Akhirnya Kalah Total, Begini Awal Sejarah Kemunculan dan Jatuhnya ISIS

Damaskus – Kelompok Islamic State of Iraq and Syria (ISIS) dinyatakan kalah total di wilayah Suriah oleh Pasukan Demokratik Suriah (SDF), yang didukung koalisi pimpinan Amerika Serikat (AS). Hal ini menandai berakhirnya kekhalifahan kelompok radikal itu atas wilayah-wilayah Irak dan Suriah yang dikuasai selama hampir lima tahun terakhir.

Menengok ke belakang, seperti dilansir Reuters dan The Independent, Senin (25/3/2019), ISIS pertama kali muncul di Irak tahun 2004, tepatnya setelah invasi AS ke Irak pada era Sadam Hussein. Pertama kalinya, ISIS yang merupakan pecahan Al-Qaeda ini menggunakan nama Al-Qaeda in Irak atau AQI.

Tahun 2011, ISIS memperluas wilayah ke Suriah yang sedang dilanda konflik antara pemberontak melawan rezim Presiden Bashar al-Assad.

Pada masa kejayaannya, ISIS menguasai sejumlah besar wilayah-wilayah strategis Irak dan Suriah. Lebih dari 40 ribu orang dilaporkan pindah dan tinggal di wilayah-wilayah yang diklaim sebagai kekhalifahan ISIS. Pada saat bersamaan, ISIS melancarkan serangan teroris yang brutal dan mengerikan di berbagai negara.

Bacaan Lainnya

Demikian kronologi kemunculan, kekejaman dan kejatuhan ISIS di Irak dan Suriah:

Tahun 2004: Militan Irak kelahiran Yordania, Abu Musab al-Zarqawi, mendirikan Al-Qaeda in Irak (AQI), cabang Al-Qaeda di Irak. AQI banyak melancarkan serangan teror terhadap komunitas Syiah yang mayoritas di Irak, dengan harapan memicu perang sektarian.

Zarqawi pindah ke Irak setahun sebelumnya, bersama ribuan militan lainnya untuk melawan tentara AS dan Inggris yang menginvasi negara tersebut.

Juni – Oktober 2006: Zarqawi terbunuh dalam serangan udara AS di Irak pada 7 Juni 2016. Abu Ayyub al-Masri menjadi pemimpin baru AQI. Masri kemudian mengumumkan pembentukan Islamic State of Iraq (ISI) dan menunjuk Abu Omar al-Baghdadi sebagai pemimpin barunya.

April 2010: Abu Omar al-Baghdadi dan Masri tewas dalam operasi gabungan AS-Irak. Abu Bakr al-Baghdadi pun menjadi pemimpin baru ISI.

Tahun 2011: Baghdadi mengirimkan anak buahnya ke Suriah saat konflik Suriah pecah.

April 2013: Baghdadi mengumumkan bahwa kelompoknya untuk selanjutnya akan dikenal sebagai Islamic State of Iraq and the Levant (ISIL) atau dikenal juga sebagai Islamic State of Iraq and Syria (ISIS). Perubahan nama ini diumumkan setelah pecahan Al-Qaeda di Suriah, Jabhat al-Nusra atau Nusra Front, ikut bergabung.

Tahun 2014: ISIS mengambil alih wilayah Raqqa di Suriah dan menetapkannya sebagai ibu kota kekhalifahan di Suriah. ISIS juga menguasai kota Fallujah di Irak. Al-Qaeda kemudian memutuskan hubungan dengan ISIS setelah terjadi pertempuran antara militan ISIS dan Nusra Front.

ISIS juga berhasil menguasai Mosul dan Tikrit di Irak pada Juni 2014, menjadikan kelompok radikal itu membanjiri perbatasan Irak-Suriah. Di Masjid Agung Al-Nuri di Mosul, Baghdadi mengumumkan perubahan nama ISIS menjadi Islamic State (IS) atau Daulah Islamiyah dan menetapkan kekhalifahannya.

Teror mengerikan ISIS pun dimulai. Di Irak, ISIS membantai ribuan warga Yazidi di Gunung Sinjar dan memaksa lebih dari 7 ribu wanita menjadi budak seks mereka.

Di Suriah, ISIS membantai ratusan anggota suku Sheitaat. ISIS juga memenggal sandera-sandera asing dari negara-negara Barat yang direkam dalam video propaganda mengerikan. Terdapat jurnalis AS James Foley dan pekerja LSM Inggris David Haines di antara sandera asing yang dipenggal ISIS.

Pada September 2014, AS membentuk koalisi militer melawan ISIS dan mulai melancarkan serangan udara di Irak untuk menghentikan kelompok radikal itu. Hal ini dilakukan atas permintaan pemerintah Irak setelah kehilangan kendali atas Mosul.

