subaidi (40), anggota Panitia Pemungutan Suara (PPS) di Sampang, Madura, Jawa Timur. Ini tanggapan Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Jokowi mengatakan, dia telah sering mengingatkan soal perbedaan pilihan politik di masyarakat. Dia menegaskan jangan sampai ada warga yang tidak saling tegur karena perbedaan politik.

“Ya kan setiap saya berkomunikasi dengan masyarakat, ke daerah, ke kampung, desa saya sampaikan jangan sampai karena pilihan bupati, pemilihan wali kota, gubernur, presiden berbeda pilihan, nggak sapa antar tetangga, antar desa, antar majelis taklim, itu kesalahan besar,” kata Jokowi di Hotel Alila, Solo, Jawa Tengah, Rabu (28/11).

Jokowi mengatakan, tidak saling sapa saja itu tidak baik. Apalagi sampai menghilangkan nyawa orang lain.

Bacaan Lainnya

“Saya sampaikan berkali-kali, nggak saling sapa aja nggak benar, apalagi sampai membunuh. Ini keliru besar!” tegas Jokowi.

Jokowi mengingatkan para pemimpin di daerah untuk menyadarkan masyarakat bahwa pesta demokrasi adalah hal yang lumrah dan rutin dilakukan dalam 5 tahun sekali. Untuk itu, masyarakat jangan sampai ada yang memutuskan tali silaturahmi hanya karena perbedaan pandangan politik.

“Ini tugas pemimpin-pemimpin di daerah dan semuanya untuk mengingatkan bahwa setiap 5 tahun sekali pasti ada pesta demokrasi, baik pemilihan bupati, gubernur, presiden, ada terus,” katanya.

Posting-an tentang politik di media sosial menewaskan Subaidi (40). Anggota Panitia Pemungutan Suara (PPS) di Sampang, Madura, Jawa Timur, itu tewas ditembak Idris (30).

Penembakan terjadi pada Rabu (21/11) pukul 13.00 WIB. Cekcok bermula saat akun Idris berkomentar di laman Facebook seseorang yang mem-posting ‘Siapa pendukung Jokowi yang ingin merasakan pedang ini’. Akun milik Idris memberikan komentar ‘Saya pingin merasakan tajamnya pedang tersebut’. (mb/detik)

Pos terkait