Caleg Perindo Korban Penganiayaan Sesama Caleg Kirim Surat ke Presiden

Metrobatam, Surabaya – Caleg DPR RI Dapil 1 Surabaya-Sidoarjo dari Partai Perindo Rudy Wibowo telah melaporkan penganiayaan yang dilakukan rekannya sesama caleg Perindo, PS ke polisi. Lalu bagaimana penanganan kasus tersebut?

Pengacara Rudy, Vena Naftalia kini mempertanyakan kasus hukum itu yang terkesan jalan di tempat. Vena mengatakan, pihaknya telah membuat laporan penganiayaan sejak kejadian tanggal 19 April 2019 di Polrestabes Surabaya.

Bahkan menurut Vena, Polrestabes Surabaya juga telah melimpahkan kasus ini ke Polda Jatim. Namun sudah seminggu berjalan, Vena tak menerima surat pemberitahuan jika telah dimulainya penyelidikan kasus ini. Bahkan pelaku juga belum ditahan.

“Sampai sekarang setelah seminggu berjalannya kasus, kok belum ditahan. Apa seperti ini hukum di negara kita,” kata Vena di Surabaya, Senin (29/4/2019).

Bacaan Lainnya

Rudy pun akhirnya membuat surat terbuka yang ditujukan kepada Presiden Jokowi, Kapolda Jatim Irjen Pol Luki Hermawan dan instansi terkait. Isinya, dia meminta keadilan agar para penegak hukum bisa menyelidiki kasus ini dan menangkap Peter yang sebelumnya telah ditetapkan tersangka.

“Pada hari ini saya Rudy Wibowo korban tindak pidana penganiayaan berat dan percobaan pembunuhan yang dilakukan oleh PS membacakan surat terbuka untuk Bapak Kepala Kepolisian Daerah Jawa Timur,” ujar Rudy saat membacakan suratnya.

“Surat terbuka ini terkait dengan laporan saya pada hari Jumat tanggal 19 April 2019 di Polrestabes Surabaya yang mana saat ini sudah dilimpahkan ke Polda Jatim pada hari Minggu tanggal 20 April 2019, namun sampai dengan saat ini masih belum ada tindak lanjut dan pelimpahan tersebut dimana pada pelimpahan dari Polrestabes terlapor atau PS sudah ditetapkan sebagai tersangka,” lanjutnya.

Rudy pun berharap fakta-fakta yang dilampirkan dalam laporannya bisa membantu polisi menindaklanjuti kasus ini. Dia ingin kejadian seperti yang dirasakannya tak berulang menimpa orang lain.

“Penegakkan keadilan ini harus adil tanpa melihat siapa dan apa jabatannya, tapi fokus kepada person atau individu dan apa yang telah dilakukan karena telah sewenang-wenang atas nyawa seseoarang, kedepannya semoga tidak ada lagi kejadian seperti yang saya alami, dan setiap orang dapat menghargai akan pentingnya nyawa seseorang,” harapnya.(mb/detik)

Pos terkait