Jokowi Sindir Penyewa Konsultan Asing dan ‘Propaganda Rusia’, Sebar Kebohongan

Metrobatam, Jakarta – Calon presiden nomor Urut 01 Joko Widodo (Jokowi) menyindir para pihak yang menuding dirinya antek asing selama memimpin Indonesia dalam empat tahun terakhir. Jokowi menyebut pihak-pihak yang menuding dirinya antek asing justru menggunakan konsultan politik dari luar negeri.

“Konsultannya konsultan asing. Terus yang antek asing siapa?” kata Jokowi di hadapan relawan Sedulur Kayu dan Mebel di Aula De Tjolomadoe, Karanganyar, Jawa Tengah, Minggu (3/2).

Jokowi tak menyebut siapa pihak yang memakai konsultan politik asing. Mantan Wali Kota Solo itu hanya menyebut konsultan asing tersebut menggunakan teori propaganda Rusia.

Jokowi menjelaskan teori propaganda Rusia dilakukan dengan menyebarkan kebohongan sebanyak-banyaknya sehingga membuat masyarakat menjadi ragu. Propaganda tersebut, kata Jokowi, yang akan memecah belah rakyat.

Bacaan Lainnya

“Enggak mikir ini memecah belah rakyat atau tidak, enggak mikir mengganggu ketenangan rakyat atau tidak, ini membuat rakyat khawatir atau tidak, membuat rakyat takut, enggak peduli,” ujarnya.

Lebih lanjut Jokowi menegaskan bahwa tuduhan dirinya antek asing tidak tepat. Menurut dia, dalam kurun waktu empat tahun ke belakang ini dirinya berhasil mengambil alih beberapa aset negara yang dikuasai perusahaan asing.

Jokowi mengklaim telah berhasil mengambil alih 100 persen pengelolaan Blok Mahakam kepada PT Pertamina (Persero) pada 2015 lalu. Menurut dia, Blok Mahakam telah 50 tahun dikuasai Total E&P Indonesia dan Inpex Corporation.

Selain itu, pemerintah juga berhasil mengambil alih Blok Rokan yang pengelolaannya sudah 100 persen diambil oleh Pertamina pada 2018 lalu. Blok Rokan itu sudah dikelola PT Chevron Pacific Indonesia sejak tahun 8 Agustus 1971.

Jokowi juga menyampaikan keberhasilannya dalam menggenggam 51,23 persen saham PT Freeport Indonesia. Hal itu dilakukannya setelah 40 tahun Indonesia tak bisa mendapatkan saham mayoritas.

“Jangan begitu dong. Maksudnya, jangan nunjuk-nunjuk dia antek asing, padahal dirinya sendiri antek asing,” kata dia.

Terlepas dari tudingan Jokowi terkait propaganda Rusia, seperti diketahui, jelang paparan visi-misi Prabowo, pertengahan Januari silam, beredar video Prabowo menyambut seorang warga negara asing sebelum menyampaikan Pidato Kebangsaan di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta.

Prabowo yang semula berjalan bersama Ketum Partai Demokrat nampak langsung berbalik dan dengan segera menyalami WNA tersebut lalu keduanya berjalan beriringan memasuki ruangan.

Menurut penuturan Wakil Sekjen Partai Demokrat Rachland Nashidik, Prabowo mulanya menyambut kedatangan SBY. Tak lama, tiba pula WNA mengenakan pakaian formal dan disalami Prabowo.

“Namanya Artem Turkin. Perwakilan Kedubes Rusia,” tutur Rachland melalui pesan singkat kepada CNNIndonesia.com, Rabu (16/1).

Rachland menampik kedatangan Artem sebagai bentuk dukungan Rusia terhadap Prabowo dalam Pilpres 2019. Menurut dia, kehadiran Artem tidak bisa langsung diasumsikan demikian, karena banyak pula diplomat asing yang diundang selain dari Rusia.

PDIP Klaim Jadi Saksi Mata

Sekretaris Jenderal Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Hasto Kristiyanto menyatakan istilah ‘Propaganda Rusia’ yang diungkapkan oleh calon presiden nomor urut 01 Joko Widodo (Jokowi) merupakan ‘sentilan’ bagi calon presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto.

Ungkapan calon presiden pertahana itu disampaikan saat menghadiri deklarasi dukungan sejumlah alumni perguruan tinggi Jawa Timur yang tergabung dalam Forum Alumni Jatim #01, di Tugu Pahlawan Surabaya, Sabtu (2/2) kemarin.

Hasto mengatakan Jokowi menyampaikan ungkapan itu karena kubu pasangan capres-cawapres nomor urut 01 mengetahui bahwa Prabowo didukung oleh konsultan asing sejak kontestasi politik 2009 silam.

“Sejak 2009 yang lalu, kami tahu Pak Prabowo itu didukung oleh konsultan asing. Kami jadi saksi mata dan hal tersebut adalah persoalan di mana kami membangun martabat dalam memenangkan itu,” ujarnya usai deklarasi alumni Kolese Kanisius kepada Jokowi di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Minggu (3/2).

Sayangnya, Hasto enggan menyebut secara jelas konsultan asing mana yang mendukung capres dari kubu oposisi itu. Meski begitu, ia menilai seharusnya karakter calon pemimpin bangsa bisa lebih mencerminkan kepribadian bangsa dan negara, sehingga tidak perlu menggunakan konsultan asing.

“Ini sesuai dengan cara-cara Indonesia, jangan impor budaya luar, hoaks, fitnah yang kemudian memperkeruh suasana,” katanya.

Sementara, kata Hasto, karakter pemimpin yang lebih mencerminkan kepribadian bangsa ada di sosok mantan Gubernur DKI Jakarta itu.

“Kami melihat originalitas kepemimpinan Pak Jokowi percaya pada kekuatan sendiri. Pak Jokowi mengingatkan bahwa mari kita berdemokrasi dengan cara-cara Indonesia,” ujar dia.

Sebelumnya, ketika menemui Forum Alumni Jatim #01, Jokowi meminta para kaum intelektual jebolan kampus-kampus di Jawa Timur untuk membantunya membersihkan fitnah dan hoaks. Tujuannya, agar perpolitikan di Indonesia bisa lebih beretika dan mengedukasi masyarakat.

Ia kemudian menyinggung ungkapan ‘Propaganda Rusia’ yang disebutnya sengaja diluncurkan pihak tertentu ke masyarakat jelang kontestan politik.

“Masalahnya adalah, ada tim sukses yang menyiapkan sebuah propaganda, yang namanya propaganda Rusia, yang setiap saat selalu mengeluarkan semburan fitnah, semburan dusta, semburan hoaks, ini yang harus segera diluruskan oleh bapak ibu sekalian sebagai intelektual,” kata mantan Wali Kota Solo itu. (mb/cnn indonesia)

Pos terkait