Ingin Bertemu, Korban Banjir Sentani Cegat Mobil Jokowi

Metrobatam, Jayapura – Presiden Joko Widodo (Jokowi) kembali mengunjungi Papua untuk kesekian kalinya sejak menjabat pada 2014 lalu. Kali ini, kepala negara mendatangi provinsi paling timur di Indonesia untuk mengunjungi para korban banjir bandang yang terjadi di Distrik Sentani, Kabupaten Jayapura, Papua pada Sabtu (16/3) lalu.

Begitu tiba di Bandar Udara Internasional Sentani sekitar pukul 13.15 WITA, mantan gubernur DKI Jakarta itu menyempatkan diri untuk menyaksikan penandatanganan kesepakatan dalam rangka rehabilitasi kawasan Pegunungan Cycloop dan pemulihan Daerah Aliran Sungai (DAS) Danau Sentani di aula bandara tersebut.

Setelah itu, ia bertolak ke GOR Tewere, salah satu tempat pengungsian korban banjir yang terletak di distrik tersebut. Baru sekitar 10 menit perjalanan berlangsung, mobil yang ditumpangi Jokowi dicegat oleh masyarakat sekitar.

Sekumpulan masyarakat seketika mengerubungi mobil Jokowi, lalu memintanya untuk menemui mereka. “Pak Jokowi, turun, Pak,” kata warga.

Bacaan Lainnya

Seketika mobil Jokowi pun tak bisa melaju, kepala negara pun turun dari mobil. Secepat kilat, Jokowi kemudian diserbu oleh masyarakat. Kepala negara sempat terlihat kewalahan menghadapi masyarakat meski sudah ada Pasukan Pengamanan Presiden (Paspampres).

“Pak Jokowi, Pak Jokowi, kami ingin mendengar Pak Jokowi,” kata warga lagi.

Jokowi tampak melempar senyum dan sesekali melambaikan tangan kepada masyarakat Papua yang terus mengerumuninya. “Iya, iya, iya,” kata Jokowi membalas seruan masyarakat.

Sejumlah warga memanfaatkan momen tersebut untuk mengambil gambar orang nomor satu di Tanah Air itu. Tak sedikit pula yang kemudian berseru meminta swafoto dengan Jokowi. “Pak, sebelah sini, Pak Jokowi,” ucap seorang masyarakat.

Tak lama berselang, masyarakat pun mulai membuka jalan untuk Jokowi dan kemudian kepala negara bisa melanjutkan perjalanannya ke tempat pengungsian para korban banjir bandang Sentani.

Jokowi Janji Perbaiki Sekolah

Jokowi menjanjikan perbaikan sekolah-sekolah yang terdampak banjir bandang di Distrik Sentani, Kabupaten Jayapura, Provinsi Papua akan dilakukan mulai besok, Selasa (2/4) atau sekitar dua pekan setelah bencana.

Berdasarkan data Badan Nasional Penanganan Bencana (BNPB), setidaknya ada delapan sekolah dengan berbagai tingkat pendidikan yang mengalami kerusakan akibat banjir bandang tersebut.

“Kami segera agar sekolahnya diperbaiki dan dibersihkan. Besok langsung dikerjakan,” ucap Jokowi didampingi anak-anak korban banjir bandang di Distrik Sentani, Kabupaten Jayapura, Papua, Senin (1/4).

Kendati baru menjanjikan perbaikan sekolah, namun kepala negara meyakini keputusan tersebut tidak terlambat. Sebab, pada hari-hari awal setelah bencana banjir bandang Sentani memang difokuskan untuk masa tanggap darurat dengan prioritas pencarian korban, serta memenuhi kebutuhan pokok pengungsi.

Tak hanya perbaikan sekolah, Jokowi juga memastikan bantuan lain di bidang pendidikan akan segera diberikan, seperti buku pelajaran, alat tulis, dan lainnya.

“Nanti urusan Menteri Pendidikan untuk masuk ke sini lebih detail. Ini banyak buku-buku rusak, banyak bangku rusak juga,” katanya.

Tak hanya itu, Jokowi pun mengatakan bakal turut memerintahkan aparat TNI dan Polri untuk ikut mengawal perbaikan sekolah sekaligus memastikan keamanan di kawasan terdampak bencana agar situasi tetap kondusif.

Percepatan Rehabilitasi Pegunungan Cycloop dan Pemulihan DAS Sentani

Pemerintah pusat dan daerah Papua baru saja menyepakati percepatan pemulihan kawasan di sekitar Danau Sentani di Distrik Sentani, Kabupaten Jayapura, pascabanjir bandang yang terjadi di kawasan itu.

Kesepakatan itu dituangkan dalam dokumen rehabilitasi kawasan Pegunungan Cycloop dan pemulihan Daerah Aliran Sungai (DAS) Danau Sentani yang ditandatangani, Senin (1/4).

Gubernur Papua, Lukas Enembe, mengungkapkan kesepakatan itu dibuat berdasarkan arahan dari Presiden Jokowi. Ia mengatakan lewat kesepakatan tersebut, maka pemulihan kawasan pascabanjir bandang Sentani bisa dikoordinasikan pemerintah pusat dan Papua.

“Pemulihan dilakukan usai masa tanggap darurat,” ucapnya saat penandatangan kesepakatan yang disaksikan langsung oleh Jokowi di Aula Bandar Udara Internasional Sentani, Papua.

Masa tanggap darurat pascabanjir bandang Sentani berakhir pada Jumat (29/3) lalu. Sementara rehabilitasi dan pemulihan tersebut rencananya akan dilakukan dalam waktu tiga bulan hingga Juni 2019.

Banjir bandang di Sentani menelan korban jiwa sebanyak 112 orang. Dari jumlah tersebut, sebanyak 77 jenazah sudah berhasil diidentifikasi, sementara 35 jenazah lainnya belum berhasil diidentifikasi. Tak hanya menelan korban dari Distrik Sentani, banjir bandang juga menimbulkan korban dari Distrik Sentani, Waibu, Sentani Barat, Ravenirara, dan Depapre.

“Banjir bandang mengakibatkan kerugian mencapai Rp506 miliar. Banjir juga merusak jalan sepanjang 21,9 kilometer (km), tujuh jembatan, satu pasar, satu sekolah, dan 291 rumah,” kata Lukas. (mb/detik)

Pos terkait