Sejumlah Daerah Dilanda Banjir, Di Tasikmalaya 5 Orang Tewas

Metrobatam, Jakarta – Wilayah Kabupaten Mandailing Natal, Sumatera Utara, diguyur hujan dengan curah tinggi dan intensitas lama dari sore hingga malam. Akibatnya, beberapa kecamatan di Mandailing Natal terdampak banjir dan tanah longsor.

“Curah hujan yang cukup tinggi dan intensitas yang lama mulai sore hingga malam ini di beberapa kecamatan di Kabupaten Mandailing Natal dan terus berlangsung,” ujar Kepala BPBD Sumatera Utara Riadil Akhir Lubis dalam keterangannya, Rabu (7/11).

Ada 9 kecamatan di Mandailing Natal yang terdampak. Berikut ini datanya:

  1. Kecamatan Lingga Bayu (banjir)
  2. Kecamatan Panyabungan (banjir)
  3. Kecamatan Kotanopan (banjir, Jalan Lintas Sumatera anjlok)
  4. Kecamatan Tambangan (banjir)
  5. Kecamatan Hutabargot (banjir)
  6. Kecamatan Panyabungan Selatan (tanah longsor, tutup akses jalan provinsi)
  7. Kecamatan Batang Natal (tanah longsor, banjir)
  8. Kecamatan Naga Juang (banjir)
  9.  Kecamatan Panyabungan Timur (tanah longsor)

Riadil mengatakan sudah ada upaya untuk menangani bencana ini. Sebagian masyarakat telah diungsikan.

Bacaan Lainnya

“Banjir di SMA Plus siswa (asrama) dan siswa sedang diungsikan ke gedung serbaguna. Masyarakat telah diarahkan mengungsi ke tempat yang lebih aman. Pemkab, BPBD, dan masyarakat terus dan sedang melakukan penanganan pengungsi dan pendataan lapangan,” ucap Riadil.

“Korban jiwa meninggal sementara nihil. BPBD Madina terus bekerja, mengevakuasi dan mendata warga terdampak. BPBD Provinsi Sumatera Utara menurunkan pasukan ASN/satgas, peralatan (perahu, tenda, truk, dll) dan membawa bantuan logistik dan telah berkoordinasi dengan Pemkab Madina dan PMI Sumut untuk membantu medis dan bantuan lainnya,” imbuh Riadil.

Tinggi permukaan banjir bervariasi pada berbagai tempat di kawasan Mandailing Natal ini. Dalam satu gambar, terlihat banjir telah merendam jembatan.

“Banjir telah melewati lantai jembatan,” kata Riadil.

900 Lebih Rumah Tergenang

Sementara pasca-hujan deras mengguyur Kota Sungai Penuh, Jambi, beberapa kecamatan di wilayah ini terendam banjir. Hamparan Rawang jadi yang terparah terkena banjir.

Saat ini banjir masih mengenangi tiga desa yaitu Desa Paling Serumpun, Tanjung dan Tanjung Muda. Banjir masih menggenangi di 900 lebih rumah warga.

Banjir juga menggenangi 8 majid, 4 SD, MI dan SMA. Kegiatan belajar mengajar siswa juga terhenti akibat banjir.

Hal ini seperti dijelaskan Camat Hamparan Rawang Sev Eka Putra. Menurutnya pihak pemerintah telah maksimal membantu masyarakat.

“Akibat banjir ini ada 900 lebih rumah ditiga desa masih terendam, kita sudah berikan bantuan kepada warga mulai makanan, obat-obatan hingga air bersih. Selain itu kita juga mendirikan tenda darurat untuk para pengungsi banjir,” ujarnya.

Lebih lanjut dikatakan Eka, berbagai fasilitas umum dan sekolah juga ikut terendam.

“Jalan semua ikut terendam, sehingga aktivitas warga terganggu. Masjid, sekolahan juga terendam, bahkan aktivitas belajar siswa pun terganggu akibat banjir ini,” pungkasnya.

Transportasi Terputus

Sementara Air Sungai Batang Saman, Kabupaten Pasaman Barat, Sumatera Barat meluap pada Rabu (7/11) malam, mengakibatkan arus transportasi Simpang Empat menuju Ujung Gading terputus.

“Setelah banjir di sejumlah titik. Malam ini sekitar pukul 22.45 WIB Sungai Batang Pasaman juga meluap sampai menutup badan jalan setinggi satu meter lebih,” kata Kepala Bagian Humas Sekretariat Deerah Pasaman Barat, Yosmar Difia, yang langsung melihat banjir Batang Saman, Rabu malam.

Selain memutuskan arus transportasi, kejadian itu mengakibatkan antrean kendaraan. Dari data sementara, puluhan rumah terendam banjir. “Data pastinya belum kita peroleh karena saat ini anggota masih memberikan bantuan kepada warga untuk mengevekuasi ke tempat yang lebih aman,” katanya.

