Senangnya, Titi Wati 220 Kg Sudah Bisa Berdiri Sendiri

Metrobatam, Palangkaraya – Sepekan pasca operasi, kesehatan Titi Wati yang beratnya sampai 220 kg mengalami kemajuan. Ia kini bisa duduk hingga berdiri sendiri, meski tidak lama.

“Berdiri sekitar 10 menit,” kata Titi dengan girang saat ditelepon detikcom, Rabu (30/1).

Namun Titi tidak bisa berdiri lama-lama karena kesemutan. “Sama dokter juga nggak boleh dipaksain,” ujar ibu 1 anak itu.

Adapun untuk duduk, ia sudah bisa bertahan hingga setengah jam. Setelah itu, ia tiduran lagi karena pinggangnya pegel.

Bacaan Lainnya

“Seneng. Sudah bisa bolak-balik badan. Miring-miring,” tutur Titi dengan riang.

Perkembangan kondisi ini berbeda jauh sebelum dioperasi pada 15 Januari 2019 lalu. Kala itu, untuk membawa Titi harus menjebol dinding rumahnya karena badannya sangat besar. Titi juga hanya bisa tengkurap dan memandangi dinding rumah.

“Alhamdulilah, seneng. Nafas sudah nggak ngos-ngosan lagi,” ucap tidak henti-henti tertawa bahagia.

Titi Wati dioperasi tim dokter RSUD dr Doris Sylvanus Palangkaraya, Kalimantan Tengah. 14 Dokter turun tangan ‘memotong’ usus Titi dan terus menjaga Titi pasca operasi. Semua biaya ditanggung oleh Pemprov Kalteng.

Tak hanya kondisi fisik, dokter juga memantau konsumsi makanan Titi Wati agar tak makan sembarangan. “Saat ini kita menunggu stabilitas pasca-operasi dengan support dari rehabilitasi medik dan bagian nutrisi. Rehabilitasi pasif telah dikerjakan oleh teman dari rehabilitasi medik secara bertahap dan progresif supaya pasien dapat segera mobilisasi/bergerak,” kata ketua tim medis RSUP Sanglah Denpasar, dr Gede Rusdi Antara, SpB(K) Digestive MARS, lewat pesan singkat, Kamis (17/1).

Operasi Titi dilakukan pada Selasa (15/1) lalu di ruang bedah sentral di RSUD dr Doris Sylvanus Palangkaraya. Operasi yang berjalan selama satu jam itu diharapkan bisa menyusutkan bobot Titi sekitar 15 kg per bulan.

Rusdi menerangkan dokter spesialis penyakit dalam masih terus memantau dan mengontrol metabolisme Titi pascaoperasi. Tak ketinggalan, makanan untuk Titi juga terus dikontrol ahli gizi.

“Teman-teman dari penyakit dalam juga memantau dan mengontrol kondisi metabolik, termasuk menstabilkan gula darah, tekanan darah, dan fungsi fisiologisnya. Selain itu, tentunya juga ahli gizi yang mengatur pemberian nutrisi secara bertahap untuk Ibu Titi,” terangnya.

“Tidak lupa faktor psikis juga kita perhatikan dengan bantuan teman bagian psikiatri dari RSUD Doris,” ucap Rusdi.

Sebagaimana diketahui, pertumbuhan Titi Wati tidak terkendali setelah 2013. Penambahan berat badan membuatnya tidak bisa duduk, apalagi berdiri. Untuk mengeluarkan Titi dari rumah, 20-an orang menjebol dinding dan membawanya menggunakan pikap. (mb/detik)

Pos terkait