Gunung Merapi Keluarkan Guguran Lava Pijar Enam Kali

Metrobatam, Jakarta – Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Yogyakarta mencatat sebanyak enam kali guguran lava pijar meluncur dari Gunung Merapi pada Rabu (23/1).

Seperti dikutip dari Antara, BPPTKG menyebut berdasarkan data seismik sejak pukul 00.00-06.00 WIB, tercatat sebanyak 6 kali guguran lava dengan durasi 12-90 detik.

Khusus untuk guguran lava yang meluncur pada pukul 02.34 WIB dapat teramati kamera pengawas (CCTV). Arah guguran ke tenggara menuju Kali Gendol dengan jarak luncur 700 meter dan durasi 90 detik.

Sementara berdasarkan pengamatan BPPTKG dari Pos Pengamatan Gunung Merapi (PGM) Kaliurang pada Rabu pagi, dilaporkan angin di gunung tersebut bertiup ke arah barat dengan kecepatan 5 km per jam.

Bacaan Lainnya

Suhu udara mencapai 20,7 derajat Celcius dengan kelembapan udara 74 persen RH dan tekanan udara hingga 916,4 hpa.

Sebelumnya, pada pengamatan sepanjang Senin (21/1) tercatat satu kali gempa hembusan, 2 kali gempa hybrid, serta satu kali gempa tektonik.

Per 16 Januari 2019, volume kubah lava di gunung teraktif di Indonesia itu tercatat 453.000 meter kubik dengan laju pertumbuhan 2.300 meter kubik per hari atau lebih rendah dari pekan sebelumnya.

Mengacu pada data aktivitas vulkanik Merapi, hingga saat ini BPPTKG masih mempertahankan status Gunung Merapi pada level II atau Waspada. Atas dasar itu, BPPTKG pun tidak merekomendasikan kegiatan pendakian kecuali untuk kepentingan penyelidikan dan penelitian berkaitan dengan upaya mitigasi bencana.

BPPTKG pun mengimbau warga tidak melakukan aktivitas dalam radius tiga kilometer dari puncak Gunung Merapi.

Hujan Hambat Sebaran Abu Erupsi

Sementara itu Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Bali mengimbau kepada masyarakat untuk tenang dan waspada dalam menghadapi kembali erupsi Gunung Agung.

“Kami mengimbau kepada masyarakat di radius Gunung Agung (GA) agar tetap tenang dan mengikuti arahan dari petugas terkait kebencanaan tersebut,” kata Pelaksana Tugas Sekretaris BPBD Provinsi Bali Made Rentin di Denpasar, Rabu (22/1) seperti dikutip dari Antara.

Ia mengatakan berdasarkan data dari pos pengamatan Gunung Agung, pasak bumi itu dalam sepekan ini kembali erupsi sekitar empat kali.

“Bahkan erupsi yang terjadi pada Selasa (22/1) asap kawah bertekanan sedang teramati berwarna kelabu dengan intensitas tebal dan tinggi 2.000 meter di atas puncak kawah,” ujar Made Rentin.

Namun, katanya, akibat saat ini curah hujan sedang tinggi maka abu yang dikeluarkan Gunung Agung juga dapat dihambat radius penyebarannya sehingga tidak meluas.

Berdasarkan laporan PVMBG, Gunung Agung (3142 mdpl) kembali erupsi pada Rabu, pukul 03.18 Wita, namun tinggi kolom abu tidak teramati.

Erupsi gunung tertinggi di Pulau Bali itu terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 23 mm dan durasi lebih kurang satu menit 56 detik.

Oleh karena itu, Made Rentin berharap kepada masyarakat di sekitar Gunung Agung maupun para pengunjung mematuhi imbauan zona steril yakni radius empat kilometer dari kawah.

Begitu juga bagi masyarakat yang bermukim dan beraktivitas di sekitar aliran-aliran sungai yang airnya berhulu di Gunung Agung, agar mewaspadai potensi bahaya sekunder berupa aliran lahar hujan yang dapat terjadi terutama pada musim hujan dan jika material erupsi masih terpapar di area puncak.

Area landaan aliran lahar hujan mengikuti aliran-aliran sungai yang airnya berhulu di Gunung Agung. (mb/cnn indonesia)

Pos terkait