Seperti Ini Mulusnya Tol Terpanjang Indonesia

Metrobatam, Terbanggi Besar – Indonesia kini punya tol terpanjang tepatnya ruas Bakauheni-Terbanggi Besar (Bakter) di Pulau Sumatera, di Lampung.

Tol Bakter ini punya panjang 140,94 km. Itu artinya mengalahkan panjang ruas tol Cikampek Palimanan yang mencapai 116,75 km.

Menggunakan dua mobil, detikcom mencoba menjajal tol terpanjang ini. Dari kantor detikcom di Jakarta, kami menyusuri dulu tol Jakarta Merak, kemudian naik kapal penyeberangan di Merak menuju Bakauheni. Perjalanan dalam kapal ekonomi menempuh waktu sekitar 2 jam.

Saat mencobanya, tol ini masih gratis. Tol juga masih menggunakan jalan beton. Bagaimana rasanya melaju mulus di tol terpanjang di Indonesia? Berikut ulasan beritanya.

Bacaan Lainnya

Tiba di dermaga Bakauheni, mobil kami langsung menuju tol. Ternyata jaraknya tidak jauh dari dermaga. Belum sampai beberapa kilometer, mobil kita akan diarahkan belok kiri masuk gerbang tol.

Tolnya dari pantauan detikcom sudah mulai ramai. Karena masih gratis, di gerbang tol kita hanya membayar Rp 0 dengan kartu elektronik. Mobil pribadi dan truk bergantian memasuki gerbang tol.

Karena tergolong tol yang masih baru jangan harap tolnya sudah pakai aspal ya. Sebagian besar jalan masih berupa beton, hanya beberapa bagian saja sudah diaspal dan itu pun belum banyak.

Kontur jalannya cenderung rata, tidak seperti jalan tol menuju Bandung yang tanjakan dan turunannya cukup curam, tol Bakauheni-Terbanggi Besar (kita singkat saja jadi tol Bakter) cukup asyik untuk dijajal. Jalannya relatif lurus dan kalaupun ada tikungan, dibuat memanjang sehingga lebih aman.

Karena jalannya lurus, detikers harus ekstra hati-hati, jangan sampai kelelahan menimpa Anda saat nyetir di jalan tol.

Dari sisi jalan tol kita bisa melihat vegetasi beragam khas Sumatera, mulai dari sawah, karet, jagung dan lainnya.

Tol yang menelan biaya sebesar Rp 16,8 triliun, ini diharapkan memberi dampak positif ke masyarakat khususnya di wilayah Sumatera. Tol Bakter akan menjadi bagian 24 ruas di tol Trans Sumatera yang panjangnya 2.770 km.

“Tol Bakauheni Terbanggi Besar ini sepanjang 140 km menghubungkan pelabuhan Bakauheni hingga Terbanggi Besar, Terbanggi Besar itu adalah jalan yang menghubungkan perjalanan lintas tengah dan lintas timur menuju lintas palembang. Ada 11 gerbang dari Bakau, kemudian Bandar Lampung, hingga Terbanggi Besar,” ujar Kepala Cabang Ruas Bakaheuni-Terbanggi Besar PT Hutama Karya Hanung Hanindito saat ditemui detikcom pekan lalu.

Sarana Pendukung

Meski sudah beroperasional, tol sepanjang 140,94 km itu masih terus dibangun sarana pendukungnya. Salah satunya rest area. Dengan jarak mencapai hampir 150 km, perlu rasanya tempat beristirahat untuk pengemudi.

Sayangnya, karena masih dibangun, fasilitas rest area masih terbatas. Belum ada bangunan permanen di rest area. Hanya berupa kontainer yang dipotong bagian sampingnya jadi seperti warung pinggir jalan. Alat-alat berat masih merapikan rest area dan belum diaspal.

Ada beberapa kontainer berjejer di rest area yang menjajakan aneka makanan ringan seperti mie instan, kopi, es atau sebagainya, jangan bayangkan dulu ada ayam goreng gurih seperti biasa kita jumpai di rest area lainnya ya.

Rencananya di 140 km tol bakal dibangun 6 pasang rest area. Saat ini baru terbangun 3 pasang rest area.

