Ketua DPR Minta Polri Dalami Kasus Serangan terhadap Polisi

Metrobatam, Jakarta – Ketua DPR Bambang Soesatyo atau Bamsoet mengingatkan Polri agar lebih bijaksana dalam menangani aksi unjuk rasa agar tak selalu menjadi target serangan atau pelampiasan amarah sejumlah orang. Di sisi lain, Bamsoet juga mendorong pimpinan Polri mendalami kasus serangan terhadap anggota mereka.

“Dari kecenderungan itu, saya mendorong pimpinan Polri mencermati dan mendalami kasus-kasus serangan terhadap anggota dan sejumlah objek milik Polri. Respons terukur Polri terhadap kecenderungan itu perlu untuk menjaga moral prajurit dan menjaga optimisme masyarakat,” ujar Bamsoet dalam keterangan tertulis yang diterima Selasa (28/5/2019).

Polri, kata Bamsoet, tidak boleh terlihat lemah di mata dan benak masyarakat. Sebaliknya, Polri harus responsif terhadap segala bentuk serangan yang bertujuan memperlemah moral prajurit dan merusak citra institusi Polri.

Setelah serangan dan pembakaran mobil di sekitar Asrama Brimob Petamburan, Jakarta Barat, dan pembakaran pos polisi di jalan Wahid Hasyim, Jakarta Pusat, pada 22 Mei lalu, Bamsoet menyebut serangan itu berlanjut pada dua kota di Jawa Tengah menjelang akhir pekan lalu.

Bacaan Lainnya

Mako Brimob Kompi 3 Batalyon B Watumas, Purwokerto, Banyumas, diberondong tembakan oleh orang tak dikenal pada Sabtu (25/5) dini hari. Selain melukai seorang anggota Brimob, rentetan tembakan itu membuat genting pos jaga rontok. Sehari sebelumnya atau Jumat (24/5) tengah malam, giliran Pos Polisi Pakis, Delanggu, Klaten, dibakar orang tak dikenal.

“Serangan itu sudah barang tentu dilakukan oleh kelompok-kelompok yang marah dan dendam kepada Polri. Selain sel-sel teroris, tidak tertutup kemungkinan adanya kelompok lain yang menunggangi kemarahan para teroris. Kalau aksi damai di Jakarta bisa ditunggangi oleh kelompok perusuh, serangan terhadap prajurit dan objek Polri bisa juga ditunggangi oleh kelompok lain,” ucap Bamsoet.

“Melengkapi rangkaian serangan itu, dibangun narasi tentang kebrutalan Polri ketika mengendalikan unjuk rasa pada 21-22 Mei 2019 di depan gedung Bawaslu di Jakarta. Disebarkan hoax tentang seorang bocah tewas akibat dipukuli oknum Brimob di Kampung Bali, Tanah Abang, Jakarta Pusat. Ada orasi di depan massa yang menuduh polisi PKI karena menembaki umat Islam secara ugal-ugalan,” imbuh dia.

Bamsoet menyebut narasi-narasi tersebut bertentangan dengan sikap masyarakat yang mengapresiasi Polri. Karena itu, Bamsoet meminta Polri bertindak terukur dalam menyikapi serangan-serangan tersebut.

“Cepat atau lambat, Polri harus memberi respons terukur. Polri mampu mengeliminasi ancaman teroris. Maka Polri pun diharapkan bisa segera mengungkap kekuatan atau kelompok yang merancang serangan terhadap prajurit dan objek milik Polri,” katanya. (mb/cnn indonesia)

Pos terkait