Tak Punya Dosen, Sembilan Kampus Swasta di Sumut Ditutup

Metrobatam, Medan – Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (Dikti) Wilayah I Sumatera Utara (Sumut) menutup sembilan Perguruan Tinggi Swasta (PTS) di Sumatera Utara. Pasalnya, kampus-kampus itu tidak memiliki dosen dan minim dalam jumlah mahasiswa.

“Tidak ada dosen yang mengajar, selain itu jumlah mahasiswanya yang juga tidak sesuai persyaratan, dan sarana prasarana yang kurang memadai,” kata Kepala Lembaga Layanan Dikti Wilayah I Sumut Prof Dian Armanto, Rabu (13/2).

PTS yang ditutup antara lain, Politeknik Profesional Mandiri, Politeknik Trijaya Krama, Akubank Swadaya Medan. Lalu Sekolah Tinggi Kelautan dan Perikanan Indonesia, Politeknik Tugu 45 Tebingtinggi.

Selain itu, Akbid Eunice Rajawali Binjai, Akademi Manajemen Ilmu Komputer Medan, serta Akademi Kebidanan Takasima Kabanjahe, dan Akademi Keperawatan Takasima Kabanjahe.

Bacaan Lainnya

“Kalau kedua yang terakhir ini, Akbid dan Akper Takasima Kabanjahe dilakukan penutupan memang permintaan atas yayasan tersebut,” jelasnya.

Menurut Dian Armanto, Lembaga Layanan Dikti Wilayah I Sumut juga akan menutup sejumlah perguruan tinggi swasta lainnya yang juga bermasalah.

“Kita sudah kirim surat ke Dikti, untuk memverifikasi dan mendatangkan tim Evaluasi Kerja Akademik (EKA) untuk memeriksa belasan perguruan tinggi lainnya,” ujarnya.

Dian Armanto menambahkan tahun ini pihaknya fokus untuk melakukan perbaikan mutu PTS secara besar-besaran. Sebanyak 19 PTS lainnya pun akan diverifikasi. Jika tidak layak dan tidak ada kemajuan, lanjutnya, kampus-kampus itu juga akan ditutup.

“Dikti Sumut sudah menjadi lembaga pemetaan mutu. Karena ada beberapa tugas yakni memfasilitasi pemetaan mutu, peningkatan mutu penyelenggaraan, memfasilitasi mutu pengelolaan dan memfasilitasi kesiapan,” tuturnya.

Selain itu Dikti juga melaksanakan evaluasi dan pelaporan pelaksanaan fasilitas peningkatan mutu, serta melaksanakan pengelolaan data dan informasi di bidang mutu dan melaksanakan administrasi.

“Kita berharap PTS yang mendapat pembinaan dari tim EKA, segera memperbaiki diri sesuai permintaan Kemenristekdikti,” pungkasnya. (mb/cnn indonesia)

Pos terkait