WNI di Kroasia Antusias Nyoblos, 90% Surat Suara Pemilu Terpakai

Metrobatam, Jakarta – WNI di Kroasia telah menggelar Pemilu 2019 di KBRI Zagreb. Musik dangdut dan makanan khas Indonesia mulai dari bakso hingga nasi uduk menghangatkan suasana pemilu.

Pencoblosan dilakukan pada Sabtu (13/4/2019). WNI yang sudah terdaftar berkumpul di TPS 001 yang terletak KBRI Zagreb.

Tepat pukul 09.00 waktu setempat, KPPSLN memulai kegiatan dengan mengucap janji dan menunjukkan berbagai kelengkapan pemilu. Para KPPSLN memakai pakaian adat merepresentasikan keanekaragaman Indonesia. Pakaian nuansa merah putih begitu kental.

Duta Besar RI untuk Kroasia, Sjachroedin Zainal Pagaralam dan Ibu Truly Zainal Pagaralam mendapat nomor urut pemilih pertama untuk menggunakan haknya, diikuti warga lainnya. Usai menggunakan hak pilih seluruh warga yang hadir pun menikmati aneka hidangan khas Indonesia untuk menghangatkan suhu 9 derajat dan angin sepoi-sepoi.

Bacaan Lainnya

Alunan irama karaoke lagu-lagu populer dari genre pop, rock hingga dangdut pun turut memeriahkan suasana pesta demokrasi di Zagreb ini. Suasana semakin hangat dengan penampilan Grup Syantik yang menarikan dua tarian dengan apik.

“Meski komunitas Indonesia di Kroasia tidak terlalu besar tapi yang paling penting harus kompak dan menjaga persatuan,” kata Sjachroedin.

Anwar, salah satu mahasiswa pertukaran dari Institut Pertanian Bogor yang baru pertama kali memilih di luar negeri sangat antusias dalam menggunakan hak pilihnya berbekal form A5.

Jelang pukul 7 malam lagu kemesraan menutup kemeriahan pesta demokrasi di Zagreb. Sebanyak 90,24% surat suara telah digunakan untuk menyuarakan hak pilih warga baik yang masuk dalam Daftar Pemilih Tetap maupun Daftar Pemilih Tambahan.

85% WNI di Lebanon Nyoblos

Pelaksanaan Pemilu 2019 di Lebanon berlangsung aman, tertib dan meriah pada 14 April di TPS 1 gedung KBRI Beirut. Akan tetapi ada cerita menarik, dimana KBRI Beirut, Republik Lebanon melakukan penjemputan dengan bus terhadap WNI di beberapa titik kota Beirut yang berada di tempat jauh untuk menggunakan hak pilihnya.

“Ada yang unik dari pelaksanaan pencoblosan di negara yang baru berbenah setelah perang saudara ini. KBRI melakukan penjemputan dengan bus dan mobil kedutaan ke beberapa titik di kota Beirut. Hal ini harus dilakukan mengingat akses ke KBRI tidak mudah di samping karena KBRI Beirut berada di kawasan Baabda yang agak terisolasi dari pusat kota Beirut, juga untuk sampai ke sana harus melalui beberapa check point pos keamanan polisi dan militer yang ketat,” kata Duta Besar LBBP RI di Beirut, Hajriyanto Y Thohari, dalam keterangannya, Senin (15/4/2019).

Sementara itu, gedung KBRI berada di area Ring 1 keamanan karena berdekatan dengan Istana yang sekaligus kediaman Presiden Lebanon Jenderal Michel Aoun. Tak heran jika untuk melawati setiap check point, warga harus menjawab beberapa pertanyaan terlebih dahulu dengan kemungkinan permintaan menunjukkan bukti-bukti otentik seperti undangan.

Keunikan lainnya adalah para pemilih disediakan makan siang khas Indonesia, yaitu nasi rendang. Bahkan juga digelar bazar makanan bakso, tempe, martabak, dan makanan khas Indonesia lainnya yang digelar oleh ibu-ibu Dharma Wanita dan para mahasiswa Indonesia di Lebanon. Mereka juga dihibur dengan belanja pernik-pernik khas Indonesia dan juga karaoke.

Singkatnya, pemilu di luar negeri benar-benar menjadi ajang silaturahim dan kerukunan Warga Negara Indonesia yang sedang berada jauh dari Tanah Air. Warga negara Indonesia di Beirut memang hanya sekitar 1.700 orang. 1.310 orang di antaranya adalah Prajurit TNI yang sedang bertugas di Lebanon sebagai Kontingen Garuda (KONGA) XXVIII-K/UNIFIL 2019.

“Meskipun tidak ikut memilih banyak prajurit TNI yang ikut bergembira dengan hadir di KBRI bersama para pemilih untuk mengobati rasa rindu pada keluarga dengan bertemu masyarakat Indonesia lainnya,” ucapnya.

