Danau Sentani Meluap Sebabkan Sampah dan Jenazah Hanyut

Metrobatam, Sentani – Tak hanya Banjir bandang yang menyebabkan ribuan warga mengungsi ke tempat aman, meluapnya air Danau Sentani yang naik setinggi 2 meter secara tiba-tiba membuat ribuan kepala keluarga yang tinggal di pinggiran kawasan Danau Sentani, Kabupaten Jayapura, Papua terpaksa harus mengungsi ke tempat yang aman.

Dari data yang didapatkan Okezone, melalui Posko induk Banjir bandang, sebanyak 2.764 kepala keluarga (KK) yang tinggal di pingir kawasan Danau Sentani Kabupaten Jayapura saat ini tidak bisa menempati rumahnya lagi karena meluapnya air danau.

Bupati Jayapura, Mathius Awoitauw mengatakan,akibat banjir bandang yang terjadi di Kota Sentani menyebabkan luapan air danau Sentani yang luar biasa.

“Banjir itu juga menjadikan Danau Sentani sebagai tempat sampah termasuk tempat berserakannya mayat dari Kota Sentani. Kini, Danau Sentani dipenuhi sampah dari segala jenis sehingga air danau sudah tak bisa lagi dikonsumsi masyarakat danau,” ungkap Mathius Awoitauw, ketika meninjau kampung Putali ditengah danau Sentani, Rabu (20/3/2019).

Bacaan Lainnya

Saat ini, menurut Mathius Awoitauw, para korban dan pengungsi sangat membutuhkan air bersih yang cepat. “Kejadian itu, akhirnya membuat masyarakat dipinggir danau mengungsi ke gereja dari 24 Kampung di 4 distrik tersebut,” katanya.

Lebih lanjut Mathius mengatakan, peristiwa banjir bandang seperti ini tak pernah terjadi selama sejarah orang Sentani, terlebih di Danau Sentani, sebab air danau naik luar biasa setinggi dua meter lebih.

“Tingginya curah hujan saat ini yang terjadi beberapa hari kedepan air danau Sentani akan semakin naik dan tentunya itu akan memperparah rumah warga, Maka saya keliling disemua lokasi di Danau Sentani untuk melihat dukungan logistik dirasakan warga danau Sentani yang mengungsi di sejumlah gereja. Dan kenyataan dukungan logistik kurang lancar sehingga itu akan dikomunikasi dengan tim penanggulangan bencana banjir bandang di Posko Induk,” katanya.

Mathius mengungkapkan, masyarakat saat ini membutuhkan tenda, air bersih, listrik dan bama termasuk selimut dan kebutuhan bagi anak-anak bayi.

“Dan memenuhi itu, relawan gereja disini siap bekerjasama dengan tim penanggulang bencana banjir bandang,” ungkapnya.

25 Kampung Terendam

Sementara itu sebanyak 25 kampung terendam akibat meluapnya air Danau Sentani pascabanjir bandang yang melanda Kabupaten Jayapura, Papua. Kabid Humas Polda Papua Kombes AM Kamal mengatakan, hingga kemarin sekira pukul 23.00 WIT tercatat 25 kampung terendam.

Mengutip dari Antaranews, Kamis (21/3/2019), kampung-kampung itu yakni Doyo lama, Sosiri, Yakonde, Dondai, Kwadeware, Bambrongko, Simporo, Kameyaka, Abar, Atamali, Putali, Sereh, Ifar Besar, Yoboi, Hobong, Yahim, Yobe, Ifale, Nendali, Asei Besar, Ayapo, Puay, Asei Kecil, Nolokla, dan Yokiwa.

Terendamnya kampung-kampung warga itu akibat air Danau Sentani meluap. Kondisi masyarakat saat ini masih relatif aman dan bantuan sedang diupayakan untuk dibagikan ke masyarakat.

Kamal mengatakan, Polda Papua melalui Ditpolair siap membantu menyalurkan bantuan ke kampung-kampung yang hanya bisa dijangkau dengan menggunakan perahu motor.

Banjir bandang sendiri sebelumnya terjadi pada Sabtu 16 Maret 2019 di Kabupaten Jayapura. Peristiwa ini menyebabkan 9.691 orang harus mengungsi akibat rumahnya rusak.

Tercatat 103 orang meninggal dunia, ratusan lainnya luka-luka, serta 93 orang dilaporkan hilang. “Saat ini tercatat 35 kantong jenazah belum teridentifikasi di Rumah Sakit Bhayangkara,” kata Kamal. (mb/okezone)

Pos terkait