Duh! Satu dari Tiga Staf PBB Alami Pelecehan Seksual

New York – Satu dari tiga pegawai Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) telah melapor mengalami pelecehan seks di badan dunia itu selama dua tahun terakhir. Temuan itu terungkap dalam survei mengenai prevalensi pelecehan seks yang pertama kali dilakukan PBB.

Dalam surat untuk para staf PBB, Sekjen PBB Antonio Guterres mengatakan bahwa studi tersebut berisi “beberapa statistik dan bukti serius tentang apa yang perlu diubah” untuk memperbaiki tempat kerja di PBB.

Seperti dilansir kantor berita AFP, Rabu (16/1/2019), survei tersebut menunjukkan, satu dari tiga responden atau 33 persen melaporkan setidaknya satu insiden pelecehan seks dalam dua tahun terakhir. Namun angka tersebut meningkat menjadi 38,7 persen untuk mereka yang melaporkan sejumlah bentuk pelecehan seks selama mereka bekerja di PBB.

Bentuk pelecehan seks yang paling umum terjadi adalah lelucon atau cerita seksual yang ofensif, atau komentar ofensif mengenai penampilan, tubuh atau aktivitas seksual.

Bacaan Lainnya

Menurut survei yang dilakukan oleh Deloitte pada November 2018 lalu dan dirilis pada Selasa (15/1) waktu setempat, para pegawai PBB juga menjadi sasaran upaya untuk menarik mereka dalam pembicaraan mengenai masalah seks, serta sentuhan dan gerakan yang ofensif.

Menurut survei tersebut, dua dari tiga pelaku pelecehan seks adalah pria dan satu dari empat pelaku adalah atasan atau manajer. Nyaris satu dari 10 pelaku pelecehan seks merupakan pemimpin senior. Dalam survei ini, sekitar 30.364 staf PBB memberikan jawaban atas pertanyaan rahasia secara online.

Dalam suratnya untuk staf PBB, Guterres mengatakan bahwa temuan survei tentang prevalensi pelecehan seksual tersebut sebanding dengan organisasi-organisasi lain, tetapi PBB, yang memperjuangkan kesetaraan, martabat, dan hak asasi manusia, harus menetapkan standar tinggi.

Pada Februari lalu, PBB meluncurkan layanan telepon 24 jam bagi para staf untuk melaporkan pelecehan seks dan para penyelidik PBB ditugaskan untuk menangani semua laporan tersebut. Guterres telah berjanji untuk menegakkan kebijakan tanpa toleransi untuk pelecehan seksual. (mb/detik)

Pos terkait