Ma’ruf Amin Klarifikasi soal Video ‘Ahok Harus Kita Habisi’

Metrobatam, Jakarta – Calon Wakil Presiden nomor urut 01, Ma’ruf Amin buka suara soal video viral yang menyebut mantan gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) sebagai sumber konflik di masyarakat.

Dalam video yang beredar di media sosial tersebut, Ma’ruf terlihat berbicara dengan sejumlah orang, termasuk salah satu di antaranya Ustaz Yusuf Mansur. Ma’ruf mengatakan: ‘Ahok merupakan sumber konflik. Bangsa ini akan konflik, tidak akan berhenti kalau Ahok tidak…. Maka itu.. Maka itu Ahok harus kita habisi… Itu sudah pakainya fikih siyasah namanya’.

Ma’ruf menjelaskan bahwa video itu diambil ketika para ulama mengajaknya untuk mendukung Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan untuk maju sebagai calon presiden RI di Pilpres 2019.

“Dia [para ulama] mengaca itu bisa berhasil ketika Anies mengalahkan Ahok di Jakarta. Begitu,” kata Ma’ruf saat ditemui di Garut, Jawa Barat, Kamis (4/4).

Bacaan Lainnya

Meski begitu, Ma’ruf lantas menolak untuk mendukung Anies maju sebagai Capres. Ma’ruf menyatakan bahwa para ulama yang hadir saat itu percaya bahwa Anies bisa mengalahkan Jokowi dengan berkaca pada kasus Pilkada DKI Jakarta 2017 silam.

Ma’ruf menegaskan bahwa kondisi Pilkada DKI Jakarta 2017 berbeda dengan Pilpres 2019. Ia menyatakan bahwa Ahok memang menjadi sumber konflik saat pergelaran Pilkada DKI 2017 kala itu.

“Saya tak setuju, saya bilang, kalau Ahok itu, saya waktu itu menggunakan istilahnya itu apa namanya sumber konflik, terjadi konflik itu karena Ahok. Oleh karena itu tentu Ahok ya kita harus cegah kalau dia terus menjadi konflik akan bangsa ini berkonflik,” kata dia

Lebih lanjut, Ma’ruf menyatakan bahwa Jokowi, yang kala itu sudah menyatakan maju sebagai Capres, memiliki perbedaan sikap dengan Ahok. Ia menilai Jokowi bukanlah menjadi sumber konflik di Indonesia.

“Tapi Pak Jokowi tidak, makanya saya cenderung mendukung pak Jokowi ketimbang Anies. Biar nanti Anies 2024 ke atas bolehlah, sekarang pak Jokowi. Konteksnya itu,” kata dia.

“Nah akhirnya mereka beralih, dari mendukung Anies menjadi pendukung Prabowo, saya kira itu,” tambahnya.

Selain itu, Ma’ruf menegaskan bahwa video itu dalam kondisi tak utuh ketika di unggah ke media sosial. Ia menyatakan bahwa masyarakat akan mengerti konteks pembicaraannya kala itu apabila videonya di unggah secara utuh.

“Ya saya kira videonya ga utuh dia, kalo utuh kan tau orang. Jadi kenapa saya mengatakan begitu, karena memang pak Jokowi mau disamakan dengan Ahok. Ya ga bisa lah beda. Pak jokowi bukan sumber konflik,” kata dia.

Seperti diketahui, Pilkada DKI 2017 diikuti tiga pasang calon yakni Bapak Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dan Djarot Saiful Hidayat yang diusung PDI Perjuangan, Partai Golkar, Partai Hanura, dan Partai Nasdem.

Sementara itu pasangan Agus Harimurti Yudhoyono dan Sylviana Murni diusung empat partai politik yaitu Partai Demokrat, Partai Amanat Nasional, Partai Kebangkitan Bangsa, dan Partai Persatuan Pembangunan. Sementara Anies Baswedan dan Sandiaga Uno diusung Partai Gerindra dan Partai Keadilan Sejahtera.

Sejumlah isu agama kuat mengiringi kontestasi Pilkada DKI Jakarta. Ahok dilawan gelombang massa Muslim yang saat itu merasa agamanya terhinakan karena menyinggung soal surat Alquran Almaidah. Gelombang protes terbentuk melalui gerakan 212, yang kemudian membuat Ahok harus dipenjara.

Ahok dinyatakan majelis hakim terbukti melakukan tindak pidana dalam Pasal 156a KUHP, yakni secara sengaja di muka umum mengeluarkan perasaan atau melakukan perbuatan permusuhan, penyalahgunaan, atau penodaan terhadap suatu agama. Mantan Bupati Belitung Timur itu divonis dua tahun penjara.

Hoax Itu Harus Dilawan

Sebelumnya dalam erdialog dengan Forum Pesantren Kampung Priangan Timur di Garut Ma’ruf Amin menyerukan peserta guna melawan hoax.

“Kalau membawa kebaikan itu namanya tebar ma’ruf (kebaikan, red), tapi harus melawan munkar (keburukan, red). Karena hoax itu munkar, maka melawan hoax, karena hoax adalah munkar. Jadi lengkap itu tebar ma’ruf melawan hoax karena hoax adalah munkar. Jadi saya kira lengkap itu,” ujar Ma’ruf di Favehotel Garut, Jawa Barat, Kamis (4/4/2019).

Ma’ruf mendorong para santri harus berperan besar dalam kemajuan bangsa. Ia menyebut bahwa tugas dari pesantren untuk mencetak santri yang paham akan ilmu agama dan juga mampu membawa perbaikan bagi bangsa.

Cawapres Ma’ruf Amin dialog dengan Forum Pesantren di Garut. Cawapres Ma’ruf Amin dialog dengan Forum Pesantren di Garut. Foto: Lisye Sri Rahayu/detikcom

“Saya kira memang pesantren harus mengambil peran lebih besar sekarang ini. Karena tugas pesantren itu, pertama, menyiapkan orang-orang yang paham agama dan juga mencetak tokoh perbaikan, tokoh perubahan itulah tugas pesantren. Makanya tamatan pesantren harus bisa tampil di masyarakat dan juga melakukan perbaikan-perbaikan,” sebutnya.

Dalam acara ini, Ketua Relawan Jokowi Deui (RJD), Joko Suranto juga mengajak relawan dan teman Pesantren Garut Priangan Timur untuk menebar kebaikan. Selain itu Joko juga menyerukan dukungan kepada Joko Widodo-Ma’ruf Amin.

“Kami sepakat, bahkan teman-teman Garut Priangan Timur garang Pak, konsepnya tebar ma’ruf lawan munkar. Kemudian kita sampaikan kebaikan, semuanya tersenyum. Dan akan selalu di belakang Kiai Ma’ruf di 2019,” ujar Joko.

Selain melakukan dialog dengan Pesantren Kampung Priangan Timur Penyerahan, secara simbolis Ma’ruf juga menyerahkan Akta Yayasan Pesantren, dan ID Masjid Relawan Jokowi Deui (RJD). (mb/cnn indonesia/detik)

Pos terkait