“Total ada 6 pasang, kita menyebutnya jalur Ambon-Bandung yaitu ke KM besar dan KM kecil. Cuma yang sudah kita siapkan sementara ini sudah ada 3 pasang, di KM33, KM 87, dan KM 116. Selebihnya masih dalam tahap pembangunan, ada yang masih dalam tahapan pembebasan tanah,” ujar Kepala Cabang Ruas Bakaheuni-Terbanggi Besar (Bakter) PT Hutama Karya Hanung Hanindito saat ditemui detikcom pekan lalu.

Meski sederhana, pengguna tol bisa menggunakan fasilitas kamar mandi, tempat ibadah dan SPBU. Namun dari pantauan detikcom, fasilitas SPBU baru ada di rest area KM 87 dan 116.

Ke depan, Hutama Karya berjanji akan memberikan porsi yang lebih besar kepada Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di rest area tol Bakter.

“Kami akan berikan UMKM setempat untuk mengisi tempat kami, porsinya akan lebih besar. Sebesar kurang lebih 70%, kita belum menentukan apa yang akan masuk yang pasti akan diberikan untuk UMKM,” ujarnya.

Pengguna jalan di Sumatera mulai memanfaatkan tol terpanjang yang masuk Trans Sumatera, yakni Tol Bakauheni-Terbanggi Besar (Bakter). Dengan adanya tol ini, waktu tempuh bisa diperpendek sepertiganya dari pelabuhan ke Bandar Lampung.

Dari pemantauan detikcom, dalam sehari setidaknya ada 7.000 kendaraan yang lalu lalang di gerbang tol pertama tol Bakauheni yakni gerbang tol Bakau. Gerbang tol pertama ini cukup dekat lokasinya dengan dermaga Bakauheni. Begitu keluar dari kapal penyeberangan, tinggal belok kiri, langsung masuk tol.

“Keuntungannya yang jelas adalah dari antara lintas tengah maupun timur lebih cepat, kalau biasanya di jalan normal itu dari Pelabuhan sampe Bandar Lampung saja bisa 3,5 jam sampai 4 jam sekarang cuma satu jam saja, termasuk kendaraan logistik lebih cepat,” ujar Kepala Cabang Ruas Bakaheuni-Terbanggi Besar PT Hutama Karya Hanung Hanindito saat ditemui detikcom pekan lalu.

Memang secara teori, dengan jarak mencapai 140 km, dari pelabuhan Bakauheni menuju Terbanggi Besar, Lampung, dengan kecepatan 140 km per jam saja menggunakan roda 4, sejam harusnya sudah sampai di ujung tol.

Dari pengalaman detikcom kemarin mengendarai mobil bermesin 2.500 cc di Tol Bakter, kecepatan 140 km per jam rasanya mudah saja tercapai, tapi ingat hati-hati selalu saat berkendara di jalan tol ini.

Apalagi jalannya yang relatif lurus gampang membuat pengendara terlena. Pengendara mungkin tidak sadar kecepatan mobil sudah melaju lebih dari 100 km per jam, jadi selalu jaga kecepatan mobil Anda, detikers.

SPBU Imut-imut

Dari pantauan detikcom, SPBU imut-imut itu bisa kita temui di rest area KM 87 dan 116. Bentuknya masih mini, bukan Pertamini ya, Pertamina menyebutnya sebagai SPBU Modular. SPBU jenis ini setingkat di atas SPBU compact.

SPBU Modular biasanya dipasang Pertamina sebagai alternatif bangunan untuk menyalurkan BBM di daerah tertentu. Seperti di rest area Tol Bakter ini. Karena bangunannya belum permanen, hanya ada kontainer serta dispenser BBM.

Saat detikcom menjajal mengisi BBM di rest area 87, ada 2 orang petugas tol. Satu orang berpakaian hitam putih, sementara rekannya berseragam khas Pertamina yang dengan sigap membantu mengisi BBM.

Harga Pertamax dijual seharga Rp 10.050 per liter sedangkan Bio Solar Rp 5.150 per liternya. Agak sedikit mahal dibanding Pertamax di Jakarta yang dijual Rp 9.850 per liter.

Menurut Pertamina, SPBU Modular ini sarana dan fasilitasnya dapat berpindah-pindah. “Karena peruntukannya memang sebagai alternatif bangunan untuk menyalurkan BBM di daerah tertentu. SPBU modular ini juga digunakan untuk program pemerintah BBM satu harga. Jadi SPBU ini banyak ditemukan di daerah pelosok,” terang Media Communication Manager PT Pertamina (Persero) Arya Dwi Paramita. (mb/detik)

Pos terkait