Pengamat Nilai Elektabilitas Jokowi dan Prabowo Sudah Mentok

Metrobatam, Jakarta – Direktur Lingkar Madani Ray Rangkuti memprediksi elektabilitas para kontestan Pilpres 2019 telah mencapai batas maksimal.

Menurutnya elektabilitas paslon nomor urut 01 Joko Widodo (Jokowi)- Ma’ruf Amin dan paslon nomor urut 02 Prabowo Subianto – Sandiaga Uno tidak akan bertambah lagi walaupun waktu kampanye masih tersisa sembilan hari lagi.

“Sudah tidak naik lagi, karena saya melihat sudah pada fanatisme politik. Fanatisme politik itu artinya orang mau diapain pun sudah tidak akan mengubah pilihan politiknya,” kata Ray di kantor Forum Masyarakat Peduli Parlemen Indonesia (Formappi), Jakarta, Kamis (4/4).

Ray menilai pemilih Jokowi-Ma’ruf sejauh ini sudah tidak akan berganti pilihan. Begitu pun pemilih Prabowo-Sandi. Bahkan, kelompok yang belum memutuskan atau undecided voters juga dinilai sudah tidak akan memilih salah satu dari kedua Paslon tersebut.

Bacaan Lainnya

“Karena sudah hampir 5 bulan mereka kampanye tidak mengubah pilihan, apalagi tinggal dua minggu ini kira-kira ya,” kata Ray.

Atas dasar itu, Ray menilai kampanye terbuka dan debat capres – cawapres sudah tidak lagi berguna untuk meningkatkan elektabilitas.

“Jadi ya sebenarnya bukan meningkatkan elektabilitas, kalau dalam bacaan saya mempertahankan elektabilitas,” kata Ray.

Alih-alih naik, Ray menilai elektabilitas masih berpeluang menurun pada sisa waktu tersisa sebelum hari pencoblosan, 17 April 2019. Itu, kata dia, tergantung blunder-blunder yang mungkin dilakukan masing-masing kubu.

Ray menganggap kubu Jokowi – Ma’ruf yang paling berpotensi melakukan blunder. Alasannya karenaunsur parpol yang sangat banyak di belakang paslon petahana tersebut.

Aparat keamanan juga bisa turut berperan menurunkan elektabilitas Jokowi-Ma’ruf. Dia mengamini kepolisian berada dalam posisi netral. Namun, ketika sikap terlalu represif, masyarakat akan mudah menganggap polisi berpihak kepada Jokowi – Ma’ruf.

“Punya potensi yang cukup besar untuk menurunkan. Kalaupun tidak, pindah ke 02. Tapi, saya nggak terlalu yakin sih pindah ke 02 gitu tapi setidaknya mereka akan mengisi ‘kotak 3’ atau golput,” kata Ray.

Merujuk dari hasil survei beberapa lembaga, Jokowi – Ma’ruf masih unggul dibanding Prabowo – Sandi. Keunggulan itu terpelihara sejak lama meski mengalami tren menurun.

Menurut kesimpulan terbaru hasil survei Charta Politika berdasarkan survei 1-9 Maret lalu, elektabilitas Jokowi-Ma’ruf adalah 53,6 persen dan Prabowo-Sandi sebesar 35,4 persen.

“Jokowi-Ma’ruf Amin dipilih oleh 53,6 persen mengungguli Prabowo-Sandi sebesar 35,4 persen,” ujar Direktur Charta Politica Yunarto Wijaya.

Selain itu, Lembaga survei Indikator Politik menyatakan jika pemungutan suara Pilpres 2019 digelar hari ini, yang keluar sebagai pemenang adalah Paslon 01.

Hal itu merupakan temuan survei yang dilakukan Indikator Politik kurun waktu 22 – 29 Maret 2019. Dari survei tersebut, Indikator mendapatkan paslon 01 masih unggul dengan angka 55,4 persen. Sementara itu, paslon nomor urut 02 Prabowo Subianto-Sandiga Uno mendapat angka sebesar 37,4 persen.

Indikator mendapati dalam tempo sekitar dua pekan sebelum hari pencoblosan, 17 April 2019, elektabilitas kedua paslon masih berselisih dua digit yakni 18 persen.

Selain itu terkait golput, Jeune & Raccord Communication menyatakan berdasarkan hasil survei kurun waktu 10-16 Maret 2019 jumlah mereka yang golput diprediksi di atas 40 persen dari total pemilih.

“Setelah diakumulasi, jumlah pemilih milenial yang merasa tidak perlu datang ke TPS [tendensi golput] berada di atas 40 persen. Alasan terbanyak mengapa mereka merasa tidak perlu datang ke TPS sebesar 65,4 persen dan 25,3 persen karena tidak tahu jadwal pilpres. Sisanya adalah berbagai alasan yang tidak begitu signifikan” kata CEO Jeune & Raccord Communication Monica JR dalam jumpa pers di kawasan Cikini, Jakarta, Kamis (4/4). (mb/cnn indonesia)

Pos terkait