Amien Rais Ancam Jewer Haedar, Cak Nanto: Jewerlah Semua Kader

Metrobatam, Jakarta – Amien Rais akan menjewer Ketum PP Muhammadiyah Haedar Nashir jika kader dipersilakan menentukan pilihan sendiri pada Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden 2019 mendatang. Amien ingin Muhammadiyah bersikap.

Ketua Umum PP Pemuda Muhammadiyah Sunanto alias Cak Nanto mengaku akan tetap menghormati Amien Rais jika dia jadi menjewer Haedar Nashir atau tokoh lainnya. Namun dia mengingatkan bahwa sikap politik PP Pemuda Muhammadiyah merupakan keputusan organisasi bukan individu.

Keputusan DPP diambil dengan memperhatikan aspirasi dari pengurus wilayah. “Jadi kalau mau dijewer ya jewerlah semua kader Muhammadiyah. Dan gak usah satu orang yang dijewer tapi semua kader muhammadiyah semua pengurus pimpinan wilayah, pimpinan wilayah pemuda muhammadiyah harus dijewer,” kata Cak Nanto saat tampil di Blak blakan detikcom yang tayang, Senin (3/12).

Secara pribadi, Cak Nanto menegaskan dia tak akan mengorbankan reputasi yang dia bangun selama ini untuk membawa organisasi mendukung salah satu capres atau cawapres di Pilpres 2019. Cak Nanto selain kader Pemuda Muhammadiyah juga dikenal sebagai pegiat Pemilu. Salah satunya aktif di Seknas Jaringan Pendidikan Pemilih untuk Rakyat (JPPR) selama 10 tahun sebelum akhirnya terpilih sebagai Kornas JPPR pada 2017 lalu.

Bacaan Lainnya

“Tidak mungkin saya mengorbankan piosisi yang panjang itu dengan satu sikap politik dukung mendukung,” tegasnya.

Terkait pernyataan Amien Rais yang akan menjewer Ketum PP Muhammadiyah Haedar Nashir itu disampaikan pada Selasa, 21 November 2018. Saat itu Amien tengah menyampaikan pidato dalam acara Tabligh Akbar dan Resepsi Milad Ke-106 Masehi Muhammadiyah di Islamic Center Surabaya.

“Di tahun politik, tidak boleh seorang Haedar Nashir memilih menyerahkan ke kader untuk menentukan sikapnya di pilpres. Kalau sampai seperti itu, akan saya jewer,” kata Amien.

Haedar Nashir akhirnya memberi respons atas pernyataan Amien. Haedar mengatakan Muhammadiyah tetap akan pada tujuan dasar (khitah) untuk menjaga jarak dengan politik praktis.

“Jawaban saya sama. Tidak ada yang berubah dari Muhammadiyah, dan tidak akan pernah berubah Muhammadiyah berdiri di atas kepribadian dan khitahnya untuk tetap mengambil jarak dari pergumulan politik praktis,” jelas Haedar setelah menghadiri pembukaan Muktamar XVII Pemuda Muhammadiyah di Sportorium Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) Bantul, DI Yogyakarta, Senin (26/11). (mb/detik)

Pos terkait