KPAI Sebut Anak-anak Ikut Aksi 22 Mei Atas Arahan Guru Ngaji

Metrobatam, Jakarta – Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) menyebut keberadaan anak-anak dalam aksi di depan kantor Bawaslu, Jakarta, pada 22 Mei lalu karena arahan guru ngaji. Sejauh ini, ada 52 anak yang diduga terlibat dalam kerusuhan pasca-aksi.

KPAI menyatakan hal tersebut berdasarkan hasil identifikasi sementara terhadap 52 anak yang kini ditempatkan di Balai Rehabilitasi Sosial Anak yang Memerlukan Perlindungan Khusus (BRSAMPK) Handayani, Jakarta.

“Memang dari hasil koordinasi ya cukup variatif. Ada yang memang diajak, ada yang atas arahan dari guru diduga guru ngaji,” ucap Ketua KPAI Susanto di kantornya, jakarta, Senin (27/5).

Susanto mengatakan anak-anak yang terlibat aksi juga terpengaruh oleh teman sebayanya. Menurut Susanto, lingkungan memiliki pengaruh yang cukup besar hingga kemudian anak-anak ikut dalam aksi.

Bacaan Lainnya

Susanto mengatakan pihaknya masih terus mendalami faktor yang membuat anak-anak terlibat dalam kerusuhan, termasuk soal ajakan dari guru mengaji.

“Tetapi bahwa varian-varian pemicunya tadi sudah kami sampaikan,” ucap Susanto.

Susanto lantas mengimbau kepada guru dan tokoh agama agar tidak melibatkan anak-anak dalam kegiatan yang bernuansa politik. Dia menegaskan bahwa anak-anak dilarang terlibat dalam kegiatan politik.

“KPAI mengimbau kepada seluruh pihak termasuk tokoh agama, khatib, agar tidak mengajak anak-anak untuk ikut kegiatan politik apapun, terutama yang mengarah kepada penyalahgunaan kegiatan politik,” ujar Susanto.

Sejauh ini, kepolisian menangkap 452 orang yang diduga terlibat dalam kerusuhan di depan kantor Bawaslu, Jakarta. Dari jumlah tersebut, Kemensos mengaku kini menampung 52 anak-anak.

Mereka ditempatkan di Balai Rehabilitasi Sosial Anak yang Memerlukan Perlindungan Khusus (BRSAMPK) Handayani, Jakarta. Hal itu diutarakan Direktur Rehabilitasi Sosial Anak Kementerian Sosial Kanya Eka Santi.

Anak-anak yang ditampung Kemensos tersebut berasal dari berbagai daerah. Di antaranya Banten, Ciamis, Bogor, Tasikmalaya, Lampung dan Jakarta.

“Ada yang dari luar daerah tapi enggak banyak. Beberapa dari Jakarta juga dan umurnya 14 sampai 17 tahun,” ujar Santi. (mb/cnn indonesia)

Pos terkait