Jokowi: Gunung Mas Paling Siap Jadi Ibu Kota dari Sisi Luas

<p>Presiden RI Joko Widodo didampingi Sejumlah Menteri, Pejabat Pemprov dan Bupati Kukar Edy Damansyah, serta Kepala Bapeda Provinsi Kaltim melihat peta Tahura Bukit Soeharto di titik KM 35 Jalan Tol Balikpapan-Samarinda, Selasa (7/5/2019). Kedatangan Presiden Joko Widodo beserta rombongan untuk melihat lahan yang ditawarkan Pemprov Kaltim sebagai lokasi Ibu Kota Negara yang baru. TRIBUN KALTIM/FACHMI RACHMAN</p>

Metrobatam, Jokowi: Gunung Mas Paling Siap Jadi Ibu Kota dari Sisi Luas Presiden Joko Widodo menyebut Gunung Mas paling siap jadi ibu kota dari sisi luas wilayah. (CNN Indonesia/Feri Agus Setyawan)

Jakarta, CNN Indonesia — Presiden RI Joko Widodo menyebut Kabupaten Gunung Mas, Kalimantan Tengah jadi wilayah paling siap untuk menjadi ibu kota baru dari sisi luas wilayah.

Namun menurutnya banyak faktor yang perlu dipertimbangkan untuk menjadikan sebuah kawasan jadi ibu kota menggantikan DKI Jakarta.

Dikutip dari laman resmi Sekretariat Kabinet RI, setkab.go.id, Jokowi menyebut Gunung Mas masih bisa menyediakan lahan lagi jika memang diniali kurang.

Bacaan Lainnya

“Mau minta 300.000 hektare siap di sini, kurang masih tambah lagi juga siap,” kata Jokowi.

Berdasarkan sisi kelayakan, wilayah tersebut masih dalam kalkulasi. Menurut Jokowi, banyak aspek yang harus diperhitungkan seperti persiapan infrastruktur dan masalah sosiologi masyarakat.

“Sekali lagi ini menyangkut aspek yang tidak satu dua. Urusan banjir mungkin di sini tidak, ya kan. Urusan gempa di sini tidak. Tapi apa, kesiapan infrastruktur harus dimulai dari nol lagi, ya kan. Itu juga salah satu pertimbangan-pertimbangan masalah sosial politiknya, masalah sosiologi masyarakatnya, semuanya, semuanya dilihat semuanya,” ujar dia.

Jokowi sejak Selasa lalu meninjau wilayah calon ibu kota baru di Kalimantan Timur dan Kalimantan Tengah.

Di Kaltim Jokowi meninjau Bukit Soeharto di Kabupaten Kutai Kertanegara yang dinilainya cukup strategis karena berada di antara dua kota besar di Kaltim: Balikpapan dan Samarinda.

Sementara di Kalteng, Jokowi mengunjungi empat wilayah sekaligus yakni Palangka Raya, Katingan, Gunung Mas, dan Pulang Pisau.

Di akun twitternya, Jokowi menyebut di Kalteng ia mengunjungi wilayah yang kerap disebut kawasan segitga di antara Palangka Raya, Katingan, dan Gunung Mas.

“Mendarat di “kawasan segitiga” Kalimantan Tengah, di antara Palangka Raya, Katingan, dan Gunung Mas. Apakah ini lokasi ibu kota yang baru? Dari sisi luasan, ini mungkin paling siap,” kata Jokowi.

“Tapi, semua masih dipertimbangkan. Sebelum diputuskan, masih harus dikonsultasikan dengan DPR,” imbuhnya.

Jokowi menegaskan, setiap wilayah yang menjadi calon ibu kota baru RI memiliki plus-minus dalam berbagai aspeknya.

Ia meminta kebutuhan anggaran pemindahan ibu kota dari DKI Jakarta ke daerah lain nantinya tak dibebankan pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Jokowi mengaku sudah berbicara dengan Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani terkait anggaran pemindahan ibu kota.

“Saya sampaikan kepada Menteri Keuangan, bahwa kami berharap tidak membebani APBN,” kata Jokowi dalam acara buka puasa bersama dengan pimpinan lembaga negara di Istana Negara, Jakarta, Senin (6/5).

Jokowi mengaku sudah menerima laporan mengenai besaran anggaran yang digunakan untuk memindahkan ibu kota ke wilayah lain. Mantan wali kota Solo itu menyebut tak masalah dengan besaran anggaran tersebut asal tak dikerjakan dalam satu tahun.

“Artinya juga anggaran kita siap untuk menjalani,” ujarnya.

Masuk Program Kerja 5 Tahun ke Depan

Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN/Bappenas) Bambang Brodjonegoro menegaskan bahwa rencana pemindahan ibu kota akan masuk dalam pembahasan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024.

Meskipun belum tentu masuk dalam Rencana Kerja Pemerintah (RKP) tahun depan, Bambang menegaskan bahwa pembahasan pemindahan ibu kota ini akan masuk perencanaan negara hingga 5 tahun ke depan.

“Yang pasti ibu kota baru ini sudah masuk RPJMN 2020-2024, pelaksanaannya kapan akan disesuakan pelaksanannya pada RKP di tahun yang sesuai,” kata Bambang saat ditemui di Musyawarah Perencanaan Pengembangan Nasional (Musrenbangnas) 2020, di Hotel Shangri La, Kamis (9/5).

“Yang pasti ibu kota baru ini sudah masuk RPJMN 2020-2024”

Pemindahan ibu kota baru ini merupakan strategi panjang menurut Bambang. Tujuannya agar Jakarta tidak makin terbebani dan memberikan pemerataan pembangunan.

“Masalah ibu kota baru merupakan strategi jangka panjang kita juga. Tujuan utamanya mengurangi beban Jakarta, dan memberikan kesempatan daerah luar Jawa berkembang lebih cepat,” kata Bambang.

Dia mengatakan bahwa pihaknya akan belajar dari banyak pengalaman dalam mengelola kota di dalam negeri. Selain itu, dia mengatakan akan mempelajari keberhasilan maupun kegagalan di negara yang sudah lebih dulu memindahkan ibu kita.

“Kita udah belajar dari kesalahan, kekurangan mengelola kota di Indonesia. Termasuk juga menpelajari keberhasilan maupu kegagalan pemindahan ibu kota di luar negeri,” pungkasnya. (mb/detik)

Pos terkait