Tahun 2015: Militan yang berafiliasi dengan ISIS di Paris menyerang kantor surat kabar satire dan sebuah supermarket Yahudi. Serangan teror ini mengawali gelombang serangan ISIS di luar negeri. Militan-militan di Libya memenggal warga Kristen dan menyatakan sumpah setia pada ISIS, yang diikuti oleh kelompok-kelompok militan di beberapa negara lainnya.

Pada Mei 2015, ISIS mengambil alih Ramadi di Irak dan kota kuno Palmyra di Suriah. Pada akhir tahun, dua wilayah itu berhasil direbut kembali dari ISIS.

Tahun 2016: ISIS mulai kehilangan wilayah-wilayahnya. Pasukan militer Irak, yang dibantu serangan udara koalisi pimpinan AS, berhasil merebut kembali Fallujah dari ISIS pada bulan Juni. Kemudian pada Agustus, Pasukan Demokratik Suriah (SDF) yang didukung AS merebut Manbij dari ISIS.

Bulan Oktober, pasukan Irak dan koalisi pimpinan AS memulai operasi untuk membebaskan Mosul dari ISIS. Pada bulan Desember, pasukan Libya membebaskan Sirte dari ISIS dengan bantuan serangan udara AS. Bulan yang sama, ISIS menguasai kembali Palmyra dari pasukan pemerintah Suriah.

Meski kehilangan wilayah-wilayahnya di Irak dan Suriah, ISIS tercatat masih melancarkan lebih dari 1.400 serangan dan membunuh lebih dari 7 ribu orang sepanjang tahun 2016. Data itu dilaporkan oleh University of Maryland tahun 2017.

Tahun 2017: Tahun ini menjadi tahun kekalahan besar ISIS. Pada bulan Juni, kota Mosul berhasil direbut kembali dari ISIS setelah terjadi pertempuran sengit selama berbulan-bulan. Perdana Menteri (PM) Irak saat itu, Haider al-Abadi, menyebut hal itu sebagai ‘pengakuan resmi kekalahan’ ISIS. Masjid Agung al-Nuri yang menjadi tempat Baghdadi mengumumkan kekhalifahan ISIS tahun 2014, diledakkan oleh ISIS sendiri.

Di Suriah, pasukan rezim Suriah yang didukung Rusia dan Iran membebaskan Deir al-Zor dari ISIS dan memperluas kendali pemerintah Suriah hingga ke Sungai Eufrat. Pada bulan Oktober, SDF yang terdiri atas milis Kurdi dan Arab di Suriah, berhasil mengusir ISIS dari Raqqa setelah pertempuran sengit selama empat bulan.

60 ribu militan ISIS tewas

Bulan Desember 2017, PM Abadi menyatakan ISIS telah dikalahkan di Irak. Koalisi pimpinan AS memperkirakan kurang dari 1.000 militan ISIS masih bertahan di wilayah-wilayah Irak dan Suriah. Sebanyak 95 persen wilayah ISIS telah berhasil direbut kembali.

Tahun 2018: Pemerintah Suriah merebut kembali Yarmouk, selatan Damaskus, dari ISIS. Sedangkan SDF terus memburu militan ISIS yang bersembunyi di wilayah dekat Sungai Eufrat. Pasukan militer Irak mengambil alih wilayah-wilayah perbatasan yang tadinya dikuasai ISIS.

Bulan Agustus, ISIS merilis rekaman audio berdurasi 55 menit yang disebut berisi suara Baghdadi yang mengakui hilangnya sebagian besar wilayah ISIS dan meminta para militan tetap melanjutkan pertempuran. Dalam pengumuman mengejutkan pada Desember, Presiden AS Donald Trump mengumumkan AS akan menarik pasukannya dari Suriah.

Februari 2019: SDF mengumumkan ‘pertempuran terakhir’ dengan ISIS. Sebuah desa kecil bernama Baghouz di dekat Sungai Eufrat disebut menjadi markas terakhir ISIS di Suriah.

Maret 2019: SDF menyatakan Baghouz berhasil dikuasai kembali dan mengumumkan ‘kekalahan total’ ISIS di Suriah. Bendera kuning SDF dikibarkan di gedung-gedung Baghouz sebagai buktinya.

“Pasukan Demokratik Suriah menyatakan pembersihan total atas hal yang disebut kekhalifahan dan 100 persen kekalahan teritorial ISIS,” tegas juru bicara SDF, Mustefa Bali, dalam pernyataannya.

Di sisi lain, meski markas terakhirnya telah dihancurkan, ISIS masih dianggap sebagai ancaman. Sisa-sisa militan ISIS yang bersembunyi di area gurun terpencil Suriah dan di kota-kota Irak masih melakukan aksi skala kecil, dengan melakukan serangan penembakan atau penculikan atau menunggu kebangkitan ISIS nantinya. (mb/detik)

Pos terkait