Speedboat Tabrak Pohon Kayu di Sungai Musi, Tujuh Tewas

Metrobatam, Jakarta – Tujuh orang tewas dalam kecelakaan tunggal speedboat Awet Muda di Sungai Musi, Palembang, Senin (18/3). Sebanyak 4 orang meninggal di lokasi kejadian sementara 3 lainnya meninggal usai mendapatkan perawatan di RS AK Gani Palembang.

Humas Kantor SAR Palembang Rio Taufan mengatakan, speedboat tersebut diketahui membawa penumpang 20 orang dari Desa Karang Agung, Kecamatan Lalan, Kabupaten Musi Banyuasin menuju Palembang.

Namun di tengah perjalanan, tepatnya di perairan Sungai Musi, Desa Upang Jaya, Kecamatan Muara Telang, Kabupaten Banyuasin, kapal cepat bermesin 200 PK tersebut kehilangan kendali dalam kecepatan tinggi sehingga menabrak pohon kayu pedado yang tumbuh dari dasar sungai.

“Kapal rusak parah dan para penumpang terpental. 4 orang meninggal di TKP dan 3 yang lainnya meninggal saat sampai di RS. Untuk yang meninggal dievakuasi ke Pos Post Mortem RS Bhayangkara Palembang,” ujar Taufan.

Bacaan Lainnya

Sebanyak 6 korban tewas telah diketahui identitasnya sementara satu korban lainnya belum diketahui. 6 korban tersebut yakni Abu Ngamar (24), Kusnul (60), Sutarno (50), pengemudi speedboat yakni Muhammad (50), Kodir (20) dan Sofian (60).

Sebelumnya Kasubdit Gakkum Direktorat Polair Polda Sumatera Selatan Ajun Komisaris Besar Munaspin mengatakan anggota polisi sudah melakukan olah TKP dan melakukan evakuasi terhadap para korban.

“Speedboat yang mengalami kecelakaan pun sudah dibawa ke permukaan untuk dibawa ke Markas Ditpolair Polda Sumsel,” kata Munaspin.

Bawa 34 Penumpang

Berdasarkan keterangan Setio Wahono (38) salah satu korban selamat dari insiden tersebut, kapal cepat yang dirinya tumpangi bertolak ke Palembang dari Desa Karang Agung, Kecamatan Lalan, Kabupaten Musi Banyuasin, pada Senin (18/3) pagi dengan membawa 34 penumpang. Sebanyak 17 penumpang diturunkan di Pelabuhan PU, Kecamatan Muara Telang, Kabupaten Banyuasin.

“Saya waktu itu duduk di sebelah kiri. Dari awal perjalanan saya tidur, bangun itu pas berhenti di Pelabuhan PU karena ada penumpang turun. Sudahnya saya tidur lagi,” ujar Setio saat ditemui di RS AK Gani Palembang.

Tak lama, kapal pun kembali bertolak menuju Palembang. Namun, di tengah perjalanan, tepatnya di Selat Jaran, Desa Upang Jaya, Kecamatan Muara Telang, Kabupaten Banyuasin, kapal menabrak pohon bakau dalam kecepatan tinggi. Kapal pun rusak parah yang menyebabkan para penumpang terluka.

“Waktu kejadian saya tidur, kaget tiba-tiba menabrak itu. Saya duduk di depan sebelah kiri selamat. Saya lihat yang luka-luka parah itu yang duduk di sebelah kanan,” ujar warga Desa Karang Agung, Kecamatan Lalan, Kabupaten Musi Banyuasin ini.

Sesaat usai kejadian, kondisi para penumpang panik. Namun Setio berupaya menyelamatkan para penumpang yang masih sadarkan diri tanpa menyadari dirinya pun teluka di bagian wajah, pelipis, hidung dan bibir. Salah satu penumpang yang diselamatkan Setio adalah Aqilah, bayi berumur 1 tahun yang terlempar dari pangkuan Risa, ibunya.

“Kacau sekali, berantakan kondisinya. Bayi itu terlempar, ibunya luka. Saya waktu ikut nyelamatin orang juga masih bingung-bingung. Itu speedboat memang cepat sekali waktu nabrak, mungkin 70 km/jam,” kata dia.

Setelah beberapa saat usai kejadian, nelayan sekitar pun berdatanganan dan petugas kepolisian yang menerima laporan dari warga pun segera menuju lokasi kejadian. Sebanyak 4 orang meninggal dunia di lokasi kejadian.

Sebanyak 2 korban dibawa ke Puskesmas Mekar Sari Jalur 10 yang tak jauh dari lokasi kejadian karena kondisi yang sangat kritis. Namun satu jam pasca dirawat di puskesmas, dua korban tersebut pun meninggal dunia.

Korban selamat yang mengalami luka-luka lainnya dilarikan ke RS AK Gani Palembang untuk mendapatkan perawatan. Namun korban Ganjar Winarsih mengembuskan napas terakhir setelah dirawat di rumah sakit.

Marbeto, salah satu korban selamat yang masih menjalani perawatan di RS AK Gani Palembang mengatakan, dirinya bersama Ginanjar hendak mencairkan dana BOS di Palembang. Diketahui, Ginanjar merupakan Kepala SDN 22 Banyuasin 2 sementara Marbeto merupakan Kepala SD 13 Banyuasin 2.

“Kami memang biasa bareng ke Palembang untuk mencairkan dana BOS. TIdak tahu bakal ada musibah seperti ini,” ujar pria yang mengalami luka patah di bagian kaki sebelah kanan ini.

Sementara itu, Kasubdit Gakkum Ditpolair Polda Sumsel Ajun Komisaris Besar Munaspin mengatakan, pihaknya masih menyelidiki penyebab terjadinya kecelakaan tersebut.

“Sudah olah TKP dan masih kami selidiki, namun terkendala penyelidikan karena kernet dan serang [pengemudi]-nya meninggal,” ujar dia. (mb/cnn indonesia)

Pos terkait