Meluapnya Sungai Batang Saman terjadi pada Rabu malam, akibat hujan yang terus terjadi dalam dua hari terakhir.

Saat ini, petugas BPBD, kecamatan, SAR, pihak kepolisian, dan PMI sudah turun ke lapangan untuk memberikan bantuan evakuasi bagi warga ke tempat yang aman.

Ia menjelaskan hujan yang turun sejak Rabu siang, membuat air sungai di sejumlah lokasi meluap ke permukiman warga.

Sejumlah lokasi banjir adalah Kampung Baru Ranah Batahan, Limpato Kajai Kecamatan Talamau, Koto Sawah, dan Lubuk Gobing. “Data lengkapnya belum kita peroleh. Untuk sementara tidak ada korban jiwa. Mudah-mudahan banjir cepat surut,” katanya.

Sekitar 100 keluarga di Batang Saman dievakuasi ke tempat yang lebih aman karena meluapnya air Sungai Batang Saman.

“Hingga pukul 23.45 WIB luapan air semakin naik dan deras menutupi jalan. Diperkirakan ketinggian air dari satu sampai dua meter,” kata Camat Pasaman Andre Afandi.

Untuk antisipasi ancaman banjir yang semakin meluas, pihaknya bersama BPBD, SAR, kepolisian, dan TNI menganjurkan warga mengungsi sementara waktu karena air semakin naik.

“Hingga malam (7/11) ini ada sekitar 100 kepala keluarga mengungsi ke tempat yang lebih aman, seperti rumah keluarganya yang jauh dari lokasi banjir. Tetapi ada juga warga yang memilih bertahan,” katanya.

Pihaknya juga kesulitan menjangkau jembatan Batang Saman karena hujan dan air deras merendam jalan. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dan SAR juga menyiapkan perahu karet untuk evakuasi warga yang ingin mengungsi.

“Cuaca masih hujan dan air semakin naik. Masyarakat harus meningkatkan kewaspadaan,” katanya.

Korban Tewas Bertambah

Sementara korban tewas akibat banjir dan tanah longsor yang menimpa tiga kecamatan di Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat, bertambah menjadi lima orang. Sementara itu, satu orang masih hilang.

“Sebanyak lima orang meninggal dunia dan satu orang hilang akibat terseret banjir dan tertimbun longsor. BPBD Kabupaten Tasikmalaya bersama aparat setempat dan relawan terus melakukan penanganan darurat,” kata Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho lewat keterangannya, Rabu (7/11) malam.

“BPBD telah memberikan imbauan kepada masyarakat agar berhati-hati. Sebagian warga yang dekat dengan lokasi tersebut diminta mengungsi ke tempat yang lebih tinggi karena hujan masih turun untuk antisipasi kemungkinan adanya banjir dan longsor susulan. Tim SAR terus melakukan pencarian terhadap korban hilang dengan melakukan penyusuran di sungai,” sambung dia.

Sutopo melanjutkan, satu orang yang masih hilang adalah bocah 10 tahun warga Desa Sindangreja, Kecamatan Cikalong. Diketahui, dia hilang pada Selasa (6/11) sekitar pukul 10.00 WIB saat sedang berenang dengan temannya.

“Menurut temannya, saat dia loncat ke sungai, korban langsung terseret arus, kemudian tenggelam,” lanjut Sutopo.

Sementara itu, lima orang yang meninggal dunia akibat terseret banjir dan tertimbun longsor adalah Mardin (52), warga Kampung Cilunjang, Desa Cikuya Kecamatan Culamega; Elsa (5), warga Kampung Cikondang, Desa Bojongsari, Kecamatan Culamega; Aning (52), warga Kampung Cikondang, Desa Bojongsari, Kecamatan Culamega; Sapi’in (40), warga Desa Bojongsari, Kecamatan Cipatujah; dan Odin (45), warga Desa Kujang, Kecamatan Karang Nunggal.

“Semua korban telah ditemukan dan diserahkan pada pihak keluarga,” kata Sutopo.

Total ada 498 keluarga yang terdampak banjir. Sebanyak 205 keluarga di Kecamatan Cipatujah, 193 keluarga di Kecamatan Karang Nunggal, dan 100 keluarga di Kecamatan Culamega. Sutopo mengimbau kepada warga agar meningkatkan kewaspadaan dan kesiapsiagaan menghadapi banjir, longsor, dan puting beliung.

“Memasuki musim hujan, potensi bencana banjir, longsor, dan puting beliung akan meningkat. Curah hujan akan terus meningkat. Umumnya puncak hujan berlangsung pada bulan Januari sehingga ancaman pun makin meningkat,” tutur dia. (mb/okezone/detik)

Pos terkait