Koalisi Jokowi akan Kuasai DPR, PDIP Siap Rangkul Gerindra

Metrobatam, Jakarta – Koalisi Indonesia Kerja akan menjadi mayoritas di DPR untuk periode 2019-2024, berdasarkan hasil hitung cepat. PDIP menyatakan siap bekerja sama dengan Gerindra yang kini menjadi lawan politik pada Pilpres.

“Berdasarkan UU MD3 dengan kemenangan itu PDIP berpeluang menjadi ketua DPR, dan itu satu nafas kemenangan di pileg dan DPR dengan kerja sama Koalisi Indonesia Kerja dan pimpinan lima DPR, ” ujar Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto di depan kediaman Megawati Soekarnoputri, Jl Teuku Umar, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (9/5/2019).

UU MD3 saat ini mengatur pimpinan DPR secara proporsional sesuai urutan kursi di parlemen. Dari hitung cepat, PDIP berhasil kembali menjuarai Pileg 2019 dan diprediksi memperoleh 133 kursi. Di bawah PDIP, lalu ada Golkar, Gerindra, NasDem, dan Demokrat yang diprediksi akan mendapat jatah kursi pimpinan DPR karena masuk 5 besar.

Dari 5 parpol yang kemungkinan besar dapat jatah pimpinan DPR itu, 4 merupakan gabungan dari Koalisi Indonesia Kerja (KIK) pengusung Jokowi-Ma’ruf Amin. Hanya Gerindra yang merupakan pengusung Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.

Bacaan Lainnya

“Dengan MD3 terbaru pimpinan DPR 4 dari (Koalisi) Indonesia Kerja dan 1 Gerindra, ini hasil pilihan rakyat, PDIP siap kerja sama dengan Gerindra sekalipun,” ucap Hasto.

PDIP pun merasa bersyukur karena sudah dua kali berturut-turut berhasil menjadi pemenang Pemilu. Hasto lalu berbicara soal banyaknya serangan kepada partainya dan juga pasangan calon yang diusungnya.

“Serangan fitnah terhadap Pak Jokowi-Ma’ruf Amin dan PDIP ternyata PDIP dipercaya rakyat untuk memenangkan pemilu dan ini tanggung jawab yang sangat besar, merupakan amanah dari rakyat yang harus kami gunakan sebaik baiknya agar kekuasaan yang didapat dari rakyat ini tidak mentolerir terhadap pelaku korupsi dan digunakan dengan seluruh jiwa kerakyatan untuk membangun Indonesia Raya bersama Pak Jokowi,” urainya.

Kubu Jokowi-Ma’ruf tengah bersukacita atas perolehan suara pasangan nomor urut 01 itu. Jokowi-Ma’ruf disebut sudah mendapat 80 juta suara, meski rekapitulasi masih berlangsung.

“Bukan klaim tapi hasil rekapitulasi berjenjang yang kami lakukan berdasar dokumen otentik C1 plano, dengan 80 juta suara masuk, Pak Jokowi menang sedikit di atas 56 persen, itu adalah modal yang baik didukung DPR RI lebih dari 60,7 persen,” sebut Hasto.

Sekretaris Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma’ruf Amin menyebut suara Jokowi-Ma’ruf dengan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno sudah berbeda signifikan. Hasto mengatakan, jaraknya sudah di atas 14 juta suara.

“Perbedaan signifikan di atas 14 juta, kuatnya legitimasi dukungan rakyat, semua partai akan kawal dengan baik, pileg dan presiden senafas sebangun. Nggak bisa mengatakan pileg kurang garam lalu pilpres terlalu manis, semua harus dalam satu penilaian, penyelenggara pemilu sama pengawas pemilu sama,” ucapnya.

Hasto juga mengimbau semua pihak untuk taat aturan. Masyarakat Indonesia diharapkan percaya terhadap KPU dan Bawaslu sebagai penyelenggara pemilu.

“Makanya jangan sampai kedepankan ujaran menghasut rakyat, mengatakan pemilu curang karena semua bisa dipertanggungjawabkan,” tegas Hasto.

Koalisi Jokowi pun akan terus melakukan konsolidasi. Hasto kembali mengatakan pihaknya akan mendekati Gerindra untuk mengajak kerja sama.

“Nanti kita lanjutkan, kita akan buka dialog dengan Gerindra,” tutup dia. (mb/detik)

Pos terkait