Soal Petani yang Curhat ke Sandi, Ketua PBB: Kampanye Diisi Drama Berseri

Metrobatam, Jakarta – Ketua Bidang Pemenangan PBB Sukmo Harsono mengomentari soal petani bawang di Brebes, Jawa Tengah, yang curhat ke Sandiaga Uno. Sukmo menilai kampanye cawapres nomor urut 02 itu terus diisi ‘drama berseri’.

“Belum habis ingatan kampanye cawapres 02 dihiasi melow drama wanita yang nangis-nangis minta foto. Ngaku ngefans ternyata caleg dari satu parpol yang jauh-jauh datang untuk buat drama, Disusul pria badan depan penuh lumpur belakang bersih. Terbaru ngaku petani bawang curhat harga bawang ternyata mantan anggota KPUD. Sunggu amat disayangkan kampanye tidak hanya diwarnai dengan berita-berita hoax yang tidak mendidik, tetapi juga di isi dengan ‘drama berseri’,” kata Sukmo kepada wartawan, Selasa (12/2).

Sukmo menganggap, kisah yang dipertontonkan Sandiaga justru memperlihatkan kualitas paslon kubu 02. Menurutnya, rakyat semakin terbuka, melihat mana capres-cawapres yang bekerja untuk RI dan mana yang membuat drama sinetron.

“Saya rasa rakyat akan makin matang melihat mana capres yang berkerja sungguh-sungguh dan sungguh-sungguh bekerja. Dan mana capres yang sungguh bekerja membuat drama sinetron,” terangnya.

Bacaan Lainnya

Sebelumnya, Sandiaga mengunggah interaksinya dengan seorang pria yang disebut sebagai petani bawang bernama Subkhan. Saat berdialog dengan Sandi, Subkhan mengeluhkan harga bawang rendah.

Di media sosial, sosok Subkhan banyak dibicarakan sebagai anggota komisioner. KPU RI sudah memberikan klarifikasi. Subkhan sudah tidak menjabat komisioner KPU Brebes.

“Setelah kami lakukan konfirmasi kepada KPU Jateng, beliau adalah mantan anggota KPU periode lalu. Jadi bukan anggota KPU periode ini,” kata anggota Komisioner KPU RI Ilham Saputra saat dimintai konfirmasi.

Subkhan sudah berbicara soal dirinya yang viral. Ia menegaskan bukan tim sukses capres-cawapres mana pun. Setelah lepas dari jabatannya sebagai komisioner KPU, Subkhan mengaku aktif memperjuangkan nasib petani bawang.

“Saya bukan tim sukses capres manapun. Saat ini saya adalah petani. Saya selalu hadir karena ingin memperjuangkan nasib petani bawang,” kata Subkhan.

Pendapat senada disampaikan Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma’ruf Amin. TKN lalu menyinggung ‘politisi anak mami’ yang kerap mengadu ke orang tuanya terkait sandiwaranya yang gampang ditebak.

“Rakyat tidak bisa dibohongi dan dibodohi dengan sandiwara seperti ini. Boleh saja bersandiwara, tapi jangan sandiwara murahan yang gampang ketahuan dan pakai ngadu segala sama mami. Tak terhindarkanlah untuk disebut ‘politisi anak mami’,” kata juru bicara TKN, Ace Hasan Syadzily, kepada wartawan, Selasa (12/2).

Ace menegaskan sebutan ‘politisi anak mami’ itu bukan bermaksud merendahkan ibunda Sandiaga, Mien Uno. Ace hanya merasa heran karena desakan untuk meminta maaf terkait tagline ‘Sandiwara Uno’ justru disampaikan oleh Mien Uno, bukan langsung dari Sandiaga.

“Sekali lagi, kami menghormati Ibu Mien Uno, yang telah berhasil mendidik dan membesarkan seorang Sandiaga Uno sehingga menjadi cawapres. Itu artinya, dengan anaknya, Sandi, telah menjadi politisi nasional yang tangguh. Namun saya merasa heran, jika karena dituduh melakukan sandiwara harus beliau yang mendesak minta maaf. Jangan sampai terkesan Sandiaga Uno ini ‘politisi anak mami’,” ujar dia.

Kembali ke soal curhat petani bawang, Ace mengatakan hal tersebut penuh dengan kepalsuan. Bagi Ace, terlalu bodoh kalau curhat antara petani bawang dengan Sandiaga itu bukanlah sebuah sandiwara.

“Apakah video ini bukan Sandiwara yang dimainkan Sandi Uno? Terlalu bodoh rasanya kalau ini bukan sebuah Sandiwara. Terlalu kentara dan kasatmata sandiawara ini dimainkan,” ujarnya.

Menurut Ace, percakapan dalam dua orang itu sangat tidak logis. Apalagi, sambung Ace, Subkhan merupakan eks komisioner KPUD.

“Sandiwara ini jelas-jelas dimainkan oleh seseorang yang pura-pura menghadapi masalah ekonomi dengan tangisan air mata palsu. Terlihat kentara untuk menunjukkan bahwa dirinya terlilit masalah ekonomi,” imbuh dia.

Sementara dalam kunjungannya ke Gus Anis dan para kiai di Pondok Pesantren Roudlotul Muhibbin, Pekalongan, Jawa Tengah, Sandi didatangi oleh seorang warga bernama Umi yang ingin memberikan celengan untuk sumbangan dana kampanye.

Sandiaga awalnya keluar dari pintu pondok pesantren dan disambut oleh warga yang cukup banyak. Umi, yang sudah lama menunggu, kemudian bertemu dengan Sandiaga, namun menghilang karena terdesak warga lain saat akan memberikan celengannya.

Saat naik mobil, Sandiaga kembali melihat Umi yang menunggu di ujung jalan. Mantan Wagub DKI Jakarta itu kemudian meminta Umi mendekat ke arah mobil.

Pada saat itulah Umi menangis sambil memberikan celengannya. Dia mengaku ikhlas memberikan tabungannya itu.

“Jangan dilihat dari jumlahnya, Pak. Saya Ikhlas untuk Indonesia yang lebih baik,” kata Umi, Selasa (12/2). (mb/detik)

Pos terkait