Di Lebanon, sesuai dengan data yang dimiliki oleh PPLN Beirut, jumlah pemilih adalah sebanyak 188 orang yang terdaftar dalam DPT, namun 10 orang telah meminta surat pindah memilih, sehingga jumlah pemilih di Lebanon adalah sebanyak 178. Selain itu terdapat 6 orang pemilih tambahan (menggunakan formulir A5) dan 19 orang pemilih khusus.

Pada saat TPS ditutup pada pukul 18.00 waktu Beirut, berdasarkan hitungan KPPSLN, jumlah WNI yang terdaftar dalam DPT yang menggunakan hak suaranya adalah sebanyak 151 orang atau 85 persen. Sementara itu, jumlah surat suara yang tepakai adalah sebanyak 176 surat suara atau 92 persen dari keseluruhan surat suara yang berjumlah 192 surat suara.

Tingginya antusiasme para pemilih di Lebanon tak lepas dari upaya-upaya yang dilakukan oleh PPLN Beirut mulai dari sosialisasi yang beberapa kali dilakukan dan juga memberikan kemudahan akses menuju TPS dengan memberikan bantuan transportasi penjemputan.

Sebagai perbandingan, pada Pemilu Presiden tahun tahun 2014 pemilih yang menggunakan hak suaranya adalah sebesar 78 persen. Walhasil, ada peningkatan partisipasi politik secara signifikan.

76% WNI di Hanoi Gunakan Hak Pilih

Sebanyak 200 warga negara Indonesia (WNI) di Hanoi, Vietnam menggunakan hak pilihnya dalam Pemilu 2019. Jumlah itu merupakan 76 persen pemilih dari 300 WNI yang terdaftar baik di DPTLN TPS maupun DPTLN Pos.

Pencoblosan berlangsung di KBRI Hanoi, Minggu (14/4/2019). Sebanyak 265 WNI terdaftar dalam DPTLN TPS dan 35 orang di DPTLN Pos. Sementara jumlah pemilih yang datang ke TPS sebanyak 200 orang dan yang telah mengembalikan surat suara melalui pos sebanyak 28 pemilih.

Dengan demikian angka partisipasi WNI dalam Pemilu 2019 di Hanoi, baik melalui TPS dan Pos sampai dengan Minggu (14/04) tercatat sekitar 76 persen.

Duta Besar RI Hanoi Ibnu Hadi seusai memberikan hak suaranya menyampaikan apresiasi kepada pemilih yang telah sadar pemilu.

“Indonesia adalah negara demokrasi terbesar ketiga di dunia dan dalam kaitan ini saya mendorong warga negara Indonesia dimana pun, termasuk di Hanoi, untuk tidak menyia-nyiakan hak pilihnya dalam pemilu yang merupakan bagian dari hak asasi dalam bidang politik” ujar Ibnu, dalam keterangan tertulisnya, Minggu (14/4/2019).

Antusiasme memeriahkan pesta demokrasi 5 tahunan di antaranya terlihat dari 17 WNI yang berangkat dari kediamannya sejak pukul 03.00 pagi dan menempuh perjalanan darat selama 7 jam untuk dapat menuju TPS di KBRI Hanoi. Ketujuh belas WNI tersebut bekerja sebagai tenaga profesional di pabrik garmen di Propinsi Nghe An (sekitar 330 kilometer dari kota Hanoi).

Selain itu juga ada dua mahasiswa Indonesia yang tengah menempuh studi di Thai Nguyen University of Agriculture and Forestry yang menempuh perjalanan sejauh 80 kilometer dengan motor menuju KBRI Hanoi. Sebagai informasi, wilayah kerja Panitia Pemilihan Luar Negeri Hanoi cukup luas yang mencakup 40 dari 63 propinsi di Vietnam.

Pesta demokrasi di Hanoi tidak hanya memberikan kesempatan bagi WNI untuk menggunakan hak pilihnya tetapi juga sebagai ajang melepas rindu kepada tanah air dan mempererat tali silaturahmi dengan sesama WNI di Hanoi. Setelah selesai mencoblos, WNI dapat mengobati rindu terhadap makanan Indonesia dengan menikmati kuliner khas Indonesia seperti Mie Bakso, Siomay, Pempek dan Es Teler serta aneka makanan ringan mulai dari pisang goreng sampai tahu isi secara gratis.

Untuk semakin memeriahkan suasana, PPLN Hanoi juga menyediakan photo booth bagi WNI yang ingin mengabadikan dan membagikan moment bangga mengikuti Pemilu di luar negeri. Ketua PPLN Hanoi Gatot K Soeradji berharap foto yang dibagikan oleh para WNI di media sosial mereka dapat memberi motivasi dan mendorong para pemilih di Indonesia untuk datang ke TPS pada tanggal 17 April 2019.

“Apapun pilihannya, persatuan dan kesatuan antar masyarakat Indonesia di Hanoi harus tetap terjaga” kata Gatot. (mb/detik)

Pos terkait