Mengenang Mus Mulyadi, Ikon Keroncong yang Sampai ke Telinga David Foster

Metrobatam, Jakarta – Mus Mulyadi masih menjadi ikon penting di dunia musik keroncong. Sampai hari ia meninggal, Kamis (11/4), bicara soal Mus tak akan lepas dari memperbincangkan keroncong.

Mus menggeluti dunia keroncong sejak 1970-an. Ia sebenarnya sudah bermusik sejak 1960-an, namun genrenya masih pop. Album keroncong pertamanya adalah bersama The Exotic, teman-teman yang menemaninya ‘luntang-lantung’ di Singapura, tanpa tawaran manggung.

Saat itu pula lah ia menggunakan Mus Mulyadi sebagai nama panggung. Mus diambil dari penggalan nama ibundanya, Muslimah karena nama aslinya hanya Mulyadi saja.

Waldjinah, kawan Mus yang juga dikenal sebagai penyanyi keroncong senior, mengatakan dalam wawancara dengan CNNIndonesia.com hari ini bahwa awalnya pria kelahiran Surabaya itu dicemooh karena punya ‘cengkok’ keroncong yang berbeda dengan umumnya.

Bacaan Lainnya

Namun itu justru membuat Mus terkenal. Lagu-lagunya sukses, salah satunya Rek Ayo Rek.

Sayangnya hingga kini, tak banyak anak muda yang mengikuti jejak Mus. Pop, rock, metal, atau hip hop lebih menarik perhatian dibanding keroncong, yang dianggap ‘jadul.’

Hanya segelintir yang populer, seperti Keroncong Tugu.

Waldjinah mengingat, Mus pernah berkeluh kesah soal regenerasi musik keroncong di Indonesia. Menurut pria yang baru meninggal di usia 73 tahun itu, anak muda perlu dibiarkan berkembang dan bebas berekspresi. Kelamaan mereka akan menyenangi keroncong.

“Mau diaransemen atau mau apa, tambah alat musik apa, asal tidak lepas [dari] pakemnya ya biarkan,” tutur Waldjinah yang sepakat dekat pemikiran Mus soal keroncong dan anak muda.

Mus bisa bicara begitu karena dahulu ia pun tak mengusung keroncong ‘murni.’ Cengkoknya yang berbeda yang pernah membuatnya dimusuhi, nyatanya jadi bekal ia berkarier.

Mus senang jika keroncong digemari anak muda, apalagi sampai terdengar di telinga orang asing. Ia sangat bangga ketika mengetahui David Foster menyenangi musik itu.

Itu pernah disampaikan Mus saat diwawancara CNNIndonesia.com 2016 lalu. Kala itu lagu Celine Dion, To Love You More akan dibawakan dalam konser amal bertajuk ‘Malam Budaya Keroncong Charity, Tribute to Mus Mulyadi’ oleh putri Mus, Irene.

“[Lagu ini] ciptaan pencipta luar negeri yang digandrungi, David Foster. Dia menyukai lagu keroncong, terutama beat-nya. Dia menciptakan irama keroncong lagu yang dibawakan oleh Celine Dion, To Love You More,” kata Mus dalam konferensi pers menjelang konser.

Ia berharap dengan lagu itu anak muda bisa lebih perhatian terhadap keroncong.

To Love You More sendiri termasuk salah satu lagu Dion yang terkenal. Foster mengaku terinspirasi tenangnya alunan musik keroncong saat menciptakan lagu itu.

Kini setelah Mus tiada, ikon musik keroncong semakin sedikit. Kalau bukan Mus, Waldjinah dan Sundari Soekotjo lah yang diingat orang jika bicara soal keroncong.

Semoga harapan Mus agar generasi muda semakin banyak yang menyukai keroncong, kesampaian. (mb/cnn indonesia)

Pos terkait