Politikus Gerindra Sebut Prabowo Tak Disukai Senior di TNI

Metrobatam, Jakarta – Ketua DPP Partai Gerindra Dirgayuza Setiawan mengatakan capres nomor urut 02 Prabowo Subianto tidak disukai oleh banyak seniornya saat masih aktif menjadi prajurit TNI.

Dirgayuza membeberkan hal tersebut dalam acara debat yang dihelat The University if Oxford Society of Indonesia di Graha Bimasena, Jakarta, Jumat (5/4). Tema debat yakni antikorupsi.

“Banyak senior beliau yang tidak senang dengan beliau,” tutur Dirgayuza.

Dirgayuza mengatakan Prabowo kerap mengungkapkan kasus korupsi yang terjadi di tubuh TNI. Karenanya, banyak senior Prabowo yang tidak suka.

Bacaan Lainnya

Suatu saat, lanjutnya, Prabowo pernah menemukan pembengkakan anggaran dalam pembelian alutsista. Dirgayuza menyebut Prabowo tahu bahwa anggaran alutsista dikorupsi hingga 500 persen.

Setelah itu, Prabowo melaporkan kepada pimpinan TNI bahwa terjadi korupsi. Hal itu membuat para seniornya gusar.

“Beliau berani untuk bicara ke pimpinan TNI. Beliau berani mengungkapkan dan akhirnya kita tahu sendiri beliau banyak dimusuhi senior-seniornya,” kata Dirgayuza.

Dirgayuza mengatakan bahwa hal itu tidak diketahui banyak orang. Dia sendiri tahu lantaran telah mengenal Prabowo sejak sekitar 11 tahun yang lalu.

Kesan yang dia peroleh adalah Prabowo merupakan sosok yang membenci tindakan korupsi. Dengan begitu, Dirgayuza yakin Prabowo sangat ingin melawan korupsi jika terpilih menjadi presiden.

“Dia adalah pribadi yang sangat kuat untuk melawan korupsi. Dia adalah penggerak antikorupsi di dalam TNI,” kata Dirgayuza.

Eks komisioner Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Bambang Widjajanto mengutarakan hal yang tak jauh berbeda. Dia yakin Prabowo memang antikorupsi.

Bambang merujuk dari reputasi Partai Gerindra yang dikomandoi Prabowo. Dia mengatakan Gerindra adalah satu-satunya parpol yang rapi dalam transparansi keuangan.

“Artinya, orang yg bernama Prabowo Subianto sudah melakukan apa yang sudah disebut ekosistem antikorupsi itu,” ucap Bambang.

Kelompok alumni Universitas Oxford, Inggris, yang tergabung dalam The University of Oxford Society of Indonesia menghelat debat dengan tema antikorupsi.

Dalam debat tersebut, TKN menghadirkan Budiman Sudjatmiko, Dini Purwono, Agus P Sari, dan Rio Haminoto. BPN sendiri mengirim Sudirman Said, Bambang Widjajanto, Ledia Hanifa, dan Dirgayuza Setiawan.

Dewan juri terdiri dari berbagai kalangan akademisi. Pula seorang peneliti antikorupsi ternama.

Mereka adalah mantan menteri pertambangan dan energi dan mantan Sekjen OPEC Subroto, CEO Daya Dimensi Global Andi Wibisono, CEO Daya Dimensi Indonesia Yuri Yogaswara, pendiri Linda Widyawati & Pusponegoro Lawfirm Arisia Pusponegoro, lalu peneliti Indonesia Corruption Watch (ICW) Tama Langkun. (mb/cnn indonesia)

Pos terkait